Warna metode Hunter Floyd Sifat Amilografi Tepung Jagung

1. Penentuan atribut utama dan kerusakan produk 2. Penentuan kurva sorpsi isotermis 3. Penentuan kadar air kritis 4. Penentuan model persamaan sorpsi isotermis dan uji ketepatan model 5. Penentuan umur simpan produk

C. METODE ANALISIS

1. Analisis Fisik a.

Rendemen Tepung Jagung Rendemen tepung jagung dapat dihitung berdasarkan perbandingan tepung jagung dengan bahan dasar mula-mula sebelum diolah yaitu berbentuk jagung pipil. Berat tepung jagung Rendemen = × 100 Berat jagung pipil

b. Warna metode Hunter Floyd

et al. 1995 Sampel tepung dan crackers difoto dengan menggunakan alat chromameter CR-200. Chromameter pertama kali dikalibrasi sebelum dilakukan pengukuran pada sampel. Pengukuran dilakukan dengan tiga kali tembakan pada tiap sampel. Hasil pengukuran dengan alat chromameter adalah nilai L, a, dan b yang terbaca pada layar. L = nilai yang menunjukkan kecerahan berkisar antara 0-100 a = merupakan warna campuran merah-hijau a positif + antara 0-100 untuk warna merah a negatif – antara 0--80 untuk warna hijau b = merupakan warna campuran biru-kuning b positif + antara 0-70 untuk warna kuning b negatif – antara 0--80 untuk warna biru Selain itu juga diperoleh data Hue untuk menunjukkan warna yang terlihat. Nilai Hue dikelompokkan sebagai berikut: Hue 342 – 18 : Red Purple Hue 162 – 198 : Green Hue 18 – 54 : Red Hue 306 – 342 : Purple Hue 54 – 90 : Yellow Red Hue 270 – 306 : Blue Purple Hue 90 – 126 : Yellow Hue 198 – 234 : Blue Green Hue 126 162 : Yellow Green Hue 234 – 270 : Blue

c. Sifat Amilografi Tepung Jagung

Sampel sebanyak 45 g dimasukkan ke dalam botol gelas yang volumenya 500 ml air ditambah dengan 400 ml air akuades, diaduk selama 5 menit dengan pengaduk, kemudian dipindahkan ke mangkuk amilograf yang sebelumnya telah dipasang pada alat. Botol gelas dan pengaduk dicuci dengan 50 ml akuades, lalu air bilasan dituangkan ke mangkuk amilograf. Suhu awal diatur dengan termoregulator pada suhu 30 C kemudian diatur pengatur suhu berada di bawah posisi 97 C dan mesin amilograf dinyalakan sehingga mangkuk amilograf berputar serta dipanaskan dengan menggunakan air. Kemudian pasang pena pencatat pada skala kertas amilogram. Perubahan viskositas pasta dicatat secara otomatis pada kertas grafik dalam satuan Brabender Unit BU. Grafik amilogram yang diperoleh dapat diinterpretasikan menggunakan perhitungan dengan rumus: Suhu awal gelatinisasi = suhu pada saat kurva mulai menaik Suhu puncak gelatinisasi = suhu pada puncak maksimum viskositas yang dicapai Suhu ditentukan berdasarkan perhitungan berikut = {suhu awal + waktu dalam menit × 1.5} C. Viskositas maksimum = pada puncak gelatinisasi dinyatakan dalam Brabender Unit BU. Breakdown viscosity = viskositas maksimum – viskositas pada 95 C setelah 20 menit Setback viscosity = viskositas pada suhu 50 C setelah 20 menit – viskositas pada suhu 95 C setelah 20 menit

d. Densitas Kamba Tepung Jagung