Populasi dan Sampel Prosedur Penelitian
35
1. Perencanaan Planning
Rencana merupakan tahapan awal yang dilakukan guru sebelum melaksanakan sesuatu. Diharapkan rencana tersebut berpandangan ke depan,
serta fleksibel untuk menerima efek-efek yang tak terduga dann dengan rencana tersebut secara dini dapat menguasai hambatan. Perencanaan yang
baik dapat mempermudah unutk mengatasi kesulitan da mendorong para praktisi tersebut untuk bertindak dengan lebih efektif. Sebagai bagian dari
perencanaan, partisipan harus bekerja sama dalam diskusi untuk membangun suatu kesamaan bahasa dalam menganalisis dan memperbaiki pengertian
maupun tindakan mereka dalam situasi tertentu. Pada siklus I ditargetkan siswa yang tuntas Kriteria Ketuntasan Minimal KKM sebanyak 80 dari
sejumlah siswa sebanyak 31 siswa. Apabila jumlah siswa yang ditargetkan tersebut belum memenuhi, maka tindakan akan dilakukan pada siklus II.
2. Tindakan Action
Tindakan ini merupakan penerapan dari perencanaan yang telah dibuat yang dapat berupa suatu penerapan model pembelajaran tertentu yang
bertujuan untuk memperbaiki atau menyempurnakan model yang sedang dijalankan. Tindakan tersebut dapat dilakukan oleh orang yang terlibat
langsung dalam pelaksanaan suatu model pembelajaran yang hasilnya akan dipergunakan untuk penyempurnaan pelaksanaan tugas.
36
3. Pengamatan Observation
Pengamatan ini berfungsi untuk melihat dan mendokumentasikan pengaruh-pengaruh yang diakibatkan oleh tindakan dalam kelas. Hasil
pengamatan ini merupakan dasar dilakukannya refleksi sehingga pengamatan yang dilakukan harus dapat menceritakan keadaan yang sesungguhnya. Pada
tahap pengamatan, hal-hal yang perlu dicatat adalah penilaian siswa terhadap hasil hasil belajar melalui model Explicit Instruction.
4. Refleksi Reflection
Releksi meliputi
kegiatan: analisis,
sintesis, penafsiran
penginterpretasian, menjelaskan dan menyimpulkan. Hasil dari refleksi adalah diadakannya revisi terhadap perencanaan yang telah dilaksanakan,
yang akan dipergunakan untuk memperbaiki kinerja pada pertemuan selanjutnya. Dengan demikian, penelitian tindakan dapat dilaksanakan dalam
sekali pertemuan karena hasil refleksi membutuhkan waktu untuk melakukannya sebagai planning untuk siklus selanjutnya. Berdasarkan
perencanaan pada siklus I, bila target tercapai maka tindakan dianggap cukup. Bila siklus II target yang ditetapkan sudah melebihi 80, maka
tindakan dianggap cukup hanya sampai pada siklus II.
37