Fungsi Motivasi Jenis-jenis Motivasi

commit to user 28 Dari sekian banyak pendapat tentang pengertian motivasi, meskipun dengan beragam rumusan, dapat ditemukan garis singgung yang sama, yaitu bahwa motivasi memiliki karakteristik: 1 Ada kekuatan pendorong sebagai hasil dari kebutuhan yang muncul secara internal maupun eksternal. 2 Ada aktivitas penopang perilaku. 3 Terarah pada tujuan tertentu. Jadi motivasi timbul karena adanya kebutuhan yang mendorong individu untuk melakukan aktivitas yang terarah pada satu tujuan. Dalam bentuk yang sederhana motivasi dapat digambarkan dalam kerangka: Gambar 2.1: Proses Motivasi secara Umum

2.2 Fungsi Motivasi

Motivasi merupakan faktor yang berpengaruh terhadap aktivitas belajar. Dengan adanya motivasi berarti ada dorongan tertentu yang memacu anak untuk belajar. Secara khusus Ngalim Purwanto 1987:81 menjelaskan bahwa motivasi berfungsi : 1 Mendorong manusia untuk berbuat atau bertindak sebagai motor yang memberikan energi kekuatan kepada seseorang. MOTIVASI PERILAKU TUJUAN commit to user 29 2 Menentukan arah perbuatan yaitu ke arah perbuatan atau perwujudan suatu tujuan atau cita-cita. Motivasi mencegah penyelewengan dari jalan yang ditempuh untuk keberhasilan pencapaian tujuan. 3 Menyeleksi perbuatan seseorang akhimya menentukan perbuatan-perbuatan mana yang harus dilakukan guna mencapai tujuan dengan membuang perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan. Motivasi merupakan suatu proses yang dapat: 1 Membimbing anak didik ke arah pengalaman-pengalaman di mana kegiatan itu dapat berlangsung. 2 Memberikan pada anak didik kekuatan dan aktivitas serta kewaspadaan yang memadai. 3 Suatu saat mengarahkan anak didik kepada perhatian kepada tujuan.

2.3 Jenis-jenis Motivasi

Jenis motivasi ada dua, yaitu motivasi primer dan motivasi sekunder atau motivasi sosial. Motivasi primer adalah motivasi yang didasarkan pada motif-motif dasar. Motif dasar ini biasanya berhubungan dengan segi biologis atau jasmani manusia. Motivasi ini muncul berdasarkan insting sehingga tidak perlu dipelajari. Jalaludin Rahmat dalam Dimyati, 2006:87 menyatakan diantara insting yang penting adalah memelihara, mencari makan, melarikan diri, berkelompok, mempertahankan diri, rasa ingin tahu, membangun dan kawin. Sedangkan Freud dari sumber yang sama membagi insting menjadi dua, yaitu insting kehidupan life instincts yang berupa makan, minum, istirahat dan commit to user 30 memelihara keturunan. Insting yang kedua adalah insting kematian death instincts yang tertuju pada penghancuran, merusak, menganiaya, membunuh orang lain atau diri sendiri. Motivasi yang kedua adalah motivasi sekunder. Motivasi ini dapat dipelajari dan selalu berhubungan dengan orang lain. Karena itu motivasi ini juga disebut motivasi sosial. Para ahli berbeda pendapat dalam pembagian motivasi sekunder atau sosial ini. Diantaranya adalah Thomas dan Znaniecki dalam Dimyati, 2006:88 yang menyebutkan motivasi spesial berupa i pengalaman baru, ii respons, iii pengakuan, iv rasa aman. Mc Cleland menyebut i berprestasi, ii kasih sayang, iii kekuasaan. Ahli lain, yaitu Maslow dari sumber yang sama merinci motivasi sekunder atas i rasa aman, ii kasih sayang dan kebersamaan, iii penghargaan, iv aktualitasi diri. Motivasi juga dapat dibedakan berdasarkan sumbernya, yaitu motivasi internal dan motivasi eksternal Dimyati, 2006:90. Motivasi internal adalah motivasi yang berasal dari dalam diri sendiri. Sedangkan motivasi eksternal yaitu motivasi yang berasal dari luar diri seseorang. Dari wujudnya motivasi dibedakan atas motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik Dimyati, 2006:91. Motivasi instrinsik memiliki tenaga pendorong sesuai dengan perbuatan yang dilakukan, misalnya membaca semata-mata karena dia ingin menguasai ilmu pengetahuan yang dibaca atau ingin mengetahui jalan ceritanya. Sedangkan motivasi ekstrinsik merupakan tenaga pendorong yang ada di luar perbuatannya namun menjadi penyebab misalnya jika seorang anak membaca sebuah buku karena ada tugas dari sekolah atau karena ingin mendapat nilai bagus kemudian dapat lulus. Yang perlu digarisbawahi motivasi intrinsik commit to user 31 dapat bersifat internal, berasal dari diri sendiri, dapat juga bersifat eksternal karena muncul akibat adanya dorongan dari pihak lain, misalnya guru atau orangtua. Suryana 2003:32 menyatakan bahwa, motivasi berprestasi suatu nilai sosial yang menekankanpada hasrat untuk mencapai yang terbaik guna mencapai kepuasan secara pribadi. Sedangkan McClelland dalam Suryana 2003:34 memberikan pengertian motivasi berprestasi sebagai suatu usaha untuk mencapai kesuksesan, yang bertujuan untuk berhasil dalam persaingan dengan berpedoman pada suatu ukuran keunggulan standars of excellence tertentu. Ukuran keunggulan ini dapat berupa prestasi siswa lain yang lebih tinggi dari prestasi siswa tersebut, selain itu juga dapat berupa prestasi tertinggi siswa itu sendiri yang pernah dicapai sebelumnya. Seseorang yang takut terhadap kegagalan dapat menganggu keberhasilan belajarnya Dimyati, 2006. Ciri orang yang mempunyai motivasi berprestasi tinggi, cenderung memiliki kekhawatiran akan gagal. Selain itu, orang yang mempunyai motivasi berprestasi tinggi memiliki sikap yang positif terhadap situasi yang mendukung terjadinya motivasi berprestasi. Terdapat dua konstruk yang terkait dengan motivasi berprestasi, yaitu: orientasi motivasional dan kemampuan yang dimiliki siswa. Mengenai kemampuan intelektualnya dengan performansi akademiknya. Implikasi mengenai siswa dengan kemampuan rendah, adalah sama dengan kaitannya dengan siswa yang rendah prestasinya. Sedangkan mengenai orientasi motivasional dijelaskan bahwa siswa dengan orientasi intrinsik pada aktivitas belajarya, cenderung menyukai tantangan akademik, menunjukkan rasa ingin tahu dan senang terhadap commit to user 32 tugas sekolahnya, serta berusaha untuk menguasainya secara mandiri. Sebaliknya, siswa dengan orientasi ekstrinsik cenderung menyukai tugas-tugas yang relatif mudah, mengerjakan tugas sekolahnya guna menyenangkan guru dan untuk mendapatkan jenjang yang baik, serta tergantung pada bantuan guru dalam menyelesaikan tugas-tugasnya. McClelland dalam Suryana 2003:34 dalam berbagai percobaannya menunjukkan bahwa, individu yang mempunyai motivasi berprestasi tinggi, apabila dihadapkan pada tugas-tugas yang kompleks cenderung melakukannya semakin baik, dan apabila berhasil nampak antusias untuk menyelesaikan tugas yang lebih berat dan lebih baik lagi. Sekurang-kurangnya ada empat karakteristik yang nampak konsisten pada diri siswa yang memiliki motivasi berprestasi tinggi yaitu: a. Senang bekerja keras untuk mencari keberhasilan. Faktor kunci yang dapat memotivasi siswa yang memiliki motivasi berprestasi tinggi adalah kepuasan intrinsik, bukan pada ganjaran ekstrinsik seperti nilai yang tinggi atau prestise. b. Cenderung bertindak atau menetapkan suatu pilihan realistis. Siswa yang memiliki motivasi berprestasi tinggi cenderung realistis dalam memilih tugas-tugas yang sesuai dengan kemampuannya. c. Menyukai situasi di mana ia dapat menilai sendiri kemajuan dan keberhasilan yang dicapainya. d. Memiliki prespektif waktu jauh ke depan, dan ia merasa bahwa waktu berjalan begitu cepat sehingga ia tidak mempunyai waktu yang cukup dalam mengerjakan suatu tugas. commit to user 33 Lemahnya motivasi berprestasi pada diri siswa dan sikap enggan atau malas terhadap tugas-tugas sekolah muncul ketika tugas-tugas tersebut terlalu sulit, ketika keberhasilan tidaklah mungkin dicapainya, dan ketika aktivitas belajar dibiarkan menumpuk membebani awal aktivitas belajamya yang tidak sesuai bagi kemampuan dirinya. 3 Hasil Belajar

3.1 Pengertian Hasil Belajar

Dokumen yang terkait

Pengaruh Strategi Pembelajaran Kooperatif dan Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa SMA Negeri 1 Pematangsiantar

3 43 165

Penerapan pembelajaran kooperatif model group investigation untuk meningkatkan hasil belajar sosiologi SMA SIT Fajar Hidayah Kotawisata-Cibubur: penelitian tindakan di SMA Fajar Hidayah pada kelas X

0 6 75

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation (Gi) Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Matematika Siswa Kelas V Sdit Bina Insani ( Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Sdit Bina Insani Kelas V Semester Ii Serang-Banten )

0 3 184

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATA DIKLAT PENGGUNAAN DAN PEMELIHARAAN ALAT UKUR PADA SISWA KELAS X TEKNIK KENDARAAN RINGAN SMK NEGERI 1 BALIGE TOBA SAMOSIR.

0 2 22

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION BERBASIS LINGKUNGAN UNTUK Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation berbasis lingkungan untuk meningkatkan aktivitas belajar ipa pada siswa kelas iv sd ne

0 1 14

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 3 SAWIT TAHUN PELAJARAN 2010/2011.

0 2 16

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN SETRATEGI GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Dengan Setrategi Group Investigation Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Mata Pelajaran IPA Kelas IV SD N 01 Ngunut

0 1 13

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN ILMU BAHAN BANGUNAN.

0 1 42

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA MATA DIKLAT DKKTM.

0 0 64

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA DIKLAT KONSTRUKSI BANGUNAN DI SMK NEGERI 1 SUMEDANG - repository UPI S TB 1105927 Title

0 0 3