Pemahaman informasi atau pesan dalam proses komunikasi merupakan salah satu efek komunikasi massa. Bloom 1956, membedakan istilah
“pengetahuan” dan “pemahaman”, meskipun keduanya termasuk dalam ranah atau kawasan kognitif. Kawasan kognitif pengetahuan hanya mencakup ingatan akan
hal-hal yang pernah dipelajari dan disimpan dalam ingatan, sedangkan kawasan pemahaman mencakup kemampuan untuk makna bahan yang dipelajari.
Jadi, tahap pemahaman harus didahului oleh tahap pengetahuan. Pemahaman merupakan proses berfikir dan belajar. Dikatakan demikian
karena untuk menuju arah pemahaman perlu diikuti dengan berfikir dan belajar. Menurut Purwanto 2000 pemahaman adalah tingkatan pengetahuan yang
mengharapkan sesepetani mampu memahami arti atau konsep, situasi serta fakta yang diketahuinya. Dalam hal ini ia tidak hanya hafal secara verbalitas, tetapi
memahami konsep dari masalah atau fakta yang ditanyakan. Maka, operasionalnya dapat membedakan, mengubah, mempersiapkan, menyajikan,
mengatur, menginterpretasikan, menjelaskan, mendemonstrasikan, memberi contoh, memperkirakan, menentukan, dan mengambil keputusan.
Definisi pemahaman menurut Sudojono 1996 dalam Makfiah 2006 adalah kemampuan sesepetani untuk mengerti atau memahami sesuatu setelah
sesuatu itu diketahui dan diingat. Dengan kata lain, memahami adalah mengetahui tentang sesuatu dan dapat melihatnya dari berbagai segi. Pemahaman merupakan
kemampuan jenjang berpikir yang setingkat lebih tinggi dari ingatan dan hafalan.
2.1.6. Hasil-hasil Penelitian Terdahulu
Hasil penelitian Sudarman 2009 menunjukkan, kebijakan siaran dalam penyelenggaraan siaran sepenuhnya dikelola oleh komunitas sesuai dengan
kebutuhan. Pengembangan jaringan kelompok tani melalui media komunitas petani tidak dapat dilakukan. Faktor utama kegagalan pengembangan Jaringan
Petani Kulon Progo adalah terbatasnya jangkauan siaran. Faktor kedua tidak adanya perhatian dan koordinasi terhadap keberadaan radio komunitas yang ada.
Ketiga forum komunikasi kelompok tani jaringan tidak berfungsi. Faktor utama yang lebih dominan kegagalan media sebagai sarana pengembangan jaringan
kelompok tani lebih pada keterbatasan jangkauan siaran. Keberhasilan
pengembangan jaringan bukan disebabkan oleh keberadaan Radio Komunitas Petani Kulon Progo yang berlokasi di Dusun Ngrandu. Namun, pada keaktifan
anggota Jaringan Petani Kulon Progo dalam kegiatan rutin yang berkelanjutan dari wilayah anggota jaringan di 12 kecamatan se-Kabupaten Kulon Progo pada
usaha gula semut yang telah memperoleh sertifikat organik. Siaran informasi pertanian Radio Komunitas Petani di Desa Kaliagung
pada umumnya kurang diminati sebagian masyarakat, kecuali pada Dusun Ngrandu. Program acara yang diminati pendengar Desa Kaliagung sebatas pada
siaran hiburan. Interaksi dan partisipasi anggota kelompok tani dan masyarakat di dusun ini berjalan sangat baik. Informasi berupa ide dan gagasan serta inovasi
kepada masyarakat diakses lebih cepat. Umpan balik dari pendengar dapat segera ditindak lanjuti. Pendengar Ngrandu belum bisa menerima sepenuhnya ide dan
inovasi yang disampaikan melalui pesan media dalam sistem pertanian organik, disebabkan adanya rasa yang kurang bisa dapat diterima terhadap hasil produksi
yang belum bisa memberikan kepastian hasil produksinya. Tahap uji coba ide dan inovasi dalam pertanian organik ramah lingkungan telah mendapatkan perhatian,
karena hal ini menjadi pengalaman yang berharga bagi petani, namun belum ada keberanian untuk berbuat lebih. Pesan yang merupakan umpan balik sumber
informasi yang diharapkan dari audience di Dusun Ngrandu telah berfungsi. Umpan balik untuk kepentingan sumber kebijakan program acara siaran sebatas
kebutuhan Dusun Ngrandu. Forum komunikasi kelompok tani Dusun Ngrandu berjalan sesuai dengan fungsinya, hasil diskusi disiarkan melalui media komunitas
yang merupakan jembatan antar pribadi. Hakim 2010 menemukan bahwa, jenis program siaran yang dominan
dipakai radio komunitas Suara Kencana adalah jenis infotainment yaitu program siaran yang memadukan antara informasi, berita, musik, dan iklan layanan
masyarakat. Pendengar radio Suara Kencana 80 persen memiliki frekuensi mendengar tinggi 5 – 7 kali per minggu. Sebanyak 50 persen pendengar
mendengarkan radio komunitas Suara Kencana selama dua hingga lima jam per hari sedangkan 50 persennya lagi mendengarkan dengan durasi enam hingga
delapan jam per hari.