commit to user 22
1.5 Peran Guru Dalam Pembelajaran Kooperatif Group Investigation
Seiring dengan kecenderungan orang untuk memilih aliran konstruktivisme dalam proses pembelajaran, maka pengaruh pembelajaran kooperatif itu sekarang
sangat besar. Dalam konstruktivisme itu pembelajaran lebih bepusat pada siswa dan
tidak berpusat pada guru. Guru bukan sebagai yang maha tahu, tetapi hanyalah sebagai fasilitator Suparno, 1997:14. Tugas guru terutama adalah membantu
siswa untuk mengkonstruksi pengetahuannya sesuai dengan situasinya yang konkret. Bahwa dalam pengaruh konstruktivisme itu, pembelajaran akan
bercirikan sebagai
berikut: orientasi,
elisitasi, rekonstruksi
ide, penggunaanpenerapan ide, dan reviu.
Pada tahap orientasi siswa diberi kesempatan untuk mengembangkan motivasi dalam mempelajari topik dan diberi kesempatan untuk mengadakan
observasi terhadap topik yang hendak dipelajari. Pada tahap elisitasi siswa dibantu untuk mengungkapkan idenya secara
jelas dengan berdiskusi, menulis, membuat poster, dan lain-lain. Murid diberi kesempatan untuk mendiskusikan apa yang diobservasinya dalam wujud tulisan,
gambar ataupun poster. Dalam restrukturisasi ide ada tiga hal penting yakni:
a Klarifikasi ide yang dikontraskan denga ide-ide orang lain atau teman lewat diskusi atau lewat pengumpulan ide. Berhadapan dengan ide lain
itu, siswa dapat terangsang untuk merekonstruksi gagasannya.
commit to user 23
b Membangun ide yang baru, ini terjadi apabila dalam diskusi itu idenya bertenangan dengan ide lain atau idenya tidak dapat menjawab pertanyaan
teman-temannya. c Mengevaluasi ide barunya dengan bereksperimen.
Dalam tahap penggunaanpenerapan ide, siswa dapat melaksanakan idenya dlam berbagai situasi yang dihadapinya. Hal ini akan membuat pengetahuan siswa
itu semakin lengkap. Dalam tahap review siswa akan melihat bahwa ide itu dapat berubah atau
dapat dapat diubah karena dalam aplikasi dalam kehidupan sehari-hari gagasannya itu mungkin perlu disesuaikan dengankondisi dan situasi.
Dalam kehidupan sehari-hari manusia memerlukan kerja sama. Untuk mengaktualisasikan proses kerja sama antar siswa bukanlah hal yang mudah.
Diperlukan peranan guru dan siswa yang optimal untuk mewujudkan suatu pembelajaran yang benar-benar berbasis kerja sama atau gotong royong. Dari
uraian di atas juga jelas bahwa Cooperative Learning atau pembelajaran kooperatif adalah bentuk dari pembelajaran kelompok kecil. Tetapi pembelajaran
kelompok kecil secara kooperatif berbeda dengan kelompok kecil yang biasa atau yang tradisional. Perbedaannya disajikan pada tabel berikut:
Tabel 2.1: Perbedaan Kelompok Belajar Cooperative Learning
Dengan Kelompok Belajar Tradisonal
Kelompok Belajar Kooperatif Kelompok Belajar Tradisional
Adanya saling ketergantungan positif saling membantu, dan saling
memberikan motivasi sehingga ada interaksi promotif
Guru sering membiarkan adanya siswa yang mendominasi kelompok
atau yang menggantungkan diri pada kelompok.
commit to user 24
Adanya akuntabilitas individual yang mengukur penguasaan materi
pelajaran tiap anggota kelompok, dan kelompok diberi umpan balik tentang
hasil belajar para anggotanya sehingga dapat saling mengetahui
siapa yang memerlukan bantuan dan siapa yang dapat memberikan
bantuan. Akuntabilitas individual sering
diabaikan sehingga tugas-tugas sering diborong oleh salah seorang anggota
kelompok, sedangkan anggota kelompok lainnya hanya “enak-enak
saja” di atas kebetemannya yang dianggap pemborong.
Kelompok belajar heterogen, baik dalam kemampuan akademik, jenis
kelamin, ras, etnik, dan sebagainya. Kelompok belajar biasanya homogen
Pimpinan kelompok dipilih secara demokratis atau bergilir untuk
memberikan pengalaman memimpin bagi para anggota kelompok.
Pemimpin kelompok sering ditentukan oleh guru atau kelompok
dibiarkan untuk memilih pemimpinnya dengan cara masing-
masing. Pada saat belajar kooperatif sedang
berlangsung, guru terus melakukan pemantauan melalui observasi dan
intervensi jika terjadi masalah. Pemantauan melalui observasi dan
intervensi sering tidak dilakukan oleh guru pada saat belajar kelompok
sedang berlangsung. Penekanan tidak hanya dari
penyelesaian tugas tetapi juga pada hubungan interpersonal
Penekanan sering hanya pada penyelesaian tugas
2. Motivasi Belajar