Hipotesis Penelitian Definisi Operasional

membicarakan masalah radio komunitas atau masalah sosial lainnya dalam satu minggu terakhir pada saat penelitian dikategorikan menjadi dua, yaitu: i. Rendah = 1 – 4 kali ii. Tinggi = 5 – 7 kali 1.2. Kekosmopolitan adalah kemampuan dan keterbukaan petani dalam menerima dan mencari informasi atau ide-ide baru yang berhubungan dengan berbagai sumber informasi dari berbagai hal kehidupannya ataupun mengenai radio komunitas di dalam maupun di luar sistemnya dalam satu bulan terakhir pada saat penelitian. Peubah ini diukur dengan frekuensi petani bepergian ke luar desa untuk mencari informasi mengeni radio komunitas dikategorikan menjadi dua, yaitu: i. Lokalit adalah kemampuan petani mencari atau mendapatkan sumber informasi maupun kepergian mereka di tingkat RT, RW, dan desa. ii. Kosmopolit adalah kemampuan petani mencari atau mendapatkan sumber informasi dari luar sistem maupun kepergian mereka ke luar desa. 1.3. Frekuensi bertemu dengan penyuluh adalah jumlah kali petani bertemu dengan penyuluh untuk mendapatkan informasi mengenai pertanian dan atau radio komunitas dikategorikan menjadi dua, yaitu: i. Tidak pernah ii. Pernah = ≥ 1 kali 1.4. Keterdedahan media massa lain adalah tingkat keterbukaan petani terhadap media massa seperti radio selain radio komunitas, koran, dan televisi dalam memperoleh sumber informasi tentang fungsi radio komunitas pada satu minggu terakhir saat penelitian, dikategorikan sebagai berikut: a. Radio selain radio komunitas i. Frekuensi mendengarkan radio selain radio komunitas dikategorikan menjadi dua, yaitu tidak pernah dan pernah ≥ 1 kali. ii. Lama mendengarkan radio selain radio komunitas dikategorikan menjadi dua, yaitu sebentar 0,5 jam dan lama 0,6 – 1 jam. b. Koran i. Frekuensi membaca koran dikategorikan menjadi dua, yaitu tidak pernah dan pernah ≥ 1 kali. ii. Lama membaca koran dikategorikan menjadi dua, yaitu sebentar 0,5 jam dan lama 0,6 – 1 jam. c. Televisi i. Frekuensi menonton televisi dikategorikan menjadi dua, yaitu tidak pernah dan pernah ≥ 1 kali. ii. Lama menonton televisi dikategorikan menjadi dua, yaitu sebentar 1 jam dan lama 2 – 3 jam. 1.5. Keterdedahan radio komunitas adalah tingkat keterbukaan petani terhadap radio komunitas dalam memperoleh sumber informasi tentang fungsi radio komunitas. Peubah ini dapat diukur dengan beberapa indikator, yakni frekuensi dan lama mendengarkan radio komunitas. a. Frekuensi mendengarkan radio komunitas adalah jumlah kali petani mendengarkan radio komunitas dalam satu minggu terakhir pada saat penelitian dikategorikan menjadi dua, yaitu: i. Rendah = 1 – 3 kali ii. Tinggi = 4 – 7 kali b. Lama mendengarkan radio komunitas adalah jumlah rata-rata waktu jamhari petani mendengarkan radio komunitas dalam satu minggu terakhir pada saat penelitian dikategorikan menjadi dua, yaitu: i. Sebentar = 2,25 jam ii. Lama = 2,26 – 4 jam 2. Pemahaman terhadap fungsi radio komunitas adalah pernyataan atau jawaban petani tentang pemahaman terhadap fungsi radio komunitas yang meliputi komunikasi internal, sarana pendidikan umum dan agama, serta ruang publik. Peubah ini dapat diukur dengan beberapa indikator antara lain: 2.1. Fungsi komunikasi internal adalah radio komunitas bisa dimanfaatkan sebagai media komunikasi internal di lingkungan komunitas. Fungsi komunikasi internal terdiri dari 1 radio komunitas bisa dimanfaatkan untuk saling berbagi informasi sesama petani, 2 untuk memberi pengumuman dari RT atau RW, 3 untuk memberikan informasi atau pengumuman kepada warga, dan 4 memberikan informasi, pengumuman, ceramah kepada warga. Fungsi komunikasi internal dikategorikan menjadi dua, yaitu: i. Rendah = 1 – 2 pernyataan ii. Tinggi = 3 – 4 pernyataan 2.2. Fungsi sarana pendidikan umum dan agama adalah radio komunitas bisa dimanfaatkan untuk menyiarkan pendidikan umum dan agama bagi komunitasnya. Fungsi sarana pendidikan umum dan agama terdiri dari: 1 radio komunitas bisa digunakan untuk memberikan informasi penyuluhan pertanian bagi warga dusun atau desa, 2 memberikan informasi mengenai kebersihan, 3 memberikan informasi mengenai keagamaan, 4 memberikan ceramah dan atau siraman rohani oleh pemuka agama, dan 5 menyiarkan pengajian warga dusun atau desa. Fungsi sarana pendidikan umum dan agama dikategorikan menjadi dua, yaitu: i. Rendah = 1 - 3 pernyataan ii. Tinggi = 4 - 5 pernyataan 2.3. Fungsi ruang publik adalah radio komunitas bisa dimanfaatkan untuk tempat berdiskusi, menyampaikan saran atau kritik dari warga. Fungsi ruang publik terdiri dari: 1 radio komunitas bisa digunakan untuk mencurahkan keluh kesah warga, 2 untuk memberikan saran atau kritik mengenai kinerja aparat desa, 3 untuk berdialog interaktif dengan aparat desa, 4 untuk berdialog interaktif dengan penyuluh, dan 5 untuk kampanye atau pengenalan calon ketua RT dan RW maupun pak dusun. Fungsi ruang publik dikategorikan menjadi dua, yaitu: i. Rendah = 0 - 2 pernyataan ii. Tinggi = 3 - 5 pernyataan

BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Desain Penelitian

Penelitian ini didesain sebagai penelitian survai dengan tipe explanatory atau confirmatory research. Penelitian explanatory merupakan jenis penelitian yang menyoroti hubungan antar peubah-peubah penelitian dan menguji hipotesa yang telah dirumuskan sebelumnya Singarimbun dan Efendy 2006. Pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif dengan didukung data kualitatif seperti catatan lapang dan wawancara mendalam antara peneliti dengan petani. Pendekatan kuantitatif digunakan untuk mencari informasi faktual secara detail tentang hal-hal yang sedang menggejala dan mengidentifikasi masalah-masalah atau untuk mendapatkan justifikasi keadaan dan kegiatan- kegiatan yang sedang berjalan.

3.2. Lokasi

dan Waktu Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret hingga April 2011. Penelitian ini dilakukan di Dusun Ngrandu dan Dusun Tegawanu, Desa Kaliagung, Kecamatan Sentolo, Kabupaten Kulon Progo. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja purposive dengan alasan: a lokasi Dusun Ngrandu dan Dusun Tegawanu adalah dusun yang radiusnya dekat dengan stasiun Radio Komunitas Petani Trisna Alami, b penduduk Dusun Ngrandu dan Dusun Tegawanu sebagian besar bermatapencaharian sebagai petani.

3.3. Teknik Pengambilan Sampel

Populasi dalam penelitian adalah anggota kelompok tani pendengar Radio Komunitas Petani Trisna Alami. Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan cara pengambilan sampel acak sederhana, dimana tiap sampel yang berukuran sama memiliki suatu kesempatan sama untuk terpilih dari populasi. Sampling acak sederhana dapat dilakukan setelah kerangka sampling dibuat dengan benar. Kemudian dibuatlah daftar nama seluruh anggota kelompok tani pendengar radio komunitas yang terpilih itu. Dari kerangka sampling tersebut, sampel yang dipilih dilakukan dengan menggunakan pola pengundian. Pemilihan petani dalam penelitian ini berdasarkan pertimbangan bahwa petani merupakan petani pendengar Radio Komunitas Petani Trisna Alami. Cara menentukan 40 sampel dari 66 populasi dihitung menggunakan Rumus Slovin. Hasan 2002 menjelaskan rumus Slovin digunakan karena ukuran populasi diketahui dan asumsi bahwa populasi berdistribusi normal. Persamaan Slovin: n = Keterangan: n = Jumlah Sampel N = Populasi E = Batas eror 10 Untuk memperoleh petani, maka ditentukan kerangka contoh sampling frame ialah Kelompok Tani Mulya dan Kelompok Tani Marsudi Bogo, Desa Kaliagung, Kecamatan Sentolo, Kabupaten Kulon Progo, Provinsi D.I Yogyakarta Lampiran 1. Petani diwawancarai sesuai dengan kuesioner yang telah disusun Informan pada penelitian ini dipilih dengan menggunakan teknik purposive yaitu memilih petani-petani yang terlibat dalam penyelenggaraan radio komunitas dan instansi yang berkaitan dengan petani yang dipercaya bisa menjadi sumber data serta mengetahui masalahnya secara mendalam. Informan dalam penelitian ini adalah pengelola radio, ketua kelompok tani, tokoh masyarakat, JRKY, dan KPID Yogyakarta serta Lesman. Informan diwawancarai dengan panduan wawancara terstruktur yang telah disusun .

3.4. Jenis Data dan Teknik Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan sekunder. Pengumpulan data primer dilakukan dengan wawancara melalui kuesioner untuk mengetahui karakateristik petani, perilaku komunikasi, dan pemahaman fungsi-fungsi radio komunitas. Data sekunder diperoleh dari Desa = 39,8 ≈ 40