94 yang tidak harmonis dengan buruh profesionel maupun buruh kasar. Rata – rata
buruh PTPN IV sangat sering berinteraksi dengan atasannya maupun bawahannya dan memiliki hubungan yang harmonis.
Adapun jawaban responden buruh PTPN IV dalam hubungan yang harmonis dan seberapa sering berinteraksi dengan sesama golongan adalah
sebagai berikut; responden yang menjawab sangat sering sebanyak 33 orang 51.6. Responden yang menjawab sering sebanyak 26 orang 40.6.
Responden yang menjawab jarang sebanyak 4 orang 6.3. Responden yang menjawab tidak pernah sebanyak 1 orang 1.6. Dapat dilihat dari tabel di atas
bahwa tidak ada perbedaan antara buruh PT Lonsum dengan buruh PTPN IV dalam hal keharmonisan dengan sering tidak nya berinteraksi ke sesama pekerja
yang memiliki golongan yang sama.
4.8 Uji Reabilitas
Realibitas adalah indeks yang menunjukan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Bila suatu alat pengukur dipakai
dua kali untuk mengukur gejala yang sama dan hasil pengukur yang diperoleh relative konsisten maka alat pengukur tersebut reliable. Reabilitas tes adalah
tingkat konsisten suatu tes, yakni sejauh mana suatu tes dapat dipercaya untuk menghasilkan skor yang konsisten relative tidak berubah walaupun diteskan pada
situasi yag berbeda – beda. Reliabilitas suatu tes adalah seberapa besar derajat tes mengukur secara konsisten sasaran yang diukur. Reliabilitas dinyatakan dalam
bentuk angka biasanya sebagi koefisien. Koefisien tinggi berarti reliabilitas tinggi.
Universitas Sumatera Utara
95 Reliabilitas adalah kehandalan berkaitan dengan estimasi sejauh mana
suatu alat ukur dilihat dari stabilitas atau konsistensi internal dari informasi jawaban atau pernyataan, jika pengukuran atau pengamatan dilakukan berulang.
Pengujian reliabilitas dapat dihitung dengan menggunakan formula Alpha’s Cronbach. Jika koefisien reliabilitas
α ≥ 0, 5maka alat ukur dianggap reliabel handal Nunnally, 1978. Uji reliabilitas terhadap variabel penelitian
memperlihatkan hasil sebagai berikut :
Tabel 4.11 Hasil Uji Reliabilitas
No Variabel
r-
hitung
reliabilitas
1 Pendidikan sebagai ukuran kondisi
sosial 0.780
2 Sosial – ekonomi sebagai ukuran
kondisi sosial 0.701
3 Interaksi sosial sebagai ukuran
kondisi sosial 0.820
Sumber: Data Primer diolah, 2016
4.9 Kategorisasi dan Crosstabulasi Terhadap Data PT PP Lonsum
Sumatra Tbk.
Tabel 4.12 Pendidikan Sebagai Ukuran Kondisi Sosial
Frequency Percent Valid
Percent Cumulative
Percent Valid tidak setuju
10 47,6
47,6 47,6
setuju 11
52,4 52,4
100,0 Total
21 100,0
100,0 Sumber: Hasil Analisis Data 2016
Dari Tabel 4.12 dapat dilihat ukuran kondisi sosial dari variabel pendidikan pada buruh PT Lonsum, yang menjawab tidak setuju 47,6 atau
Universitas Sumatera Utara
96 sebanyak 10 responden dan yang menjawab setuju 52,4 atau sebanyak 11
responden.
Tabel 4.13 Sosial-Ekonomi Sebagai Ukuran Kondisi Sosial
Frequency Percent Valid
Percent Cumulative
Percent Valid tidak
baik 9
42,9 42,9
42,9 baik
12 57,1
57,1 100,0
Total 21
100,0 100,0
Sumber: Hasil Analisis Data 2016 Dari Tabel 4.13 dapat dilihat ukuran kondisi sosial dari variabel sosial-
ekonomi pada buruhh PT Lonsum, yang menjawab tidak baik 42,9 atau sebanyak 9 responden dan yang menjawab baik 57,1 atau sebanyak 12
responden.
Tabel 4.14 Interaksi Sebagai Ukuran Kondisi Sosial
Frequency Percent Valid
Percent Cumulative
Percent Valid tidak sering
9 42,9
42,9 42,9
Sering 12
57,1 57,1
100,0 Total
21 100,0
100,0 Sumber: Hasil Analisi Data 2016
Dari tabel 4.14 dapat dilihat interaksi sebagai ukuran kondisi sosial, responden PT Lonsum yang menjawab tidak sering berinteraksi sebanyak 42,9
atau sama dengan 9 responden. Dan yang mmenjawan sering berinteraksi sebanyak 57,1 atau sama dengan 12 responden.
Universitas Sumatera Utara
97
Tabel 4.15 Pendidikan Responden Pekerjaan Responden Crosstabulasi
pekerjaan responden
Total buruh kasar
buruh profesional
pendidikan responden
sekolah dasar 1
1 SMPsederajat
2 2
SMAsederajat 13
1 14
perguruan tinggi
4 4
Total 16
5 21
Sumber: Hasil Analisi Data, 2016 Berdasarkan Tabel 4.15 dapat dilihat tabel silang antara pendidikan
responden terhadap pekerjaan responden ada sebanyak 1 responden yang bertamatkan sekolah dasar sebagai buruh kasar. Responden yang bertamatkan
SMPSederajat bekerja sebagai buruh kasar sebanyak 2 responden, tidak ada yang bekerja sebagai buruh profesional. Responden yang bertamatkan SMASederajat
bekerja sebagai buruh kasar sebanyak 13 responden, dan sebanyak 1 responden bekerja sebagai buruh profesional. Responden yang bertamatkan perguruan tinggi
bekerja sebagai buruh profesional sebanyak 4 responden, dan tidak ada yang bekerja sebagai buruh kasar.
Universitas Sumatera Utara
98
Tabel 4.16 Pendidikan Responden Penghasilan Responden Crosstabulasi
Pendidikan Responden Penghasilan Responden
Total 1.000.000-
2.000.000 2.000.000-
3.000.000 3.000.000-
4.000.000 sekolah dasar
1 1
SMPsederajat 2
2 SMAsederajat
13 1
14 perguruan tinggi
4 4
Total 16
1 4
21 Sumber: Hasil Analisi Data, 2016
Berdasarkan Tabel 4.16 dapat dilihat pendidikan responden yang bertamatkan SD dengan penghasilan sebanyak 1 juta-2 juta sebanyak 1 responden,
dan tidak terdapat responden dengan penghasilan sebanyak 2 juta-3 juta yang bertamatkan SD, begitu juga dengan penghasilan sebanyak 3 juta-4 juta, tidak
terdapat pada responden yang bertamatkan SD. Pendidikan responden yang bertamatkan SMPsederajat dengan penghasilan 1 juta-2 juta sebanyak 2
responden, tidak terdapat responden yang berpenghasilan 2 juta atau lebih 3 juta pada responden PT Lonsum yang bertamatkan SMPsederajat. Pendidikan
responden yang bertamatkan SMAsederajat dengan penghasilan 1 juta-2 juta ada sebanyak 13 responden, dan sebanyak 1 responden yang berpenghasilan 2 juta-
3juta dengan bertamatkan SMAsederajat. Pendidikan responden yang bertamatkan perguruan tinggi tidak terdapat yang memiliki penghasilan sebanyak
1 juta-2 juta, rata-rata responden yang bertamatkan perguruan tinggi memiliki
Universitas Sumatera Utara
99 penghasilan sebanyak 3 juta- 4 juta. Posisi yang memiliki penghasilan dengan 3
juta-4 juta dimiliki oleh buruhh profesional dan menjabat sebagai krani I instansi teknik.
Tabel 4.17 Usia Responden Penghasilan Responden Crosstabulasi
Usia Responden Penghasilan Responden
Total 1.000.000-
2.000.000 2.000.000-
3.000.000 3.000.000-
4.000.000 26-30
1 1
36-40 7
2 9
41-45 6
6 46-50
1 2
3 50
2 2
Total 16
1 4
21 Sumber: Hasil Analisis Data 2016
Dari Tabel 4.17 dapat dilihat responden yang berusia 26-30 tahun dengan penghasilan 1 juta- 2juta tidak terdapat di PT Lonsum, terdapat 1 responden yang
memiliki penghasilan 2 juta-3 juta, dan tidak ada responden yang memiliki penghasilan 3 juta-4 juta pada usia 26-30 tahun pada PT Lonsum. Responden
yang berusia 36-40 tahun dengan penghasilan 1 juta-2 juta sebanyak 7 responden, tidak terdapat responden yang berpenghasilan 2 juta-3 juta pada usia 36-40 tahun,
dan sebanyak 2 responden yang memiliki penghasilan 3 juta-4 juta pada usia 36- 40 tahun pada PT Lonsum. Responden yang berusia 41-45 tahun dengan
Universitas Sumatera Utara
100 penghasilan 1 juta-2 juta sebanyak 6 responden, tidak terdapat responden yang
memiliki penghasilan di atas 2 juta dengan usia 41-45 tahun. Responden yang berusia 46-50 tahun yang berpenghasilan 1 juta-2 juta sebanyak 2 responden, dan
responden yang berpenghasilan 3 juta-4 juta sebanyak 2 responden dengan usia 46-50 tahun. Responden yang berusia lebih dari 50 tahun ada sebanyak 2
responden memiliki penghasilan 1 juta-2 juta per bulan nya, dan tidak terdapat responden dengan usia lebih dari 50 tahun yang memiliki penghasilan lebih dari 2
juta pada PT Lonsum.
4.10 Kategorisasi dan Crosstabulasi Terhadap Data PT Perkebunana