dimana: t
s
=  waktu  yang  diperlukan  produk  dalam  kemasan  untuk  bergerak  dari kadar air awal menuju kadar air kritis hari = 24 jam
Me  =  kadar air keseimbangan produk g H
2
Og bk Mo  =  kadar air awal produk g H
2
Og bk Mc  =  kadar air kritis g H
2
Og bk b
=  kemiringan slope kurva sorpsi isotermis kx  =  konstanta permeabilitas uap air kemasan gm
2
.hari.mmHg A
=  luas permukaan kemasan m
2
Ws  =  berat kering produk dalam kemasan g Po
=  tekanan uap jenuh mmHg
4. Uji Organoleptik Soekarto 1985
Uji  organoleptik  yang  digunakan  adalah  uji  rating  hedonik.  Uji  ini dilakukan  pada  tahap  penentuan  formulasi  terbaik  dan  daya  terima  antara
produk  crackers  terpilih  dengan  crackers  yang  terbuat  dari  100  tepung ketan.  Sampel  diujikan  kepada  30  orang  panelis  semi  terlatih.  Pada  tahap
penentuan  formulasi  terbaik,  panelis  diminta  tanggapannya  tentang  kesukaan atau  ketidaksukaannya  dalam  menilai  atribut  tekstur  dan  overall  masing-
masing  contoh  formulasi  crackers  tanpa  membandingkan  antar  sampel.  Skor penilaian  yang  digunakan  dalam  uji  hedonik  ada  5  tingkat,  yaitu:  5  =  sangat
suka, 4 = suka, 3 = netral, 2 = tidak suka, dan 1 = sangat tidak suka. Lembar penilaian  yang  digunakan  pada  uji  hedonik  dapat  dilihat  pada  Lampiran  3.
Untuk  mengetahui  pengaruh  perlakukan  terhadap  tingkat  kesukaan  panelis maka  dilakukan  analisis  sidik  ragam  terhadap  data  hasil  uji  organoleptik.
Analisis  dari  hasil  uji  ini  diolah  dengan  menggunakan  program  SPSS  13.0. Jika  berdasarkan  analisis  sidik  ragam  ANOVA  dinyatakan  terdapat
signifikansi  perlakuan  maka  akan  dilanjutkan  dengan  uji  Duncan,  sedangkan pengolahan data uji kesukaan antara produk crackers terpilih dengan crackers
yang terbuat dari 100 tepung ketan dilakukan dengan analisis statistik t-Test terhadap hasil uji organoleptik.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. PENELITIAN PENDAHULUAN
Pada penelitian pendahuluan dilakukan pembuatan tepung jagung dan analisis  karakternya.  Analisis  yang  dilakukan  yaitu  analisis  secara  fisik  dan
kimia. Analisis fisik meliputi rendemen, warna Hunter, densitas kamba, dan amilograf,  sedangkan  analisis  kimia  meliputi  analisis  proksimat,  serat  kasar,
kadar pati, kadar amilosa dan amilopektin.
a. Pembuatan Tepung Jagung
Pembuatan  tepung  jagung  dilakukan  di  laboratorium  Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Puspiptek kawasan Serpong.
Gambar  9  menunjukkan  jagung  yang  telah  disosoh  dalam  proses pembuatan  tepung  jagung.  Penepungan  jagung  yang  dilakukan  pada
penelitian  ini  adalah  penepungan  jagung  dengan  proses  penggilingan kering dry milling. Proses ini dipilih karena prosesnya yang lebih mudah
dilakukan  dan  lebih  efisien  dari  segi  waktu  dibandingkan  dengan penggilingan basah ataupun pemasakan secara alkali.
Gambar 9  Jagung sosoh. Dalam  penelitian  ini,  proses  pembuatan  tepung  jagung  dengan
penggilingan  kering  terdiri  dari  beberapa  tahapan.  Tahap  pertama  yaitu proses pemipilan jagung. Pemipilan dilakukan secara manual yaitu dengan
menggunakan  sendok.  Pemipilan  diawali  dengan  memipil  dua  deret jagung  secara  vertikal  dari  atas  ke  bawah,  kemudian  deretan  lainnya
dipipil  secara  horizontal.  Hal  ini  dilakukan  untuk  mempermudah