Karakteristik Petani KARAKTERISTIK PETANI, KETERLIBATAN PETANI

Tabel 5.1 menunjukkan bahwa sebagian besar petani adalah laki-laki 90 persen. Hal ini dimungkinkan karena laki-laki sebagai kepala rumah tangga dan bertanggungjawab penuh terhadap setiap kegiatan di dalam rumah tangga, sehingga nama-nama yang tercantum dalam daftar kelompok tani adalah laki-laki. Adapun sebagian kecil perempuan yang terdapat dalam daftar kelompok tani itu adalah mereka yang suaminya mempunyai pekerjaan lain di luar desa, sehingga memungkinkan bagi istri untuk berperan aktif mengelola rumah tangga dan usaha tani. Secara garis besar rata-rata usia petani adalah 47 tahun yang masuk pada golongan usia produktif. Dimana umur minimal berada pada usia 27 tahun, dan usia maksimal berada pada 70 tahun. Petani lebih banyak didominasi golongan usia produktif. Tingkat pendidikan petani didominasi pada tingkat pendidikan terakhir tamat SLTP sebesar 57,5 persen dan sebesar 42,5 persen pendidikan terakhir tamat SLTA dan perguruan tinggi. Selain bertani, petani memiliki pekerjaan sampingan atau pekerjaan di luar pekerjaan utama untuk menambah pendapatan. Pekerjaan sampingan penduduk sebagai buruh tani sebesar 37,5 persen, sedangkan sisanya sebagai peternak sebesar 32,5 persen, pedagang sebesar lima persen, dan lainnya sebesar 25 persen. Rata–rata pengalaman bertani adalah 20 tahun. Dimana lama minimal bertani adalah dua tahun dan lama maksimal 52 tahun. Sebanyak 42,5 persen memiliki pengalaman bertani kurang dari 20 tahun, sedangkan 57,5 persen lainnya memiliki pengalaman bertani yang cukup lama lebih dari sama dengan 20 tahun. Pengalaman bertani diperoleh dari keseharian dan kebiasaan petani dalam mengelola pertanian khususnya padi sawah. Pengalaman bertani berbanding lurus dengan usia. Semakin tinggi usia petani, pengalaman bertaninya juga semakin lama. Luas tanah dan bangunan yang dimiliki petani rata-rata tergolong sempit yaitu kurang dari 2138 m 2 sebanyak 70 persen. Petani yang memiliki luas tanah dan bangunan lebih dari sama dengan 2138 m 2 sebanyak 30 persen. Tanah dan bangunan yang dimiliki terdiri dari rumah, pekarangan, kandang, atau halaman di sekitar rumah petani. Kepemilikan media massa dinyatakan dalam media massa yang biasa digunakan untuk mencari atau memperoleh informasi yang mereka perlukan. Sebanyak 90 persen sudah mempunyai pesawat radio dan televisi. Petani yang memiliki radio dan surat kabar sebesar 45 persen, yang memiliki televisi dan surat kabar sebesar 42,5 persen, sedangkan sebanyak 42,5 persen memiliki radio, televisi, dan surat kabar. Petani sudah terdedah media massa radio, televisi, dan surat kabar untuk mencari informasi yang berkaitan dengan berbagai hal kehidupannya. Hampir semua petani memiliki radio untuk memenuhi kebutuhan hiburan, mencari informasi, mengisi waktu luang, dan sebagai sarana pendidikan umum serta agama.

5.2. Keterlibatan dalam Penyelenggaraan Radio Komunitas Petani Trisna

Alami Keterlibatan dalam penyelenggaraan Radio Komunitas Petani Trisna Alami adalah keikutsertaan petani dalam perencanaan, penyusunan, pengisi materi siaran dalam penyelenggaraan Radio Komunitas Petani Trisna Alami diukur dengan banyaknya kegiatan yang diikuti oleh petani. Keterlibatan petani yang paling banyak diikuti adalah membantu operasional radio komunitas berupa membayar iuran 65 , sedangkan keterlibatan petani paling sedikit adalah mengisi program acara radio komunitas 12,5 . Distribusi keterlibatan petani dalam penyelenggaraan radio komunitas disajikan pada Tabel 5.2. Tabel 5.2 Sebaran Keterlibatan Petani Menurut Jumlah dan Persentase dalam Penyelenggaraan Radio Komunitas Petani Trisna Alami di Desa Kaliagung, Tahun 2011 Kegiatan Jumlah n Persentase Membantu operasional radio berupa membayar iuran 26 65,0 Rapat pembentukan Radio Komunitas Petani Trisna Alami 14 35,0 Mengirimkan smstelepon permintaan lagu-lagu dan mengirim salam ke warga lain 14 35,0 Ikut musyawarah pembentukan pengurus 10 25,0 Ikut musyawarah penentuan lokasi 9 22,5 Menyumbang ide atau gagasan nama radio 7 17,5 Memberi usulan waktu siaran 7 17,5 Ikut terlibat dalam menyusun program siaran radio 6 15,0 Mengisi program acara radio 5 12,5 Sumber: Data Primer Hasil Penelitian, 2011 Tabel 5.2 menunjukkan bahwa sebanyak 35 persen petani terlibat rapat dalam pembentukan Radio Komunitas Petani Trisna Alami dan mengirimkan sms untuk meminta lagu dan mengirim salam ke petani pendengar radio komunitas. Keterlibatan petani dalam menyumbang ide nama radio dan memberi usul waktu siaran masing-masing sebanyak 17,5 persen petani. Berdasarkan data di lapangan, pendirian dan pembentukan radio komunitas tidak sepenuhnya melibatkan warga setempat dibantu oleh Jaringan Petani Kulon Progo JATIROGO dan didampingi Lestari Mandiri Lesman. Salah sepetani informan, mengatakan: “radio komunitas didirikan atas dasar tiga hal, yaitu: 1 inisiatif lurah, lokasi stasiun radio di kantor desa dengan alasan listrik dibiayai desa, 2 segelintir pengurus radio komunitas yang hobi dengan radio, dan 3 lembaga lain yang mempunyai dana untuk mengembangkan radio komunitas. Hampir tidak ada pendirian radio komunitas yang murni dari inisiatif warga komunitasnya RMT, 37 tahun. Masduki 2007 mengatakan bahwa, tolok ukur keberhasilan pengelolaan radio komunitas adalah partisipasi warga dalam berbagai bentuk. Partisipasi tidak hanya berupa dana, tetapi bisa pemikiran, kebijakan atau keterlibatan langsung dalam proses siaran. Lesman sebagai fasilitator menawarkan program pertanian organik dengan strategi pendirian Radio Komunitas Petani. Masyarakat khususnya petani melakukan pertemuan untuk membahas kebutuhan yang paling penting dalam penyebaran informasi. Dengan demikian, kebutuhan dan program sesuai dengan kebutuhan petani. Lesman menyerahkan sepenuhnya pengelolaan radio kepada pengurus yang telah bersedia menjalankan penyelenggaraan radio.

5.3. Acara yang Didengarkan

Acara yang didengar adalah pilihan acara Radio Komunitas Petani Trisna Alami yang didengarkan oleh petani selama satu minggu terakhir dikategorikan menjadi dua, yaitu: tidak pernah dan sering. Berdasarkan data di lapang hiburan musik pada Radio Komunitas Petani Trisna Alami yang tidak pernah didengarkan oleh petani adalah Tembang Pilihan Koplo Kita Tepi Kota. Petani lebih senang mendengarkan Campur Sari, Langgam, dan Uyon-uyon yang sesuai dengan kebutuhan komunitas di daerah Jawa, sedangkan Wayangan TA FM sering didengarkan sebagian besar petani 70 . Distribusi acara yang didengarkan petani disajikan dalam Tabel 5.3.