Estimasi Biaya Transaksi Kelembagaan Pengelolaan Waduk Cirata

Dengan target pengurangan KJA sejumlah 7.185 petak KJA per tahun, frekuensi panen 4 kali per tahun, dan jumlah pakan yang dibutuhkan adalah 1000 kg per panen per petak KJA maka jumlah pakan yang bisa diselamatkan agar tidak masuk ke perairan Waduk Cirata adalah 28.740.000 kg atau sekitar 28.740 ton per tahun. Jika diasumsikan dari jumlah pakan tersebut sebesar 98-99 yang terkonsumsi maka ada sekitar 2.874 tontahun – 5.784 tontahun yang seharusnya terbuang ke perairan dan berkontribusi menjadi sedimen Tabel 9.13. Nilai ini cukup besar dan berarti dalam menurunkan kualitas lingkungan. Adanya penerapan kelembagaan dimaksudkan untuk mencegah sejumlah pakan tersebut agar tidak masuk ke perairan Waduk Cirata sehingga mengurangi dampak negatif kualitas lingkungan. Tabel 9.13 Estimasi pengurangan jumlah sedimen dari limbah pakan akibat pengurangan KJA di Waduk Cirata Jumlah pakan yang tidak terbuang ke perairan tontahun Pakan yang terkonsumsi oleh ikan Pakan yang langsung terbuang ke perairan Jumlah minimum sedimen yang berkurang dari pakan tontahun Jumlah maksimum sedimen yang berkurang dari pakan tontahun 28.740 98-99 1-2 2.874 5.748 Selain limbah pakan, limbah feses kegiatan KJA juga berkontribusi terhadap akumulasi sedimen yang ada di Waduk Cirata. Dalam penelitian ini, diasumsikan bahwa limbah feses yang terbuang ke perairan adalah sejumlah 30-40 dari pakan yang dimakan oleh ikan BP3UIH, 2016. Pengurangan jumlah KJA akan berimplikasi berkurangnya jumlah feses yang terbuang ke perairan Waduk Cirata dengan jumlah sebagai berikut: = × × dimana: FTT = jumlah feses yang tidak terbuang ke perairan Waduk Cirata tontahun JPK = jumlah pakan yang dibutuhkan untuk satu siklus panen tonpetak JPM = jumlah pakan yang terkonsumsi oleh ikan JPM = jumlah feses yang langsung terbuang ke perairan Tabel 9.14. Estimasi pengurangan jumlah sedimen dari limbah feses akibat pengurangan KJA di Waduk Cirata Jumlah pakan yang dibutuhkan untuk satu siklus panen tonpetak Jumlah pakan yang terkonsumsi oleh ikan Feses yang langsung terbuang ke perairan Jumlah minimum sedimen yang berkurang dari feses ikan tontahun Jumlah maksimum sedimen yang berkurang dari feses ikan tontahun 28.740 98-99 30-40 8.449,56 11.381,04 Dengan asumsi bahwa feses dari ikan terbuang langsung ke perairan tanpa dimakan oleh ikan lain yang lokasi kerambanganya berada di bawah, maka jumlah feses yang seharusnya terbuang ke perairan Waduk Cirata adalah berkisar antara 844.956 - 1.138.104 kg per tahun. Jumlah ini cukup signifikan dalam menyumbang sedimen yang masuk ke perairan Waduk Cirata. Dengan demikian, jumlah total sedimen dari limbah KJA yang berkurang adalah merupakan akumulasi sedimen dari pakan maupun feses yang tidak terbuang ke perairan Waduk Cirata sebagai implikasi pengurangan jumlah KJA. Hasil estimasi tersaji dalam Tabel 9.15 dengan formula yang digunakan adalah sebagai berikut: = + dimana: JSK = jumlah sedimen yang berkurang dari limbah KJA tontahun PTT = jumlah pakan yang tidak terbuang ke perairan Waduk Cirata tontahun FTT = jumlah feses yang tidak terbuang ke perairan Waduk Cirata tontahun Tabel 9.15 Jumlah Sedimen di Waduk Cirata yang berkurang dari limbah KJA Jumlah minimum sedimen yang berkurang dari pakan tontahun Jumlah maksimum sedimen yang berkurang dari pakan tontahun Jumlah minimum sedimen yang berkurang dari feses ikan tontahun Jumlah maksimum sedimen yang berkurang dari feses ikan tontahun Jumlah minimum sedimen yang berkurang dari limbah KJA tontahun Jumlah maksimum sedimen yang berkurang dari limbah KJA tontahun 2.874 5.748 8.449,56 11.381,04 11.323,56 17.129,04 Berdasarkan estimasi limbah pakan dan feses yang terbuang, limbah total yang diharapkan dapat dikurangi dari pengurangan jumlah KJA di Waduk Cirata adalah 1.140.978 – 1.712.904 kg per tahun atau sekitar 1.141 – 1.713 ton per tahun. Limbah yang berkurang ke perairan Waduk Cirata akan menyebabkan biaya pengerukan sedimen menjadi menurun. Dengan kata lain bahwa penghematan biaya pengerukan sedimen merupakan manfaat dari pengurangan limbah pakan dan feses. Formula yang digunakan untuk estimasi biaya pengerukan sedimen per tahun adalah sebagai berikut: = �ℎ �ℎ BPS = biaya pengerukan sedimen Rpton APS = anggaran pengerukan sedimen Rptahun VOS = volume sedimen total tontahun Anggaran pengerukan sedimen merupakan simulasi yang dilakukan oleh BPWC pada tahun 2007. Justifikasi menggunakan data dari BPWC adalah karena BPWC sebagai unit pengelola Waduk Cirata yang memiliki tanggung jawab dalam mengelola waduk, terutama berkaitan dengan PLTA dan masa layan waduk. Jika laju sedimen diasumsikan konstan dengan laju 7,28 juta m 3 tahun dan berat jenis sedimen di Waduk Cirata adalah 0,6 ton m 3 maka besar volume sedimen di Waduk Cirata sekitar 4,37 juta tontahun BPWC 2016. Jika anggaran untuk pengerukan sedimen diasumsikan sama per tahun berjalan, maka estimasi biaya pengerukan sedimen di Waduk Cirata tersaji dalam Tabel 9.16. Tabel 9.16. Estimasi biaya pengerukan sedimen di Waduk Cirata Anggaran pengerukan sedimen Rptahun Volume sedimen total tontahun Biaya pengerukan sedimen Rpton 297.627.251.509 4.370.000 68.107 Dari estimasi tersebut, diperoleh bahwa biaya pengerukan sedimen yang berasal dari limbah KJA adalah Rp.68.107,00 per ton. Untuk mengestimasi biaya pengerukan sedimen yang dihemat dari pengurangan limbah pakan dan feses dari KJA, digunakan formula sebagai berikut dan hasilnya tersaji dalam Tabel 9.17 = × dimana: PBP = Penghematan biaya pengurangan sedimen Rptahun JSB = Jumlah sedimen yang berkurang dari limbah KJA tontahun BPS = Biaya pengerukan sedimen Rpton Tabel 9.17. Estimasi penghematan biaya pengerukan sedimen dari pengurangan limbah KJA Jumlah minimum sedimen yang berkurang dari limbah KJA tontahun Jumlah maksimum sedimen yang berkurang dari limbah KJA tontahun Biaya Pengerukan Sedimen Rpton Jumlah Minimum Penghematan Biaya Pengurangan Sedimen Rptahun Jumlah Maksimum Penghematan Biaya Pengurangan Sedimen Rptahun 11.323,56 17.129,04 68.107 771.213.700,92 1.166.607.527,28 Berdasarkan hasil estimasi, penghematan biaya pengerukan sedimen yang berasal dari pengurangan limbah KJA adalah berkisar antara Rp. 771.213.700,92 hingga Rp. 1.166.607.527,28 per tahun. Jumlah ini menunjukkan bahwa jika hasil redesign kelembagaan dapat diterapkan dengan baik dan jumlah KJA dapat berkurang hingga 12.000 petak, maka manfaat yang diterima adalah berupa penghematan biaya pengerukan sedimen sebesar Rp. 771.213.700,92 hingga Rp. 1.166.607.527,28 per tahun.

9.2 Manfaat dari Pengurangan

Blooming Eceng Gondok di Perairan Waduk Cirata Berdasarkan hasil kajian BPWC 2007, pada kondisi KJA sebanyak 12.000 petak jumlah bahan organik yang masuk ke Waduk Cirata semuanya dapat diuraikan oleh sistem biologi, tidak akan menyebabkan peningkatan kesuburan bagi eceng gondok. Dengan demikian tidak terjadi blooming eceng gondok yang menganggu jalannya kegiatan KJA dan tranportasi air di Waduk Cirata. Di samping itu, stakeholder terkait tidak harus mengeluarkan uang untuk membersihkan dan mengatasi blooming eceng gondok yang terjadi di Waduk Cirata. Pengerukan eceng gondok dilakukan oleh para stakeholder terkait dan petani KJA secara rutin. Formulasi biaya pengerukan eceng gondok yang harus dikeluarkan oleh stakeholder tiap tahun adalah sebagai berikut = × dimana: BPE = Biaya pengerukan eceng gondok Rptahun APE = Anggaran pengerukan eceng gondok yang dilakukan Rpkegiatan FPE = Frekuensi pengerukan eceng gondok kegiatantahun Berdasarkan hasil wawancara dengan pihak BPWC, biaya yang dibutuhkan untuk kegiatan bersih-bersih eceng gondok dan sampah Waduk Cirata adalah Rp. 30.500.000,00 tiap sekali pengerukan. Kegiatan pengerukan eceng gondok dilakukan 3 kali dalam sebulan pada tiap zona di Waduk Cirata. Dalam setahun ada 36 kali kegiatan pengerukan eceng gondok di waduk Cirata. Total biaya yang harus dikeluarkan untuk membersihkan eceng gondok di perairan Waduk Cirata adalah Rp. 1.098.000.000 per tahun Tabel 9.18. Jika kelembagaan dapat berjalan dengan baik, biaya untuk pengerukan eceng gondok tidak harus dikeluarkan yang artinya merupakan salah satu manfaat ekonomi dari berkurangnya jumlah KJA yang ada di Waduk Cirata. Tabel 9.18 Biaya Pengerukan Eceng Gondok di Waduk Cirata Anggaran pengerukan eceng gondok yang dilakukan Rpkegiatan Frekuensi pengerukan eceng gondok tiap bulan Frekuensi pengerukan eceng gondok kegiatantahun Biaya pengerukan eceng gondok Rptahun 30.500.000,00 3 36 1.098.000.000 Sumber: Komunikasi personal BPWC dan BP3UIH Provinsi Jawa Barat 2016

9.3 Manfaat dari Penurunan Laju Sedimentasi

Pengurangan jumlah limbah yang masuk ke perairan Waduk Cirata akan berimplikasi terhadap akumulasi sedimen di Waduk Cirata. Berdasarkan hasil wawancara dengan pihak BPWC dan BP3UIH, sebesar 15 dari total akumulasi sedimen di Waduk Cirata berasal dari kegiatan KJA. Pengurangan limbah dari kegiatan KJA yang terbuang ke perairan dapat menurunkan laju sedimentasi dan mengurangi jumlah akumulasi sedimen di Waduk Cirata sehingga supply listrik dapat terjaga dan PLTA tidak mengalami kerugian. Estimasi manfaat dari penurunan laju sedimentasi didapatkan melalui Benefit Transfer dari hasil penelitian Widisatuti 2013. Akumulasi sedimen di Waduk Cirata berpotensi mengurangi produksi listrik karena masa layan waduk yang berkurang. Jumlah akumulasi sedimen di Waduk Cirata hingga tahun 2007 adalah sebesar 146 juta m 3 . Jika laju sedimentasi berdasarkan pengukuran tahun 2007 dianggap konstan, artinya laju sedimentasi tidak bertambah dari tahun ke tahun, maka diperkirakan bahwa Waduk Cirata akan terisi penuh oleh endapan sedimen dead storage dalam jangka waktu 60 tahun lagi. Sedangkan dalam perencanaan awal, umur masa layan Waduk Cirata diperkirakan dapat mencapai 87 tahun. Berdasarkan perhitungan umur masa layan waduk tahun 2007, Waduk Cirata mengalami 8 tahun penurunan masa layan dimana umur masa layan Waduk Cirata hanya tinggal 60 tahun. Jika kontribusi limbah KJA terhadap total sedimentasi di Waduk Cirata adalah 15, maka estimasi kerugian yang dialami oleh Waduk Cirata karena sedimentasi dari limbah KJA adalah sebagai berikut: = × dimana: KSK = kerugian Waduk Cirata karena sedimentasi dari limbah KJA Rp KTS = kerugian total Waduk Cirata karena sedimentasi Rp KKS = kontribusi KJA terhadap sedimentasi total Hasil estimasi kerugian Waduk Cirata karena sedimentasi limbah KJA tersaji dalam Tabel 9.19 sebagai berikut. Tabel 9.19 Hasil Estimasi Kerugian Waduk Cirata karena Sedimentasi Limbah KJA Kerugian total Waduk Cirata karena sedimentasi Rp Present Value Kerugian total Waduk Cirata karena sedimentasi Rp Kontribusi KJA terhadap sedimentasi total Kerugian Waduk Cirata karena sedimentasi dari limbah KJA Rp 11.812.036.184,00 18.324.345.020,00 15 2.748.651.743,00 Sumber: Widiastuti 2013; Komunikasi personal BPWC dan BP3UIH Provinsi Jawa Barat 2016 Kerugian total Waduk Cirata akibat sedimentasi yang menurunkan umur layan waduk yang dihitung pada tahun 2007 diperkirakan sebesar Rp. 11.812.036.184,00 Widiastuti, 2013. Dalam nilai saat ini, jumlah kerugian Waduk Cirata tersebut adalah sebesar Rp. 18.324.345.020,00. Jika kontribusi KJA terhadap sedimentasi Waduk Cirata adalah 15, kerugian yang diakibatkan oleh KJA adalah sebesar Rp. 2.748.651.743,00. Nilai dari kerugian ini dapat dihindari dan menjadi manfaat apabila KJA di Waduk Cirata telah tertata dengan baik melalui penerapan hasil redesign kelembagaan pengelolaan Waduk Cirata. Penerapan kelembagaan diharapkan dapat mengurangi jumlah KJA hingga sesuai dengan jumlah yang direkomendasikan. Keberadaan KJA di Waduk Cirata yang sesuai dengan jumlah yang direkomendasikan tidak akan memberikan menimbulkan sedimentasi yang berlebih sehingga kerugian Waduk Cirata akibat sedimentasi limbah KJA tidak terjadi.

9.4 Manfaat dari Pengurangan Kematian Ikan

Dengan penerapan hasil redesign kelembagaan Waduk Cirata, diharapkan dapat menciptakan keteraturan khususnya berkaitan dengan volume dan penataan KJA. Kondisi perairan Waduk Cirata yang sudah tercemar saat ini yang melebihi daya dukung lingkungan terlihat dari kasus kematian massal ikan yang terjadi tiap tahun. Hal ini menunjukkan bahwa kondisi perairan di Waduk Cirata sudah tidak memadai untuk budidaya dan pertumbuhan ikan. Berikut dalam Tabel 9.20 tersaji kerugian akibat kematian ikan yang terjadi di Waduk Cirata selama kurun waktu 2001-2015. Tabel 9.20 Estimasi kerugian akibat kematian ikan di Waduk Cirata tahun 2001-2015 Tahun Jumlah Ikan yang Mati kg Jumlah Ikan yang Mati ton Kerugian Rp 2001 1.120.000 1.120 11.200.000.000 2002 4.225.365 4.225 44.366.335.755 2003 3.776.690 3.777 41.638.003.943 2004 1.141.599 1.142 13.215.431.256 2005 2.461.386 2.461 29.918.300.667 2006 3.485.294 3.485 44.482.168.295 2007 5.123.713 5.124 68.662.659.912 2008 2.895.105 2.895 40.737.034.691 2009 3.958.809 3.959 58.489.636.959 2010 3.742.233 3.742 58.054.311.439 2011 4.222.269 4.222 68.776.318.693 2012 4.833.847 4.834 82.675.192.855 2013 4.762.370 4.762 85.525.315.406 2014 4.730.908 4.731 89.208.317.931 2015 4.802.862 4.803 95.093.384.672 Rata-rata 3.685.497 3.685 55.469.494.165 Sumber: Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Jawa Barat 2011; Widiastuti 2013; BP3UIH 2016 Berdasarkan data tersebut, rata-rata kematian ikan yang terjadi di Waduk Cirata adalah 3.685 tontahun dengan rata-rata kerugian mencapai Rp. 55.469.494.165 per tahunnya. Jika kelembagaan Waduk Cirata dapat diterapkan dengan baik, kasus kematian ikan di Waduk Cirata diharapkan dapat dihindari sehingga petani KJA tidak mengalami kerugian. Jumlah 12.000 merupakan jumlah ideal dimana KJA dapat beroperasi secara optimal dan tidak menyebabkan kejadian-kejadian yang menimbulkan kerugian bagi petani KJA tersebut. Hilangnya kerugian yang diderita oleh petani KJA merupakan manfaat ekonomi dari berkurangnya jumlah KJA di Waduk Cirata. Estimasi manfaat yang diterima dari hilangnya kerugian dari kematian ikan akibat berkurangnya KJA adalah sebesar Rp. 55.469.494.165 per tahun.