Keterdedahan Saluran Komunikasi Interpersonal

Tabel 5.4 Sebaran Peubah Perilaku Komunikasi Menurut Jumlah dan Persentase di Desa Kaliagung, Tahun 2011 Peubah Perilaku Komunikasi Kategori Jumlah n Persentase Tingkat Keterdedahan saluran komunikasi interpersonal Rendah 18 45,0 Tinggi 22 55,0 Kekosmopolitan Lokalit 16 40,0 Kosmopolit 24 60,0 Frekuensi Bertemu Penyuluh Tidak Pernah 19 47,5 Pernah 21 52,5 Tingkat Keterdedahan Media Massa Televisi Frekuensi Tidak Pernah 3 7,5 Pernah 37 92,5 Lama 1 jam 24 60,0 2 – 3 jam 16 40,0 Radio selain radio komunitas Frekuensi Tidak Pernah 15 37,5 Pernah 25 62,5 Lama 0,5 jam 27 67,5 0,6 – 1 jam 13 32,5 Koran Frekuensi Tidak Pernah 24 60,0 Pernah 16 40,0 Lama 0,5 jam 29 72,5 0,6 – 1 jam 11 27,5 Radio Komunitas Petani Trisna Alami Frekuensi Rendah 16 40,0 Tinggi 24 60,0 Lama 2,25 jam 25 62,5 2,26 – 4 jam 15 37,5 Sumber: Data Olahan Hasil Penelitian, 2011

5.4.2. Kekosmopolitan

Kekosmopolitan adalah kemampuan dan keterbukaan petani dalam menerima dan mencari informasi atau ide-ide baru yang berhubungan dengan berbagai sumber informasi dari berbagai hal kehidupannya ataupun mengenai radio komunitas di dalam maupun di luar sistemnya dalam satu bulan terakhir pada saat penelitian. Peubah ini diukur dengan frekuensi petani bepergian ke luar desa untuk mencari informasi mengeni radio komunitas dikategorikan menjadi dua, yaitu lokalit dan kosmopolit. Berdasarkan Tabel 5.4 sebanyak 40 persen petani tergolong lokalit dan 60 persen tergolong kosmopolit. Keperluan petani pergi ke luar desa tidak hanya memiliki satu keperluan saja. Keperluan petani pergi ke luar desa antara lain: berdagang, membeli barang-barang kebutuhan, mengunjungi saudara dan petani tua, ke tempat hajatan, takjiah, dan lainnya. Tempat tujuan petani pergi ke luar desa antara lain: pergi ke pasar Sentolo, kecamatan, kabupaten, provinsi, dan luar provinsi D.I Yogyakarta.

5.4.3. Frekuensi Bertemu Penyuluh

Frekuensi bertemu dengan penyuluh adalah jumlah kali petani bertemu dengan penyuluh untuk mendapatkan informasi mengenai pertanian dan atau radio komunitas dikategorikan menjadi dua, yaitu: tidak pernah dan pernah ≥ 1 kali. Sebanyak 47,5 persen petani tidak pernah bertemu dengan penyuluh dan 52,5 persen pernah bertemu dengan penyuluh. Interaksi yang dilakukan antara petani satu sama lainnya maupun dengan penyuluh lebih sering membicarakan tentang pertanian dan peternakan tidak ada yang membahas mengenai Radio Komunitas Petani Trisna Alami. Misalnya, berbicara tentang masalah panen, hasil panen padi, hama penyakit, arisan, dan perbaikan jalan desa.

5.4.4. Keterdedahan Media Massa Lain

Keterdedahan media massa adalah frekuensi dan lama menggunakan media massa televisi, radio selain radio komunitas, koran, dan Radio Komunitas Petani Trisna Alami pada satu minggu terakhir saat penelitian. Tabel 5.4 menunjukkan frekuensi menonton televisi tergolong pernah sebanyak 97,5 persen petani dengan lama rata-rata menonton televisi selama kurang dari satu jam sebanyak 60 persen. Frekuensi mendengarkan radio lain tergolong pernah sebanyak 62,5 persen petani dengan lama rata-rata kurang dari 0,5 jam sebanyak 67,5 persen. Sebanyak 40 persen petani pernah membaca koran dengan lama rata- rata membaca selama kurang dari 0,5 jam sebanyak 72,5 persen, sedangkan frekuensi mendengarkan Radio Komunitas Petani Trisna Alami tergolong tinggi sebanyak 60 persen petani dengan lama mendengarkan kurang dari 2,25 jam sebanyak 62,5 persen. Stasiun televisi yang paling banyak ditonton oleh petani adalah stasiun RCTI 40 . Sedangkan stasiun televisi yang paling sedikit ditonton oleh responden adalah stasiun TVRI dan Yogya TV masing-masing 5 persen. Responden lainnya menonton stasuin An Teve 37,5 , Tv One 20 , Metro