Kerangka Pemikiran PENDEKATAN TEORITIS

Keterangan: berhubungan Gambar 1. Kerangka Berfikir Hubungan Perilaku Komunikasi dengan Pemahaman Petani terhadap Fungsi Radio Komunitas Pada penelitian sebelumnya, variabel yang sudah diteliti antara lain: hubungan terpaan media komunitas dengan kepuasan pendengar, hubungan perilaku komunikasi dalam mendengarkan radio dengan peningkatan pengetahuan teknologi budidaya padi sawah, hubungan perilaku komunikasi dengan pemahaman Kredit Ketahanan Pangan, hubungan perilaku komunikasi dan tingkat pemahaman informasi anggota kelompok tani tentang paket teknologi Supra Insus. Hubungan perilaku komunikasi dalam mendengarkan radio komunitas dengan pemahaman petani terhadap fungsi radio komunitas belum diteliti sehingga perlu dikaji lebih lanjut. Perilaku komunikasi merupakan salah satu faktor penting yang memengaruhi tinggi rendahnya sepetani petani di dalam memahami fungsi radio komunitas. Perilaku komunikasi yang terdiri dari: keterdedahan dengan saluran komunikasi interpersonal, kekosmopolitan, frekuensi bertemu dengan penyuluh, keterdedahan media massa lain, serta keterdedahan dengan Radio Komunitas Petani Trisna Alami berhubungan dengan pemahaman petani terhadap fungsi radio komunitas. Semakin sering dan lama petani mendengarkan siaran radio komunitas, maka akan meningkatkan pemahamannya terhadap fungsi radio komunitas. Fungsi radio komunitas dalam konteks kepentingan warganya dalam penelitian ini X. Perilaku Komunikasi X1. Keterdedahan dengan saluran komunikasi interpersonal X2. Kekosmopolitan X3. Frekuensi bertemu dengan penyuluh X4. Keterdedahan media massa lain X5. Keterdedahan dengan Radio Komunitas Petani Trisna Alami Y. Pemahaman terhadap Fungsi Radio Komunitas Y1. Komunikasi internal di lingkungan komunitas Y2. Sarana pendidikan umum dan agama Y3. Sebagai ruang publik adalah sebagai komunikasi internal di lingkungan komunitas, sebagai sarana pendidikan umum dan agama, serta sebagai ruang publik. Fungsi radio komunitas sebagai ruang publik sangat menarik untuk dikaji sebagai media pemberdayaan. Perilaku komunikasi petani di lingkungan komunitas mempunyai hubungan dengan fungsi ruang publik. Dimana radio komunitas bisa dimanfaatkan petani untuk memfasilitasi aktivitas dan tempat untuk bediskusi, mencurahkan keluh kesah, memberikan saran, berdialog interaktif dengan aparat desa, serta media pemersatu warga.

2.3. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kerangka berfikir, maka disusun hipotesis penelitian sebagai berikut: 1. Terdapat hubungan yang nyata antara perilaku komunikasi dengan pemahaman petani terhadap fungsi radio komunitas sebagai komunikasi internal di lingkungan komunitas. 2. Terdapat hubungan yang nyata antara perilaku komunikasi dengan pemahaman petani terhadap fungsi radio komunitas sebagai sarana pendidikan umum dan agama. 3. Terdapat hubungan yang nyata antara perilaku komunikasi dengan pemahaman petani terhadap fungsi radio komunitas sebagai ruang publik.

2.4. Definisi Operasional

Definisi operasional dalam penelitian sebagai berikut: 1. Perilaku komunikasi adalah tindakan atau tingkah laku pendengar dalam mendengarkan radio siaran. Peubah ini dapat diukur dengan lima indikator, yaitu keterdedahan dengan saluran komunikasi interpersonal, kekosmopolitan, frekuensi bertemu dengan penyuluh, keterdedahan media massa, serta keterdedahan dengan Radio Komunitas Petani Trisna Alami. 1.1. Keterdedahan dengan saluran komunikasi interpersonal adalah frekuensi petani terlibat dengan petani lain untuk membicarakan masalah radio komunitas atau masalah sosial lainnya dalam satu minggu terakhir pada saat penelitian dikategorikan menjadi dua, yaitu: i. Rendah = 1 – 4 kali ii. Tinggi = 5 – 7 kali 1.2. Kekosmopolitan adalah kemampuan dan keterbukaan petani dalam menerima dan mencari informasi atau ide-ide baru yang berhubungan dengan berbagai sumber informasi dari berbagai hal kehidupannya ataupun mengenai radio komunitas di dalam maupun di luar sistemnya dalam satu bulan terakhir pada saat penelitian. Peubah ini diukur dengan frekuensi petani bepergian ke luar desa untuk mencari informasi mengeni radio komunitas dikategorikan menjadi dua, yaitu: i. Lokalit adalah kemampuan petani mencari atau mendapatkan sumber informasi maupun kepergian mereka di tingkat RT, RW, dan desa. ii. Kosmopolit adalah kemampuan petani mencari atau mendapatkan sumber informasi dari luar sistem maupun kepergian mereka ke luar desa. 1.3. Frekuensi bertemu dengan penyuluh adalah jumlah kali petani bertemu dengan penyuluh untuk mendapatkan informasi mengenai pertanian dan atau radio komunitas dikategorikan menjadi dua, yaitu: i. Tidak pernah ii. Pernah = ≥ 1 kali 1.4. Keterdedahan media massa lain adalah tingkat keterbukaan petani terhadap media massa seperti radio selain radio komunitas, koran, dan televisi dalam memperoleh sumber informasi tentang fungsi radio komunitas pada satu minggu terakhir saat penelitian, dikategorikan sebagai berikut: