Gambar 4. Diagram Metode Mengajar Visual Data
tersebut kemudian
digolongkan ke
dalam kategori
kecenderungan metode mengajar visual. Untuk mengetahui kecenderungan masing-masing skor variabel yang digunakan skor ideal dari subjek
penelitian sebagai kriteria perbandingan.Perbandingan rerata data hasil penelitian dengan rerata skor ideal dapat digunakan untuk mengetahui
kecenderungan skor variabel yang dimaksud. Tabel 20. Kategori Kecenderungan Metode Mengajar Visual
No. Interval
Kategori
1. x
≥ 18 + 1.4 Tinggi
2. 18 + 1.4 x
≥ 18 Cukup
3. 18 x
≥ 18 – 1.4 Kurang
4. x 18
– 1.4 Rendah
Nilai pencapaian metode mengajar guru SMK PIRI 1 Yogyakarta Program Keahlian Teknik Kendaraan Ringan ditinjau dari dari aspek
Metode mengajar Visual dengan responden siswa dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 21 .
Nilai Pencapaian Kualitas Metode Mengajar Visual
Jumlah Responden
Jumlah Soal
Total Skor NPK
Keterangan
124 6
2759 22,25
Tinggi Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa Metode mengajar
visual Guru SMK PIRI 1 Yogyakarta Program Keahlian Teknik Kendaraan Ringan ditinjau dari Metode mengajar Visual termasuk dalam kategori
tinggi sesuai dengan nilai pencapaian kualitas sebesar 22,25.
b. Metode Mengajar Auditori
Data metode mengajar auditori dideskripsikan berdasarkan data angket sebanyak 6 butir dengan jumlah responden 124 siswa. Berdasarkan perhitungan
dengan program komputer SPSS 16.0 for Windows diperoleh perhitungan Mean rata-rata, Median, Modus, Standar Deviasi, Varian, Range, Minimum, dan
Maksimum sebagai berikut. Tabel 22. Perhitungan Deskripsi Metode mengajar Auditori
N Mean
Median Modus
Std. Dev Varian
Range Min
Maks Jumlah
Valid Gugur
124 19,70
20,0 20,0
3,20 10,24
15,0 12,0
27,0 2444
Berdasarkan tabel diatas, dapat diperoleh hasil bahwa harga rata-rata mean sebesar 19,71; nilai tengah median sebesar 20; nilai paling banyak
diperoleh mode sebesar 20. Data tersebut memiliki standard deviation penyimpangan baku sebesar 3,2; nilai minimum sebesar 12; nilai maksimum
sebesar 27 dan memiliki tingkat penyebaran data variance sebesar 10,24. Jumlah skor keseluruhan sebesar 2444.
Ketika menentukan jumlah kelas interval digunakan rumus K = 1 + 3,3 log n, dimana n adalah jumlah populasi yang diteliti yaitu sejumlah 124
responden. K = 1 + 3,3 log 124
K = 1 + 3,3 2,09 K = 1 + 6,90; K = 7,90 dibulatkan menjadi K = 8
Kelas interval yang diperoleh sebanyak 8 kelas interval. Rentang data adalah nilai terbesar dikurangi nilai terkecil 27
– 12 = 15. Panjang kelas didapatkan dari rentang dibagi jumlah kelas 15 : 8 = 1,875, dan dibulatkan
menjadi 2. Tabel 23. Distribusi Frekuensi Metode Mengajar Auditori
No. Interval
Frekuensi Nilai Absolute
Relatif Komulatif
1. 12
– 13 4
3,2 3,2
2. 14
– 15 6
4,8 8,1
3. 16
– 17 19
15,3 23,4
4. 18
– 19 31
25 48,4
5. 20
– 21 33
26,6 75,0
6. 22
– 23 11
8,8 83,9
Bersambung . . .
Sambungan hal 79 7.
24 – 25
12,1 12,1
96,0 8.
26 – 27
4,0 4
100
Total 124
100 Penyebaran skor berdasarkan tabel distribusi frekuensi diatas
menunjukan bahwa 4 responden berada pada interval skor 12 – 13 3,2; 6
responden berada pada interval skor 14 – 15 4,8; 19 responden berada pada
interval skor 16 – 17 15,3; 31 responden berada pada interval skor 18 – 19
25; 33 responden berada pada interval skor 20 – 21 26,6; 11 responden
berada pada interval skor 22 – 23 8,8; 15 responden berada pada interval
skor 24 – 25 12,1; dan 5 responden berada pada interval skor 26 – 27 4;.
Model visual penyebaran skor dari tabel diatas dapat dilihat pada Diagram berikut ini.
Gambar 5. Diagram Metode Mengajar Auditori