analysis mengenai peraturan formal yang berkaitan dengan Waduk Cirata akan dianalisis menggunakan kategori dan parameter dalam Tabel 4.4 sebagai berikut.
Tabel 4.4. Unit analisis, kategori, dan parameter content analysis
Sumber: diadopsi dari Ekayani 2012 dengan modifikasi
4.4.2 Analisis Persepsi Stakeholder
Persepsi yang dimiliki oleh stakeholder menentukan perilaku dalam pemanfaatan dan pengelolaan Waduk Cirata. Persepsi dan motivasi yang dimiliki
oleh para stakeholder dapat saja berbeda antara masing-masing stakeholder. Dalam penelitian ini, analisis mengenai persepsi stakeholder akan dianalisis menggunakan
radar diagram untuk melihat penyebaran yang terjadi. Orientasi stakeholder yang berupa persepsi dijaring dengan menggunakan kuesioner dimana responden diberi
kesempatan untuk memberikan tanggapan atas pertanyaan yang diberikan. Tanggapan mereka atas setiap pertanyaan tersebut dimintakan pula besaran
skornya. Adapun sebaran persepsi dan motivasi dibangun dari aspek ekologi, ekonomi, sosial, pengelolaan, dan pemanfaatan. Gambaran matriks polarisasi
secara sederhana dapat dilihat dalam Gambar 4.1 sebagai berikut.
Unit Analisis Kategori
Parameter Peraturan-perundangan
Informasi Formal Jenis Peraturan
Judul Peraturan Keterangan tanggal dan tahun
terbit
Pasal dan Ayat Keterlibatan Stakeholder
Siapa saja stakeholder yang terlibat
Peran masing-masing stakeholder
Manajemen Waduk Pemanfaataneksploitasi
Perlindunganproteksi Rehabilitasi
Aksesibilitas Waduk Pihak yang Memiliki Akses
Jumlah Maksimum Zonasi pembatasan
Perizinan Penggunaan Waduk
Bentuk Izin Pihak Pemberi Izin
Masa Berlaku Izin
Pengawasan Waduk Pihak yang Mengawasi
Kegiatan yang Diawasi Pelanggaran
Mekanisme Penindakan Pihak yang Memberikan
Tindakan dan Sanksi Sanksi yang Diberlakukan
Aspek Utama Peraturan Aspek yang menjadi fokus
dalam peraturan Keterkaitan dengan
Keberlanjutan sustainability
Keterkaitan aspek-aspek dalam peraturan dengan
keberlanjutan
Gambar 4.1 Gambaran Matriks Polarisasi secara Sederhana Dalam diagram tersebut, titik 0 merupakan kondisi yang berkelanjutan. Hal
ini berarti kelima aspek yang dianalisis berada dalam keadaan yang baik menurut responden. Semakin menjauhi titik 0, kondisi di Waduk Cirata semakin jauh dari
keberlanjutan. Penilaian responden mungkin akan berbeda-beda antara satu kelompok stakeholder dengan yang lainnya. Hal ini karena persepsi merupakan hal
yang subjektif. Adapun untuk melihat persepsi dan motivasi stakeholder akan ditinjau dari beberapa aspek, yaitu meliputi aspek ekonomi, ekologi, sosial,
pengelolaan, dan pemanfaatan. Matriks penduan pertanyaan persepsi untuk stakeholder tersaji dalam Tabel 4.5 sebagai berikut.
Tabel 4.5 Matriks panduan pertanyaan persepsi untuk stakeholder ditinjau dari aspek ekonomi, ekologi, sosial, pengelolaan, dan pemanfaatan
Aspek Stakeholder
Persepsi 1
2 3
4 5
6 7
8 9
10 a
Ekonomi
b
Ekologi
c
Sosial
d
Pengelolaan
e
Pemanfaatan
Keterangan: 1 = DPK Jawa Barat; 2 = Dinas Perikanan Kabupaten Bandung Barat; 3 = Dinas
Perikanan Kabupaten Purwakarta; 4 = Dinas Perikanan Kabupaten Cianjur; 5 = BPWC; 6 = Satpol PP Jawa Barat; 7 = kelompok penjual pakan ikan; 8 = kelompok pengepul ikan; 9 = kelompok
pengolah hasil perikanan; 10 = petani KJA
4.4 3 Analisis Redesign Kelembagaan
Redesign kelembagaan sebagai wujud perubahan kelembagaan diperlukan untuk membentuk kelembagaan yang mampu mengakomodir kepentingan publik
dan mengarahkan masyarakat untuk melakukan collective action. Simulasi model dapat digunakan untuk mengeksplorasi perubahan kelembagaan. Dalam perubahan
kelembagaan, definisi pembangun kelembagaan dan bagaimana mereka bergabung untuk membangun struktur kelembagaan sangat penting. Memahami unsur-unsur
struktural kelembagaan memerlukan beberapa identifikasi; pertama adalah
1 2
3 4
5 6
Ekologi
Ekonomi
Sosial Pengelolaan
Pemanfaatan
Stakeholder X Stakeholder Y
Stakeholder Z
identifikasi aturan main, dan kedua identifikasi unsur-unsur yang mementuk aturan main Ostrom 1990, Crawford dan Ostrom, 1995. Dinamika kelembagaan yang
terjadi merupakan bagian dari proses perubahan kelembagaan. Komponen struktural
dalam dinamika
kelembagaan perlu
dianalisis untuk
mengontekstualisasikan perubahan. Proses perubahan kelembagaan secara umum meliputi tahapan-tahapan sebagai berikut:
1. Perubahan persepsi, dimana individu menerima perubahan atau mengalami
gangguan yang meliputi kondisi lingkungan, sosial, ekonomi, atau institusi 2.
Identifikasi sebab-akibat, tergantung pada kecenderungan perilaku dan sikap mereka. Beberapa individu membandingkan perubahan yang dirasakan, apa
yang menjadi penyebab hal tersebut terjadi, dan bagaimana dampaknya 3.
Komunikasi mengenai pendapat perubahan, tergantung pada kecenderungan perilaku dan sikap mereka. Komunikasi ini mungkin membuat proses difusi,
tergantung posisikekuasaan individu dalam jaringan, serta relevansi perubahan yang dirasakan
4. Penyesuaian pendapat, dimana individu meneysuaikan diri berdasarkan
pendapat mereka tentang hubungan kausal dan faktor motivasi 5.
Penurunan kesesuaian kelembagaan yang ada 6.
Pembentukan kelembagaan baru 7.
Penggantianmodifikasi kelembagaan yang ada Adapun langkah-langkah dalam redesign kelembagaan adalah sebagai berikut:
1 Mendefinisikan substansi kelembagaan, meliputi substansi-substansi yang
harus dipenuhi dan harus ada dalam suatu kelembagaan. Substansi-substansi tersebut yaitu: a Aturankeharusan; b Larangan; c Hak; d Kewajiban; e
Sanksi; f Monitoringpengawasan; g Pihak yang memberikan sanksi; h Pihak yang melakukan monitoring; i Mekanisme resolusi konflik; j
Mekanisme perubahan kelembagaan; k Mekanisme penentuan akses terhadap sumberdaya; dan l Pembatasan zonasi
2 Mendefinisikan struktur kelembagaan, dimana bangunan organisasi mampu
menghimpun semua kepentingan stakeholder. a.
Eksplorasi tentang bangunan struktur yang bisa mengikat b.
Offering struktur kelembagaan baru kepada masyarakat c.
Mekanisme koordinasi yang jelas d.
Seorang pimpinan yang diposisikan lebih tinggi untuk memimpin dan mengikat semua stakeholder terkait
Sebelum melakukan redesign kelembagaan, dilakukan analisis kualitatif mengenai kelembagaan eksisting dengan indikator-indikator kelembagaan menurut
Ostrom 1990. Dengan melakukan analisis ini, dapat diketahui bagaimana kelembagaan eksisting berjalan di lapangan de facto. Indikator-indikator
kelembagaan ideal tersebut dapat dilihat dalam Tabel 4.6.
Analisis mengenai kelembagaan sesuai dasar hukum yang berlaku de jure juga dilakukan untuk melihat secara hukum bagaimana struktur kelembagaan yang
ada menurut aturan. Analisis kualitatif mengenai kelembagaan sesuai dasar hukum yang berlaku dilakukan untuk mengetahui kelembagaan tersebut berjalan atau tidak
di lapangan. Analisis kualitatif melibatkan indikator-indikator kelembagaan seperti yang telah disebutkan sebelumnya Tabel 4.6. Responden dalam analisis redesign
kelembagaan ini adalah stakeholder-stakeholder terkait dalam pengelolaan Waduk Cirata. Respon stakeholder terhadap kelembagaan eksisting de facto maupun