KERANGKA PEMIKIRAN ANALISIS BIAYA DAN MANFAAT KELEMBAGAAN PENGELOLAAN WADUK CIRATA PROVINSI JAWA BARAT

identifikasi aturan main, dan kedua identifikasi unsur-unsur yang mementuk aturan main Ostrom 1990, Crawford dan Ostrom, 1995. Dinamika kelembagaan yang terjadi merupakan bagian dari proses perubahan kelembagaan. Komponen struktural dalam dinamika kelembagaan perlu dianalisis untuk mengontekstualisasikan perubahan. Proses perubahan kelembagaan secara umum meliputi tahapan-tahapan sebagai berikut: 1. Perubahan persepsi, dimana individu menerima perubahan atau mengalami gangguan yang meliputi kondisi lingkungan, sosial, ekonomi, atau institusi 2. Identifikasi sebab-akibat, tergantung pada kecenderungan perilaku dan sikap mereka. Beberapa individu membandingkan perubahan yang dirasakan, apa yang menjadi penyebab hal tersebut terjadi, dan bagaimana dampaknya 3. Komunikasi mengenai pendapat perubahan, tergantung pada kecenderungan perilaku dan sikap mereka. Komunikasi ini mungkin membuat proses difusi, tergantung posisikekuasaan individu dalam jaringan, serta relevansi perubahan yang dirasakan 4. Penyesuaian pendapat, dimana individu meneysuaikan diri berdasarkan pendapat mereka tentang hubungan kausal dan faktor motivasi 5. Penurunan kesesuaian kelembagaan yang ada 6. Pembentukan kelembagaan baru 7. Penggantianmodifikasi kelembagaan yang ada Adapun langkah-langkah dalam redesign kelembagaan adalah sebagai berikut: 1 Mendefinisikan substansi kelembagaan, meliputi substansi-substansi yang harus dipenuhi dan harus ada dalam suatu kelembagaan. Substansi-substansi tersebut yaitu: a Aturankeharusan; b Larangan; c Hak; d Kewajiban; e Sanksi; f Monitoringpengawasan; g Pihak yang memberikan sanksi; h Pihak yang melakukan monitoring; i Mekanisme resolusi konflik; j Mekanisme perubahan kelembagaan; k Mekanisme penentuan akses terhadap sumberdaya; dan l Pembatasan zonasi 2 Mendefinisikan struktur kelembagaan, dimana bangunan organisasi mampu menghimpun semua kepentingan stakeholder. a. Eksplorasi tentang bangunan struktur yang bisa mengikat b. Offering struktur kelembagaan baru kepada masyarakat c. Mekanisme koordinasi yang jelas d. Seorang pimpinan yang diposisikan lebih tinggi untuk memimpin dan mengikat semua stakeholder terkait Sebelum melakukan redesign kelembagaan, dilakukan analisis kualitatif mengenai kelembagaan eksisting dengan indikator-indikator kelembagaan menurut Ostrom 1990. Dengan melakukan analisis ini, dapat diketahui bagaimana kelembagaan eksisting berjalan di lapangan de facto. Indikator-indikator kelembagaan ideal tersebut dapat dilihat dalam Tabel 4.6. Analisis mengenai kelembagaan sesuai dasar hukum yang berlaku de jure juga dilakukan untuk melihat secara hukum bagaimana struktur kelembagaan yang ada menurut aturan. Analisis kualitatif mengenai kelembagaan sesuai dasar hukum yang berlaku dilakukan untuk mengetahui kelembagaan tersebut berjalan atau tidak di lapangan. Analisis kualitatif melibatkan indikator-indikator kelembagaan seperti yang telah disebutkan sebelumnya Tabel 4.6. Responden dalam analisis redesign kelembagaan ini adalah stakeholder-stakeholder terkait dalam pengelolaan Waduk Cirata. Respon stakeholder terhadap kelembagaan eksisting de facto maupun kelembagaan berdasarkan aturan yang berlaku de jure dikaji sebagai masukan untuk design kelembagaan baru yang sesuai dengan kebutuhan. Hasil dari redesign kelembagaan merupakan justifikasi peneliti yang kemudian ditawarkan kepada masyarakat. Hasil redesign kelembagaan ini diharapkan dapat mengakomodir semua kepentingan stakeholder dan mengarahkan kepada collective action dari pihak-pihak yang terlibat. Penerapan dari hasil redesign kelembagaan adalah untuk mengoptimalkan fungsi kelembagaan yang bertujuan untuk melestarikan Waduk Cirata melalui pengendalian jumlah KJA. Tabel 4.6 Indikator-indikator kelembagaan ideal No Indikator Penjelasan 1. Batas-batas yang Jelas clearly defined boundaries Siapa saja pihak yang memiliki hak dan wewenang untuk mengakses dan memanfaatkan sumberdaya; serta sejauh mana sumberdaya boleh diakses dan dimanfaatkan 2. Kelembagaan penyediaan dan pemanfaatan sesuai dengan kondisi lokalitas congruence between appropriation and provision rules and local conditions Aturan alokasi yang membatasi waktu, tempat, teknologi, dan jumlah unit sumberdaya yang diperbolehkan untuk diekstraksi dikaitkan dnegan kondisi setempat; dan aturan mengenai penyediaan dalam hal tenaga kerja, material, modalbudget 3. Pengaturan pilihan kolektif collective-choice arrangements Aksi bersama yang dilakukan oleh masyarakat, yaitu banyaknya individu yang terdampak dapat ikut berpartisipasi dalam mengubah aturan- aturan operasional 4. Pengawasan monitoring Pihak pengawas secara aktif berperan dalam audit kondisi sumberdaya serta perilaku pihak yang diawasi; dalam prosesnya harus akuntabel bagi kedua belah pihak 5. Penerapan Sanksi graduated sanctions Apabila ada pihak yang melanggar aturan main, sanksi yang ditegakkan sesuai dengan tingkat keseriusan dan konteks pelanggaran yang dilakukan; baik oleh sesamanya, pihak yang berwenang, atau kedua belah pihak 6. Mekanisme Resolusi Konflik conflict-resolution mechanism Pemilik dan pihak berwenang memiliki akses yang mudah ke arena aksi untuk dapat menyelesaikan konflik yang terjadi, baik antarpemilik maupun antara pemilik dengan pihak yang berwenang 7. Pengakuan minimal atas hak untuk mengelola minimal recognition of rights to organize Hak pemilik untuk merancang kelembagaan mereka sendiri dan tidak dihalangi oleh otoritas pihak pemerintahan eksternal 8. Kelembagaan lain yang melengkapi nested enterprises Pemanfaatan, penyediaan, pengawasa, penegakan, resolusi konflik, and kegiatan pemerintahan diselenggarakan dalam beberapa lapisan kelembagaan yang saling melengkapi Sumber: Ostrom 1990 4.4.4 Analisis Biaya Transaksi dan Manfaat Kelembagaan 4.4.4.1 Biaya Transaksi Analisis biaya dan manfaat redesign kelembagaan dilakukan untuk mengetahui besarnya biaya yang harus dikeluarkan untuk mengembangkan sebuah kelembagaan pengelolaan sumberdaya Waduk Cirata serta untuk mengetahui manfaat apa saja yang akan diperoleh dari pengembangan kelembagaan tersebut. Untuk mengetahui biaya yang harus dikeluarkan, maka harus diindentifikasi dulu biaya-biaya apa yang mungkin timbul kemudian dimoneterkan biaya transaksi. Proses identifikasi biaya dan monetary ini melibatkan diskusi antar masyarakat, key person, dan tokoh ahli. Beberapa biaya yang mungkin timbul adalah: a Biaya persiapan identifikasi kelembagaan eksisting vs rencana kelembagaan baru yang akan dikembangkan b Biaya pencarian informasi informasi mengenai kelembagaan baru yang akan dikembangkan, baik itu dari masyarakat maupun dari stakeholder-stakeholder lainnya terkait kebutuhan, substansi maupun tujuan dari kelembagaan baru c Biaya pengolahan informasi pengolahan informasi dilakukan untuk mendapatkan output informasi yang akurat mengenai kelembagaan baru yang akan dikembangkan d Biaya untuk diskusi diskusi perlu dilakukan sebagai langkah untuk membentuk hubungan yang baik dengan masyarakat dan para stakeholder, terutama untuk design pembentukan kelembagaan, merangsang terbentuknya collective action bagi masyarakat, serta pembentukan ‘rules of the games’ e Biaya untuk mencari bentuk kelembagaan dilakukan untuk mendapatkan bentuk kelembagaan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat yang sekaligus diharapkan dapat mengatasi permasalahan di Waduk Cirata menuju pengelolaan yang berkelanjutan. Dalam step ini juga dilakukan analisis tentang ‘rules of the games’ yang merupakan salah satu atribut penting dalam kelembagaan f Biaya untuk sosialisasi penjelasan mengenai atribut dan urgensi kelembagaan dengan masyarakat dan para stakeholder mengenai kelembagaan baru yang akan dijalankan, sebagai tahap awal masuknya kelembagaan baru agar diterima dengan baik dan berjalan sebagaimana mestinya. Dalam sosialisasi ini sangat penting dijelaskan tentang ‘rules of the games’ dari kelembagaan baru tersebut g Biaya untuk monitoring monitoring diperlukan agar kelembagaan tetap berjalan sesuai ‘rules of the games’ dan tidak menyimpang. Monitoring ini dapat melibatkan pihak lain sebagai pemonitor, namun bisa juga masyarakat yang merupakan anggota dari kelembagaan baru tersebut sendiri yang menjadi pemonitor. Monitoring ini juga menyangkut tentang kemungkinan konflik yang terjadi, serta bagaimana penyelesaian yang harus dilakukan h Biaya untuk penegakan penegakan diperlukan apabila ada masyarakat atau stakeholder lain yang menyimpang atau melanggar ‘rules of the games’. Pelanggaran yang terjadi harus diproses sesuai dengan kesepakatan yang telah dibuat, beserta dengan konsekuensisanksi yang harus diterima. Apabila penegakan berjalan dengan baik, maka pelanggaran-pelanggaran dapat diminimalisisr sehingga kelembagaan dapat berjalan dengan baik i Biaya untuk evaluasi evaluasi dilakukan untuk mengetahui bagaimana kelembagaan baru yang telah berjalan di tengah-tengah masyarakat. Hal ini