Hubungan antara Jenis Kelamin dengan Kesediaan Membayar

54

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN

6.1. Hubungan antara Karakteristik Responden dengan Kesediaan Membayar Beras Analog

Penelitian ini menganalisis apakah terdapat hubungan antara karakteristik responden seperti jenis kelamin, usia, status pernikahan, jumlah anggota keluarga, tingkat pendidikan, pekerjaan, dan pendapatan dengan kesediaan responden membayar beras analog. Nilai Chi-Square didapatkan dari tabulasi silang yang diolah dengan menggunakan SPSS. Adapun ringkasan hasil uji Chi-Square karakteristik responden dengan kesediaan membayar beras analog dapat dilihat pata Tabel. 4 berikut: Tabel 4. Hasil Uji Chi-Square Karakteristik Responden dengan Kesediaan Membayar Variabel Chi-Square Test Korelasi Value Asymp.Sig. 2-sided Jenis kelamin Kesediaan membayar 0,463 0,496 Tidak Signifikan Usia Kesediaan membayar 0,719 0,982 Tidak Signifikan Status pernikahan Kesediaan membayar 7,149 0,67 Signifikan Jumlah anggota keluarga Kesediaan membayar 0,763 0,382 Tidak Signifikan Tingkat pendidikan Kesediaan membayar 2,129 0,345 Tidak Signifikan Pekerjaan Kesediaan membayar 1,840 0,871 Tidak Signifikan Pendapatan Kesediaan membayar 10,510 0,033 Signifikan Sumber : Data Primer, diolah 2012

6.1.1. Hubungan antara Jenis Kelamin dengan Kesediaan Membayar

Jumlah responden laki-laki yang bersedia membayar beras analog berjumlah 23 responden, dan yang tidak bersedia berjumlah 7 responden. Sedangkan responden perempuan yang bersedia membayar berjumlah 49 responden dan tidak bersedia sebanyak 28 responden. Persentase responden yang bersedia membayar beras analog memang lebih didominasi oleh perempuan dibanding laki-laki. Hal ini disebabkan karena perempuan cenderung ingin coba- coba dan lebih konsumtif. Selain itu, pada umumnya perempuan merupakan 55 pengambil keputusan dalam konsumsi rumah tangga, terutama pangan pokok. Daulay 2012 menyatakan bahwa perempuan lebih memahami masalah-masalah yang berkaitan dengan konsumsi keluarga dan pengambil keputusan dalam pembelian mie instan sayur di Serambi Botani dibanding laki-laki. Selanjutnya, Radam et al. 2010 juga menyatakan bahwa perempuan lebih sadar kesehatan dibandingkan dengan laki-laki saat ini. Namun, ternyata jenis kelamin tidak dapat mewakili kesediaan membayar. Berdasarkan output hasil uji Chi-Square pada Lampiran 1. nilai Asymp. Sig 2- sided lebih besar dari taraf nyata yang digunakan 0,4960,10. Maka dapat diambil kesimpulan bahwa tidak terdapat hubungan antara jenis kelamin dengan kesediaan membayar beras analog. Berdasarkan pengamatan di lapang, meskipun responden perempuan lebih bersedia membayar beras analog, namun dalam kesediaan membayarnya responden perempuan memiliki banyak pertimbangan dan membandingkannya dengan beras-beras sehat yang lain seperti beras organik, beras merah, dan lain-lain. Berbeda dengan responden laki-laki yang mengaku tidak akan segan-segan membayar suatu produk jika produk tersebut memang memiliki manfaat lebih. Namun, karena beras analog merupakan produk baru yang belum dikenal masyarakat luas, membuat responden laki-laki belum memiliki gambaran mengenai beras analog baik dari segi keunggulan, manfaat yang didapat jika mengonsumsi, maupun kualitas beras analog.

6.1.2. Hubungan antara Usia dengan Kesediaan Membayar