Penentuan Kadar Air Kritis Penentuan Model Persamaan Sorpsi Isotermis dan Uji Ketepatan

Selanjutnya, sebanyak kurang lebih 1–2 gram produk diletakkan pada cawan aluminium kosong yang telah diketahui beratnya. Cawan yang berisi sampel tersebut lalu diletakkan dalam desikator yang berisi larutan garam jenuh. Desikator kemudian disimpan dalam ruang yang inkubator dengan suhu 30 C. Sampel dalam cawan kemudian ditimbang bobotnya secara periodik setiap hari sampai diperoleh bobot yang konstan yang artinya kadar air kesetimbangan telah tercapai. Berat yang konstan ini ditandai oleh selisih antara tiga penimbangan berturut-turut tidak lebih dari 2 mgg untuk sampel yang disimpan pada RH di bawah 90 dan tidak lebih dari 10 mgg untuk sampel yang disimpan pada RH di atas 90 Lievonen dan Ross 2002, diacu dalam Adawiyah 2006. Sampel yang telah mencapai berat konstan lalu diukur kadar airnya dengan metode oven SNI 01-2891-1992 dan dinyatakan dalam basis kering. Hal ini dilakukan untuk memperoleh data kadar air kesetimbangan yang akan diplotkan dengan nilai aktivitas air a w sehingga dapat menentukan kurva isotermis sorpsi air produk. Desikator yang berisi berbagai larutan garam jenuh dapat dilihat pada Gambar 8. Gambar 8 Desikator berisi berbagai larutan garam jenuh untuk kadar air kesetimbangan.

c. Penentuan Kadar Air Kritis

Penentuan kadar air kritis diawali dengan menyimpan produk di suhu ruang selama 5 hari. Setiap hari dilakukan pengambilan sampel dan dianalisis kadar air, nilai kerenyahan, dan uji organoleptik kerenyahannya. Uji organoleptik ini meliputi uji rating hedonik dan rating tekstur. Uji organoleptik hedonik difokuskan pada nilai kesukaan panelis terhadap kerenyahan produk dengan skala kesukaan 1-7, dimana satu merupakan skala sangat tidak suka dan tujuh adalah skala sangat suka. Uji rating tekstur difokuskan pada tingkat kerenyahan tekstur dengan skala satu adalah sangat tidak renyah dan tujuh adalah sangat renyah. Contoh form uji organoleptik umur simpan dapat dilihat pada Lampiran 2. Sampel diujikan kepada 30 orang panelis semi terlatih. Kadar air diukur berdasarkan SNI 01-2891-1992, sedangkan nilai kerenyahan diukur dengan menggunakan alat texture analyzer, menggunakan spherical stainless probe P0.25S. Hasil pengukuran diperoleh dalam bentuk grafik yang langsung dapat dibaca oleh komputer hingga menghasilkan suatu nilai yang merupakan nilai kerenyahan dari produk. Hasil uji organoleptik dibandingkan dengan hasil uji kimia kadar air dan uji fisik tekstur sehingga didapatkan kurva hubungan antara kadar air produk selama penyimpanan dengan skor hedonik dan skor rating tekstur. Produk yang telah ditolak oleh panelis secara organoleptik skor 3 ditetapkan telah mencapai kadar air kritisnya.

d. Penentuan Model Persamaan Sorpsi Isotermis dan Uji Ketepatan

Model Penentuan model persamaan kurva sorpsi isotermis dari kadar air kesetimbangan perlu dilakukan untuk mendapatkan gambaran kecenderungan hubungan antara aktivitas air dan kadar air kesetimbangan yang lebih reliable. Model-model persamaan matematis telah banyak dikembangkan untuk menjelaskan fenomena sorpsi isotermik secara teoritis. Pada penelitian ini, persamaan- persamaan yang dipilih adalah persamaan-persamaan sederhana yang mempunyai parameter tidak lebih dari tiga serta dapat diaplikasikan pada bahan pangan, yaitu dapat digunakan pada jangkauan kelembaban relatif yang lebar 0-95 sehingga dapat mewakili ketiga daerah sorpsi isotermis. Digunakan lima model persamaan, yaitu persamaan Hasley, Chen Clayton, Henderson, Caurie, dan Oswin. Model-model tersebut akan ditentukan ketepatannya dengan model hasil percobaan. Persamaan non linier Hasley, Chen Clayton, Henderson, Caurie, dan Oswin yang digunakan diubah ke dalam bentuk persamaan linear, sehingga dapat ditentukan nilai-nilai konstanta dalam persamaannya dengan metode kuadrat terkecil Fitria 2007. Modifikasi model-model sorpsi isotermis dari persamaan non linier menjadi persamaan linier dapat dilihat sebagai berikut: Persamaan Hasley untuk bahan makanan dengan a w 0.1-0.81 a w = exp Tsami et al. 1999 Persamaan diubah menjadi bentuk persamaan garis lurus dengan bentuk umum: y = a + bx log [ln1aw] = log P1 – P2 log Me Rahayu et al. 2005 dimana: P = konstanta Me = Ka Kesetimbangan y = log [ln1aw] x = log Me a = log P1 b = – P2 Persamaan Chen Clayton untuk bahan makanan pada semua nilai a w a w = exp Rao dan Rizvi 1995 Persamaan diubah menjadi bentuk persamaan garis lurus dengan bentuk umum: y = a + bx ln [ln1aw] = ln P1 – P2 Me Rahayu et al. 2005 dimana: P = konstanta Me = Ka Kesetimbangan y = ln [ln1aw] x = Me a = ln P1 b = – P2 Persamaan Henderson untuk bahan makanan terutama biji-bijian pada semua nilai a w 1– a w = exp [-KMe n ] Johnson 1999 Persamaan diubah menjadi bentuk persamaan garis lurus dengan bentuk umum: y = a + bx log [ln11 – a w ] = log K + n log Me Rahayu et al. 2005 dimana: K = konstanta Me = Ka Kesetimbangan y = log [ln11 – a w ] x = log Me a = log K b = n Persamaan Caurie untuk bahan makanan pada selang a w 0.0- 0.85 ln Me = ln P1 – P2 a w Rahayu et al. 2005 dimana: P = konstanta Me = Ka Kesetimbangan y = ln Me x = a w a = ln P1 b = – P2 Persamaan Oswin untuk bahan makanan pada selang a w 0.0- 0.85 Me = P1 Srinivasa et al. 2006 Persamaan diubah menjadi bentuk persamaan garis lurus dengan bentuk umum: y = a + bx ln Me = ln P1 + P2 ln[aw1 – aw] Rahayu et al. 2005 dimana: P = konstanta Me = Ka Kesetimbangan y = ln Me x = ln[aw1 – aw] a = ln P1 b = P2 Selanjutnya, kelima model pada grafik di atas dibandingkan dengan sorpsi isotermis percobaan untuk mendapatkan kesamaanketepatan yang paling dekat antara model dengan percobaan. Uji ketepatan model persamaan sorpsi isotermis dilakukan dengan membandingkan kadar air percobaan dengan kadar air perhitungan model melalui perhitungan nilai Mean Relative Determination MRD Rahayu et al. 2005. Rumus MRD adalah sebagai berikut : MRD = .......................Pers 2 dimana: Mi = kadar air percobaan Mpi = kadar air hasil perhitungan n = jumlah data Jika nilai MRD 5 maka model sorpsi isotermis tersebut dapat menggambarkan keadaan yang sebenarnya atau sangat tepat. Jika 5 MRD 10 maka model tersebut agak tepat menggambarkan keadaan yang sebenarnya, dan jika MRD 10 maka model tersebut tidak tepat menggambarkan kondisi yang sebenarnya. Dari persamaan yang paling tepat, ditentukan nilai b kemiringan kurva sorpsi isotermis yang diasumsikan linier antara Mi dan Mc untuk dimasukkan dalam rumus umur simpan Labuza.

e. Penentuan Umur Simpan