35 �
= Banyak objek pada kolom ke-i = Frekuensi harapan di bawah H
pada sel ke-ij =
� �
Statistik �
2 ℎ �
menyebar mengikuti sebaran Chi-Square �
2
dengan derajat bebas df sebesar b-1k-1. Pada output SPSS, tersaji informasi
Asymp.Sig 2-sided, yakni besarnya peluang sebaran �
2 =
�−1 −1
yang lebih besar dari
�
2 ℎ �
. Untuk taraf nyata dan df = b-1k-1, dari tabel Chi-Square
diperoleh nilai �
2 = �−1 −1
. Apabila nilai �
2 ℎ �
�
2 = �−1 −1
, atau Asymp.Sig2-sided
maka disimpulkan tolak H
0.
Artinya, kedua variabel berkorelasi signifikan pada taraf nyata .
Pada penelitian ini, uji Chi-Square dilakukan untuk melihat korelasi antara karakteristik responden dengan kesediaan membayar beras analog. Adapun
hipotesis yang digunakan: H
= Tidak terdapat hubungan antara karakteristik responden dengan kesediaan membayar beras analog
H
1
= Terdapat hubungan antara karakteristik responden dengan kesediaan membayar beras analog
Karakteristik responden yang akan diuji terdiri dari jenis kelamin, usia, status pernikahan, jumlah anggota keluarga, tingkat pendidikan, pekerjaan, dan
pendapatan. Kriteria uji digunakan dengan melihat nilai Asymp.Sig2-sided dengan taraf nyata
α=5. Adapun kriteria uji yang digunakan sebagai berikut: a.
Tolak H = Asymp.Sig2-sided
α, maka terdapat hubungan antara karakteristik responden yang diuji dengan kesediaan membayar beras analog.
b. Terima H
= Asymp.Sig2-sided α, maka tidak terdapat hubungan antara
karakteristik responden yang diuji dengan kesediaan membayar beras analog.
4.6.2. Analisis Willingness to Pay Beras Analog
Analisis Willingness to Pay beras analog dalam penelitian ini menggunakan pendekatan metode Contingent Valuation Method CVM.
Pendekatan ini merupakan pendekatan yang menanyakan secara langsung kepada pengunjung Serambi Botani berapa besarnya nilai maksimum yang bersedia
dibayarkan untuk beras analog. Adapun tahapan yang dilakukan sebagai berikut: 1.
Membuat Hipotesis Pasar
36 Dalam penelitian ini pasar hipotesis dibentuk atas dasar isu ketahanan
pangan, yaitu suatu pasar yang menawarkan alternatif pangan sebagai upaya diversifikasi pangan. Responden sebelumnya telah menjawab pertanyaan-
pertanyaan mengenai identitas responden dan responden juga ditanyakan mengenai konsumsi beras konvensional, kepedulian terhadap diversifikasi
pangan, preferensi pangan sumber karbohidrat, dan pengetahuan beras analog. Untuk membentuk pasar hipotesis, terlebih dahulu responden diminta
untuk mendengarkan atau membaca suatu pernyataan dimana beras analog berpotensi sebagai alternatif pangan pokok masyarakat, sehingga berperan
dalam perbaikan lingkungan yaitu penyuksesan program diversifikasi pangan. Pasar hipotesis dibuat dengan skenario sebagai berikut:
Jika dengan adanya isu ketahanan pangan mengakibatkan Anda peduli terhadap diversifikasi pangan dan ingin mengurangi konsumsi beras, Anda
diberikan solusi dengan adanya Beras Analog yang diproduksi oleh F- Technopark Fateta IPB dan akan dipasarkan di Serambi Botani, Botani
Square, Bogor. Beras analog merupakan alternatif pangan berbahan baku tepung pangan lokal yang didesain menyerupai bentuk beras sehingga tidak
mengubah kebiasaan masyarakat yang terbiasa mengonsumsi beras konvensional. Beras analog ini tidak hanya aman untuk dikonsumsi, namun
juga terbukti lebih sehat karena memilki Indeks Glikemik yang lebih rendah dan juga dapat dimodifikasi sesuai kebutuhan gizi seperti menaikkan kadar
protein, serat, dan antioksidan dengan menyesuaikan bahan baku. Selain itu, beras analog dibuat dari bahan pangan lokal sehingga dapat
meningkatkan kearifan pangan lokal. Dari segi penyajiannya, beras analog lebih praktis karena pada saat memasak tidak perlu dicuci terlebih dahulu
seperti beras konvensional. Pengonsumsian beras analog bertujuan dapat menurunkan konsumsi beras yang pada akhirnya berperan dalam perbaikan
lingkungan yaitu mendukung program diversifikasi pangan. Oleh karena itu, Serambi Botani ingin mengetahui kesediaan masyarakat untuk membayar
beras analog sesuai dengan manfaat yang dimiliki jika mengonsumsi beras analog tersebut. Bersediakah atau tidak Anda untuk membayar beras
37 analog dengan harga Rp 20.000,00 per 800 gram? Berapa besar biaya
maksimum yang bersedia Anda bayarkan untuk beras analog tersebut? 2.
Mendapatkan Nilai Lelang Bids Tahap ini dilakukan melalui survei langsung dengan menggunakan
kuesioner. Tujuan dari survei ini adalah untuk mendapatkan nilai maksimum yang ingin dibayarkan Willingness to Pay responden terhadap beras
analog. Nilai lelang ini didapatkan dengan teknik permainan lelang bidding game dimana responden diberi pertanyaan berulang-ulang tentang
keinginan membayar beras analog sejumlah harga tertentu. Nilai awal starting point yang diambil dalam permainan lelang ini yaitu nilai harga
yang akan ditetapkan jika beras analog sudah dipasarkan di serambi Botani dengan harga Rp. 20.000,00 per 800 gram. Setelah itu, dilihat respon yang
diberikan responden, jika responden merasa tidak bersedia dengan harga tersebut, nilai harga bisa diturunkan sampai nilai harga tertentu
disepakati, begitu juga sebaliknya. 3.
Menghitung Rataan WTP Nilai ini dihitung berdasarkan nilai lelang yang diperoleh pada tahap
sebelumnya. Dugaan rataan WTP dapat dihitung dengan rumus: =
.
� =0
Keterangan : EWTP = Dugaan nilai rataan WTP Rp
Wi = Nilai WTP ke-i Rp
Pfi = Frekuensi relatif kelas WTP ke-i
n = jumlah kelas WTP
i = responden ke-
i i = 1,2,…,n 4.
Memperkirakan Kurva Lelang Bid Curve Kurva lelang bid curve diperoleh dengan meregresikan WTP sebagai
variabel tidak bebas dependent variable dengan beberapa variabel bebas independent variable. Pada penelitian ini, kurva lelang WTP beras analog
didapatkan dengan persamaan:
38 WTP = f JK, USIA, PDDKN, PNKHN,JAK, PKRJN, PDPTN, KONV,
DIVER, KARBO, ANLG Keterangan :
WTP = Nilai WTP responden
JK = Jenis kelamin
USIA = Usia
PDDKN = Tingkat pendidikan PNKHN = Status pernikahan
JAK = Jumlah anggota keluarga
PKRJN = Pekerjaan PDPTN = Pendapatan per bulan
KONV = Konsumsi beras konvensional DIVER = Tingkat kepedulian diversifikasi pangan
KARBO = Preferensi konsumsi pangan sumber karbohidrat ANLG = Pengetahuan mengenai beras analog
5. Mengagregatkan Data
Proses ini melibatkan konversi data rataan sampel ke rataan populasi secara keseluruhan. Salah satu cara untuk mengonversi ini adalah mengalikan
rataan sampel dengan jumlah rumah tangga dalam populasi. TWTP = EWTP.Ni
Keterangan : TWTP = Total WTP Rp
EWTP = Dugaan atau rataan WTP Rp Ni
= Populasi orang
4.6.3. Analisis Regresi Berganda