Waktu Siaran, Format, Persentase Program Acara, dan Khalayak

Tabel 4.3 Persentase Kategori Acara Radio Komunitas Petani Trisna Alami Menurut Jam Siaran di Desa Kaliagung, Tahun 2003 Program Acara Persentase Berita 5,0 Penerangan atau informasi 10,0 Pendidikan dan kebudayaan 10,0 Agama 5,0 Olahraga 5,0 Hiburan dan musik 60,0 Acara penunjang atau layanan masyarakat 5,0 Total 100,0 Sumber: Data Sekunder Profil Radio Komunitas Petani Trisna Alami 2007 Penyusunan program acara disesuaikan dengan kondisi dan karakteristik pendengarnya. Program acara disusun sedemikian rupa yang sesuai dengan kelompok usia anak-anak, remaja, dewasa, dan petani tua. Waktu siaran sangat fleksibel yaitu pada malam hari. Dengan mempertimbangkan sebagian besar pendengar radio adalah petani sehingga jam siaran pada malam hari lebih sesuai. Waktu malam adalah waktu istirahat petani sehingga informasi yang disampaikan melalui radio bisa didengar secara menyeluruh oleh pendengar. Sumber materi siaran berasal dari pemerintah desa, GAPOKTAN dan Kelompok Tani, VHR, JATIROGO, dan lain-lain. Persentase siaran musik meliputi: a Indonesia populer 20 , b dangdut 20 , c tradisional atau daerah 50 , dan d keroncong 10 . Target khalayak radio komunitas adalah warga komunitas itu sendiri. Pertimbangan karakteristik pada radio komunitas berkaitan dengan rancangan program yang dikembangkan berdasarkan kelompok usia. Pada program yang dikembangkan pada usia muda atau anak-anak yang diperhatikan adalah kesukaan sesuatu yang atraktif, dinamis, dan tidak terlalu banyak ceramah. Pada usia tua kecenderungan lebih menyukai irama lembut, pelan, dan banyak wicaranya, sedangkan untuk program perempuan harus dipertimbangkan mengenai perspektif gerakan perempuan. Radio Komunitas Petani Trisna Alami mengudara setiap hari dengan bermacam-macam mata acara antara lain: Campur Sari, Siraman Rohani, Wayangan, Info Pertanian, Non Stop TA, Aneka Langgam Campur Sari, Gayeng Sari, Persada TA FM, Obrasan, Tepi Kota, Persada Lama Kenangan, Goyang Asoy TA FM, Rujakan TA FM, Mat-Mataan, Campur Sari Dangdut, Dan Persada Pilihan. Jadwal siaran Radio Komunitas Petani Trisna Alami terlampir Lampiran 4. Untuk pengembangan kapasitas dan penguatan jaringan pengelolaan Radio Komunitas Petani Trisna Alami bekerja sama dengan beberapa lembaga antara lain: 1. Kerjasama dengan Lembaga Voice of Human Right VHR dalam bentuk supporting materi penyiaran yang berkaitan dengan aspek kemakmuran dan Hak Asasi serta iklan layanan masyarakat yang telah berlangsung sejak tahun 2006 hingga saat ini 2011. 2. Kerjasama dengan Perkumpulan Lestari Mandiri yang memberikan dukungan dalam bentuk pemberian pelatihan berkesinambungan dalam pengelolaan radio komunitas. 3. Kerjasama dengan Jaringan Radio Komunitas Yogyakarta JRKY dalam program sosialisasi mekanisme perizinan dan pelatihan penguatan kapasitas pengelola radio. Selain itu juga, pemberian materi iklan layanan masyarakat mengenai HIV AIDS dan flu burung. 4. Kerjasama dengan Kelembagaan Pemerintahan Desa Kaliagung, Kecamatan Sentolo, Kabupaten Kulon Progo, dalam bentuk penyampaian aneka informasi program pemerintah untuk masyarakat. 5. Kerjasama dengan Gapoktan Desa Kaliagung dalam pemberian materi sebagai narasumber program acara info pertanian. 6. Kerjasama dengan Mobil Hijau dalam sosialisasi AgroforestryWanatani lahan pekarangan yang masih kosong se-Kabupaten Kulon Progo. 7. Kerjasama dengan Komisi Pemilihan Umum KPU Kabupaten Kulon Progo mengenai sosialisasi pilkada se-Kabupaten Kulon Progo yang berlangsung mulai bulan Mei 2011.

BAB V KARAKTERISTIK PETANI, KETERLIBATAN PETANI

DALAM PENYELENGGARAAN RADIO KOMUNITAS PETANI TRISNA ALAMI, ACARA YANG DIDENGARKAN, PERILAKU KOMUNIKASI, DAN PEMAHAMAN FUNGSI RADIO KOMUNITAS

5.1. Karakteristik Petani

Karakteristik petani dalam penelitian meliputi, jenis kelamin, umur, pendidikan formal, pekerjaan sampingan, pendapatan usaha tani, luas lahan, pengalaman bertani, luas tanah dan bangunan, serta kepemilikan media massa radio, televisi, dan koran. Sebaran karakteristik petani disajikan pada Tabel 5.1. Tabel 5.1 Sebaran Karakteristik Petani Menurut Jumlah dan Persentasenya di Desa Kaliagung, Tahun 2011 Karakteristik Petani Kategori Jumlah n Persentase Jenis Kelamin Laki-laki 36 90,0 Perempuan 4 10,0 Umur 47 tahun 21 52,5 ≥ 47 tahun 19 47,5 Pendidikan Formal Tamat SLTP 23 57,5 ≥ Tamat SLTP 17 42,5 Pekerjaan Sampingan Buruh Tani 15 37,5 Peternak 13 32,5 Pedagang 2 5,0 Lainnya 10 25,0 Pendapatan Usaha Tani 507.107 28 70,0 ≥ 507.107 12 30,0 Luas Lahan 0 Ha 6 15,0 0,1 - 0,25 Ha 22 55,0 0, 26 - 1 Ha 12 30,0 Pengalaman Bertani 20 tahun 17 42,5 ≥ 20 tahun 23 57,5 Luas Tanah dan Bangunan 2138 m 2 28 70,0 ≥ 2138 m 2 12 30,0 Kepemilikan Media Massa Radio 38 95,0 Televisi 38 95,0 Radio dan Televisi 36 90,0 Surat Kabar 18 45,0 Surat kabar dan Radio 18 45,0 Surat kabar dan Televisi 17 42,5 Surat kabar, radio, dan televisi 17 42,5 Sumber: Data Primer Hasil Penelitian, 2011 Tabel 5.1 menunjukkan bahwa sebagian besar petani adalah laki-laki 90 persen. Hal ini dimungkinkan karena laki-laki sebagai kepala rumah tangga dan bertanggungjawab penuh terhadap setiap kegiatan di dalam rumah tangga, sehingga nama-nama yang tercantum dalam daftar kelompok tani adalah laki-laki. Adapun sebagian kecil perempuan yang terdapat dalam daftar kelompok tani itu adalah mereka yang suaminya mempunyai pekerjaan lain di luar desa, sehingga memungkinkan bagi istri untuk berperan aktif mengelola rumah tangga dan usaha tani. Secara garis besar rata-rata usia petani adalah 47 tahun yang masuk pada golongan usia produktif. Dimana umur minimal berada pada usia 27 tahun, dan usia maksimal berada pada 70 tahun. Petani lebih banyak didominasi golongan usia produktif. Tingkat pendidikan petani didominasi pada tingkat pendidikan terakhir tamat SLTP sebesar 57,5 persen dan sebesar 42,5 persen pendidikan terakhir tamat SLTA dan perguruan tinggi. Selain bertani, petani memiliki pekerjaan sampingan atau pekerjaan di luar pekerjaan utama untuk menambah pendapatan. Pekerjaan sampingan penduduk sebagai buruh tani sebesar 37,5 persen, sedangkan sisanya sebagai peternak sebesar 32,5 persen, pedagang sebesar lima persen, dan lainnya sebesar 25 persen. Rata–rata pengalaman bertani adalah 20 tahun. Dimana lama minimal bertani adalah dua tahun dan lama maksimal 52 tahun. Sebanyak 42,5 persen memiliki pengalaman bertani kurang dari 20 tahun, sedangkan 57,5 persen lainnya memiliki pengalaman bertani yang cukup lama lebih dari sama dengan 20 tahun. Pengalaman bertani diperoleh dari keseharian dan kebiasaan petani dalam mengelola pertanian khususnya padi sawah. Pengalaman bertani berbanding lurus dengan usia. Semakin tinggi usia petani, pengalaman bertaninya juga semakin lama. Luas tanah dan bangunan yang dimiliki petani rata-rata tergolong sempit yaitu kurang dari 2138 m 2 sebanyak 70 persen. Petani yang memiliki luas tanah dan bangunan lebih dari sama dengan 2138 m 2 sebanyak 30 persen. Tanah dan bangunan yang dimiliki terdiri dari rumah, pekarangan, kandang, atau halaman di sekitar rumah petani. Kepemilikan media massa dinyatakan dalam media massa yang biasa digunakan untuk mencari atau memperoleh informasi yang mereka