IV. METODE PENELITIAN 4.1
Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di kawasan perairan Waduk Cirata yang meliputi 3 kabupaten yaitu Kabupaten Cianjur, Purwakarta, dan Bandung Barat. Lokasi
ditentukan secara sengaja purposive dengan pertimbangan bahwa Waduk Cirata telah mengalami sedimentasi dan pencemaran air yang parah akibat berlebihnya
jumlah KJA yang menimbulkan kerugian ekonomi bagi pemanfaatnya. Pengumpulan data, pengolahan, dan penulisan hasil penelitian dilakukan pada
bulan Februari 2016 sampai dengan Januari 2017.
4.2 Jenis dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Matriks keterkaitan antara tujuan penelitian, sumber data, dan metode
analisis data yang akan digunakan tersaji dalam Tabel 4.1 berikut Tabel 4.1 Matriks keterkaitan tujuan, kebutuhan data, sumber data, dan metode
analisis data
No. Tujuan
Penelitian Kebutuhan Data
Sumber Data
Metode Analisis Data
1. Audit aturan
main a.
Peraturan-peraturan formal yang mengatur pemanfaatan dan
pengelolaan Waduk Cirata b.
Gap antara konten dan implementasi
Data Primer
Data Sekunder
Content Analysis
2. Analisis
persepsi stakeholder
mengenai keberlanjutan
Waduk Cirata
a. Stakeholder yang terlibat dalam
pemanfaatan dan pengelolaan Waduk Cirata
b. Persepsi stakeholder mengenai
keberlanjutan Waduk Cirata ditinjau dari aspek ekologi,
ekonomi, sosial, pengelolaan, dan pemanfaatan
Data Primer
Data Sekunder
Matriks Polarisasi
3. Analisis
redesign kelembagaan
pengelolaan Waduk
Cirata a.
Struktur eksisting kelembagaan pengelolaan Waduk Cirata
b. Struktur kelembagaan
pengelolaan Waduk Cirata sesuai dengan peraturan yang berlaku
c. Redesign kelembagaan
pengelolaan Waduk Cirata yang diharapkan
Data Primer
Data Sekunder
Analisis Deskriptif
Kualitatif
4. Analisis
biaya dan manfaat
redesign kelembagaan
pengelolaan Waduk
Cirata a.
Biaya yang dibutuhkan untuk menerapkan hasil redesign
kelembagaan pengelolaan Waduk Cirata transaction cost
b. Manfaat yang diperoleh dari
penerapan hasil redesign kelembagaan pengelolaan Waduk
Cirata Data
Primer Data
Sekunder Transaction
Cost Valuasi
Manfaat
Data primer diperoleh melalui wawancara secara mendalam dengan responden terpilih dengan pertanyaan-pertanyaan terstruktur berupa kuesioner dan
Focus Group Discussion FGD untuk analisis redesign kelembagaan pengelolaan Waduk Cirata. Data sekunder diperoleh dari studi literatur dan data-data statistik
yang berasal dari instansi-instansi terkait seperti Badan Pengelola Waduk Cirata BPWC, Badan Pusat Statistik BPS, PT. PJB, Dinas Perikanan dan Kelautan
Provinsi Jawa Barat, Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Cianjur, Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Bandung Barat, Dinas Peternakan dan
Perikanan Kabupaten Purwakarta, dan Balai Penelitian Perikanan Perairan Umum dan Ikan Hias BP3UIH.
4.3 Metode Pengambilan Sampel
Untuk analisis kelembagaan dilakukan melalui depth interview dengan key person yang ada di Waduk Cirata. Key person yang dipilih dianggap tahu dan
mengerti tentang kelembagaan yang berlaku di Waduk Cirata, bagaimana implementasi dan keefektifannya. Sedangkan untuk analisis persepsi stakeholder
serta redesign kelembagaan dilakukan secara purposive sampling. Pemilihan sampel ditentukan secara sengaja yaitu stakeholder yang terlibat langsung dalam
pemanfaatan dan pengelolaan Waduk Cirata.
Pemilihan sampel akan dilakukan secara acak dari masing-masing kelompok stakeholder dengan jumlah sampel proporsional. Penentuan jumlah
responden di setiap kelompok dilakukan secara proporsional dan pemilihan responden di masing-masing kelompok akan dilakukan dengan sengaja dengan
memperhatikan keterwakilan dari masing-masing kelompok. Selain melakukan wawancara, FGD dengan masyarakat dan key person yang berperan dalam
pengelolaan Waduk Cirata juga akan dilakukan untuk membahas lebih lanjut hasil dari kuesioner yang telah dilakukan sebelumnya. Daftar kelompok target untuk
responden wawancara dan FGD tersaji dalam Tabel 4.2 Tabel 4.2 Daftar kelompok target responden wawancara dan FGD
No. Kelompok Sasaran
Target Responden
orang 1.
Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Jawa Barat 3
2. Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bandung Barat
3 3.
Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Purwakarta 3
4. Dinas Peternakan Perikanan dan Kelautan Kabupaten Cianjur
3 5.
Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Jawa Barat Satpol PP Jawa Barat
3 6.
Badan Pengelola Waduk Cirata BPWC 3
7. Kelompok Penjual Pakan Ikan
3 8.
Kelompok Pengepul Ikan 3
9. Kelompok Pengolahan Hasil Perikanan
3 10. Kelompok Pembudidaya Ikan Petani Ikan KJA
36
Untuk analisis biaya dan manfaat dilakukan wawancara mendalam dengan key person di Waduk Cirata yang dianggap tahu dan mengerti tentang pengelolaan
sumberdaya Waduk Cirata dari waktu ke waktu. Selain itu juga akan dilakukan wawancara mendalam dnegan para tokoh yang berkompeten dalam pengembangan
kelembagaan. Wawancara dilakukan untuk menggali informasi mengenai kelembagaan yang ada di Waduk Cirata serta apa saja biaya dan manfaat yang akan
timbul jika hasil dari redesign kelembagaan diimplementasikan.
4.4 Metode Analisis Data
4.4.1 Audit Aturan Main Pengelolaan Waduk Cirata
Aturan main secara hukum menjadi salah satu dasar bagi pengelolaan dan pemanfaatan Waduk Cirata. Dalam penelitian ini, audit aturan main sebagai bagian
dari analisis kelembagaan akan fokus kepada aturan main yang berlaku dalam pengelolaan Waduk Cirata. Aturan main disini adalah peraturan formal terkait
Waduk Cirata yang seharusnya dijadikan acuan dalam pengelolaan dan Waduk Cirata. Peraturan formal tersebut akan dianalisis menggunakan content analysis
untuk melihat keterhubungan peraturan tersebut dan kaitannya terhadap siapa yang berwenang untuk melaksanakan peraturan tersebut dan sejauh mana wewenang
tersebut telah diimplementasikan. Peraturan formal yang diidentifikasi menggunakan content analysis berasal dari dokumen pemerintah berupa peraturan
mulai dari tingkat pusat hingga daerah yang berkaitan dengan Waduk Cirata dan dianggap paling sesuai dengan frame penelitian. Adapun peraturan-peraturan yang
akan diaudit tersaji dalam Tabel 4.3 sebagai berikut. Tabel 4.3 Peraturan-peraturan terkait dengan Waduk Cirata
No. Peraturan
1. Peraturan Menteri PU dan PR RI No. 27PRTM 2015 tentang Bendungan
2. Keputusan Dirjen SDA No. 21KTPSD2014 tentang Pembentukan Tim
Koordinasi Pengoperasian Bendungan Kaskade Saguling, Cirata, dan Djuanda Jatiluhur
3. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 7 Tahun 2011 tentang
Pengelolaan Perikanan 4.
Keputusan Gubernur Jawa Barat Nomor 41 Tahun 2002 tentang Pengembangan Pemanfaatan Perairan Umum, Lahan Pertanian dan Kawasan
Waduk Cirata
5. Keputusan Direksi PT. Pembangkitan Jawa-Bali Nomor 023.K020DIR
2014 tentang Penyempurnaan Organisasi Badan Pengelola waduk Cirata pada PT. Pembangkitan Jawa-Bali
Pada dasarnya content analysis adalah melakukan wawancara dengan teks, atau dengan kata lain teks merupakan objek wawancara. Karena teks tidak dapat
melakukan klarifikasi atas pertanyaan pewawancara, maka dibutuhkan category system sistem kategori sebagai alat yang digunakan untuk mewawancara teks
yang akan dianalisis. Category system harus disusun secara sistematis agar dapat menjadi alat yang memadai dalam memandu melakukan cotent analysis. Content
analysis mengenai peraturan formal yang berkaitan dengan Waduk Cirata akan dianalisis menggunakan kategori dan parameter dalam Tabel 4.4 sebagai berikut.
Tabel 4.4. Unit analisis, kategori, dan parameter content analysis
Sumber: diadopsi dari Ekayani 2012 dengan modifikasi
4.4.2 Analisis Persepsi Stakeholder
Persepsi yang dimiliki oleh stakeholder menentukan perilaku dalam pemanfaatan dan pengelolaan Waduk Cirata. Persepsi dan motivasi yang dimiliki
oleh para stakeholder dapat saja berbeda antara masing-masing stakeholder. Dalam penelitian ini, analisis mengenai persepsi stakeholder akan dianalisis menggunakan
radar diagram untuk melihat penyebaran yang terjadi. Orientasi stakeholder yang berupa persepsi dijaring dengan menggunakan kuesioner dimana responden diberi
kesempatan untuk memberikan tanggapan atas pertanyaan yang diberikan. Tanggapan mereka atas setiap pertanyaan tersebut dimintakan pula besaran
skornya. Adapun sebaran persepsi dan motivasi dibangun dari aspek ekologi, ekonomi, sosial, pengelolaan, dan pemanfaatan. Gambaran matriks polarisasi
secara sederhana dapat dilihat dalam Gambar 4.1 sebagai berikut.
Unit Analisis Kategori
Parameter Peraturan-perundangan
Informasi Formal Jenis Peraturan
Judul Peraturan Keterangan tanggal dan tahun
terbit
Pasal dan Ayat Keterlibatan Stakeholder
Siapa saja stakeholder yang terlibat
Peran masing-masing stakeholder
Manajemen Waduk Pemanfaataneksploitasi
Perlindunganproteksi Rehabilitasi
Aksesibilitas Waduk Pihak yang Memiliki Akses
Jumlah Maksimum Zonasi pembatasan
Perizinan Penggunaan Waduk
Bentuk Izin Pihak Pemberi Izin
Masa Berlaku Izin
Pengawasan Waduk Pihak yang Mengawasi
Kegiatan yang Diawasi Pelanggaran
Mekanisme Penindakan Pihak yang Memberikan
Tindakan dan Sanksi Sanksi yang Diberlakukan
Aspek Utama Peraturan Aspek yang menjadi fokus
dalam peraturan Keterkaitan dengan
Keberlanjutan sustainability
Keterkaitan aspek-aspek dalam peraturan dengan
keberlanjutan