Penentuan Kurva Sorpsi Isotermis

3. Analisis Umur Simpan a.

Penentuan Atribut Utama dan Kerusakan Produk Penentuan atribut utama produk dilakukan melalui pengisian kuisioner terhadap 30 orang konsumen. Responden diminta untuk mengurutkan empat buah atribut mutu yang telah ditentukan dengan menggunakan uji ranking. Keempat atribut tersebut adalah warna, aroma, rasa, kerenyahan tekstur, dan penampakan. Atribut yang memiliki nilai yang paling kecil merupakan atribut paling utama. Selain itu, atribut utama kerusakan produk juga dilakukan dengan mengisi kuisioner. Panelis diminta memilih atribut yang paling penting dalam menentukan kerusakan produk. Contoh kuisioner dapat dilihat pada Lampiran 1.

b. Penentuan Kurva Sorpsi Isotermis

Pertama dilakukan preparasi larutan garam jenuh. Sejumlah garam ditimbang dan dimasukkan ke dalam desikator. Selanjutnya, sambil diaduk ditambahkan sejumlah air sampai jenuh dan berlebih untuk menjaga kejenuhan larutan sehingga kelembaban relatif yang dihasilkan tetap dan tidak mempengaruhi proses sorpsi. Desikator kemudian ditutup dan dibiarkan selama 24 jam pada kondisi suhu 30 C. Daftar garam dan air yang digunakan dapat dilihat pada Tabel 19. Tabel 19 Daftar garam dan air untuk preparasi larutan garam jenuh Jenis garam Nama senyawa RH Kuantitas Garam g Air ml LiCl Lithium chloride 11 60 30 MgCl2 Magnesium chloride 32 60 8 KI Potassium iodide 69 60 15 NaCl Natrium chloride 75 60 25 KCl Potassium chloride 84 60 25 BaCl2 Barium chloride 90 60 20 Sumber: Spiess dan Wolf 1987 Selanjutnya, sebanyak kurang lebih 1–2 gram produk diletakkan pada cawan aluminium kosong yang telah diketahui beratnya. Cawan yang berisi sampel tersebut lalu diletakkan dalam desikator yang berisi larutan garam jenuh. Desikator kemudian disimpan dalam ruang yang inkubator dengan suhu 30 C. Sampel dalam cawan kemudian ditimbang bobotnya secara periodik setiap hari sampai diperoleh bobot yang konstan yang artinya kadar air kesetimbangan telah tercapai. Berat yang konstan ini ditandai oleh selisih antara tiga penimbangan berturut-turut tidak lebih dari 2 mgg untuk sampel yang disimpan pada RH di bawah 90 dan tidak lebih dari 10 mgg untuk sampel yang disimpan pada RH di atas 90 Lievonen dan Ross 2002, diacu dalam Adawiyah 2006. Sampel yang telah mencapai berat konstan lalu diukur kadar airnya dengan metode oven SNI 01-2891-1992 dan dinyatakan dalam basis kering. Hal ini dilakukan untuk memperoleh data kadar air kesetimbangan yang akan diplotkan dengan nilai aktivitas air a w sehingga dapat menentukan kurva isotermis sorpsi air produk. Desikator yang berisi berbagai larutan garam jenuh dapat dilihat pada Gambar 8. Gambar 8 Desikator berisi berbagai larutan garam jenuh untuk kadar air kesetimbangan.

c. Penentuan Kadar Air Kritis