19,4; 37 responden berada pada interval skor 33 – 35 29,9; 23 responden
berada pada interval skor 36 – 38 7,5; dan ; 23 responden berada pada
interval skor 39 – 41 9,6; dan 7 responden berada pada interval skor 42 – 43
5,6. Model visual penyebaran skor dari tabel diatas dapat dilihat pada Diagram berikut ini.
Gambar 3. Diagram Batang Distribusi Frekuensi Gaya Belajar Kinestetik Data tersebut kemudian digolongkan ke dalam kategori kecenderungan
gaya belajar kinestetik keseluruhan. Untuk mengetahui kecenderungan masing- masing skor variabel yang digunakan skor ideal dari subjek penelitian sebagai
kriteria perbandingan. Perbandingan rerata data hasil penelitian dengan rerata skor ideal dapat digunakan untuk mengetahui kecenderungan gaya belajar siswa.
Tabel 15. Kategori Kecenderungan Gaya Belajar Siswa
No. Interval
Kategori
1. x ≥ 27 +1. 6
Tinggi 2.
27 + 1.6 x ≥ 27
Cukup 3.
27 x 27 – 1.6
Kurang 4.
x 27 – 1.6
Rendah Nilai pencapaian kualitas gaya belajar kinestetik SMK PIRI 1
Yogyakarta Program Keahlian Teknik Kendaraan Ringan ditinjau dari aspek keseluruhan dengan responden 124 siswa dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 16. Nilai Pencapaian Gaya Belajar Kinestetik
Jumlah Responden
Jumlah Soal
Total Skor NPK
Keterangan
124 27
4175 33,67
Tinggi Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa gaya belajar kinestetik
siswa SMK PIRI 1 Yogyakarta Program Keahlian Teknik Kendaraan Ringan ditinjau dari dari keseluruhan aspek dalam kategori tinggi sesuai dengan nilai
pencapaian kualitas sebesar 33,67.
2. Metode Mengajar Guru
Data metode mengajar guru Kelas X Program Keahlian Teknik Kendaraan Ringan SMK PIRI 1 Yogyakarta diperoleh dari instrumen berupa angket.
Kuesioner metode mengajar guru memiliki tiga aspek yang diteliti yaitu metode mengajar visual, metode mengajar auditori dan metode mengajar kinestetik.
Tabulasi data merupakan pemberian skor pada setiap alternatif jawaban yang diberikan oleh responden sesuai dengan bobot yang telah ditetapkan. Setiap
pernyataan memiliki 5 kriteria jawaban dengan pemberian skor dimulai dari 1, 2, 3, 4, dan 5.
Instrumen penelitian untuk aspek metode mengajar visual, metode mengajar auditori dan metode mengajar kinestetik memiliki jumlah butir valid sebanyak 6
butir sehingga diperoleh skor ideal tertinggi masing-masing metode mengajar adalah 6 x 5 = 30 dan skor ideal terendah adalah 6 x 1 = 6. Mean ideal
̅
i adalah 12 30+6 = 18 dan SD Ideal SDi = 16 30 - 6 = 4.
Kecenderungan metode mengajar guru dapat dilihat dari jumlah nilai skor yang paling tinggi. Namun tidak menutup kemungkinan ada siswa yang
memberikan skor sama dan hampir sama dengan toleransi skor 2 dari skor tertinggi.
Tabel 17. Skor Metode Mengajar Guru Metode Mengajar
Visual Metode Mengajar
Auditori Metode Mengajar
Kinestetik Total skor
2759 2444
2336 Presentase
74,17 65,70
62,80 Berdasarkan skor metode mengajar guru diatas menunjukan metode
mengajar yang dimiliki oleh guru mata pelajaran produktif Kelas X Program Keahlian Teknik Kendaraan Ringan SMK PIRI 1 Yogyakarta sebagai berikut.
Sebagian besar siswa Kelas X Program Keahlian Teknik Kendaraan Ringan SMK PIRI 1 Yogyakarta menilai bahwa guru Kelas X pelajaran produktif
mengajar dengan metode mengajar visual dengan total skor 2759 atau 74,17, metode mengajar auditori 2444 atau 65,70 dan metode mengajar kinestetik
2336 atau 62,80.
Dari 124 responden 99 siswa atau 79,83 menilai guru cenderung mengajar dengan metode mengajar visual, 11 atau 8,87 siswa menilai guru cenderung
mengajar dengan metode mengajar auditori, dan 2 siswa atau 1,6 siswa menilai guru cenderung mengajar dengan metode mengajar kinestetik. lihat
lampiran halaman 127 Dari data diatas ditemukan ada beberapa responden yang memberi skor sama
antara metode mengajar visual, auditori dan kinestetik sebagai berikut. Ada 5 siswa atau 4,03 menilai guru cenderung mengajar dengan metode mengajar
V-A, ada 3 siswa atau 2,42 menilai guru cenderung mengajar dengan metode mengajar V-K, ada 1 siswa atau 0.80 menilai guru cenderung mengajar
dengan metode mengajar V-A dan 2 siswa atau 1,6 menilai guru cenderung mengajar dengan metode mengajar V-A-K. lihat lampiran halaman 127
Data diatas ditemukan ada beberapa responden yang memberi skor hampir setara dengan selisih skor 2. Ini menunjukan adanya kecenderungan variasi
metode mengajar yang dimiliki guru seperti gabungan metode mengajar visual dengan metode mengajar auditori V-A, metode mengajar visual dengan
metode mengajar kinestetik V-K, metode mengajar auditori dengan metode mengajar kinestetik A-K atau gabungan dari ketiganya metode mengajar visual
auditori kinestetik V-A-K. Ada 17 siswa atau 13,7 yang menilai guru cenderung mengajar dengan kombinasi metode mengajar V-A, 3 atau 2,41
siswa menilai guru cenderung mengajar dengan kombinasi metode mengajar V-