Kerangka Teori TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI

34 telah mengenal pembagian kerja yang teratur sehingga disatukan oleh saling ketergantungan antara anggota buruh dalam PT.

2.2 Kerangka Teori

Sehubungan dengan rumusan masalah yang akan diteliti, yaitu perbandingan kondisi sosial buruh yang berfokus pada keterbukaan sosial dilihat dari: pendidikan, sosial ekonomi, interaksi, dikalangan buruh antara buruh PT. Lonsum tbk dan buruh PTPN IV. Maka konsep yang digunakan adalah konsep- konsep dasar Social Capital atau Modal Sosial. Dimana konsep-konsep intinya terdiri dari kepercayaan, norma, dan jaringan. Sedangkan konsep-konsep tambahan terdiri dari tindakan social, interaksi social, dan sikap Robert M.Z. Lawang, 2004 : 36. Modal sosial sebagai konsep atau teori sosial, sudah banyak dikaji para ahli dan dijadikan dasar indicator dalam mengkaji suatu proses hubungan antar kelompok maupun hubungan antara individu dengan kelompok dalam mencapai tujuan yang diingikan. Pierre Bourdieu 1986 menjelaskan modal sosial merupakan aspek sosial dan budaya yang memiliki nilai ekonomi dan dapat dilembagakan, yaitu keseluruhan sumber daya baik yang aktual maupun potensial yang terkait dengan kepemilikan jaringan hubungan kelembagaan yang tetap dengan didasarkan pada saling kenal dan saling mengakui. Kemudian Colemann 1999 mengartikan modal sosial atau social capital adalah kewajiban dan harapan, saluran-saluran informasi dan norma-norma sosial. Merupakan kemampuan kerja bersama menghadapi seluruh permasalahan, untuk mencapai tujuan dalam kelompok atau organisasi. Komunitas dibangun oleh modal sosial Universitas Sumatera Utara 35 melalui pengembangan hubungan sosial aktif, partisipasi demokrasi dan penekanan dari rasa memiliki komunitas dan kepercayaan Fukuyama,1995. Konsep tersebut adalah meliputi pranata sosial social institution, yang merupakan wadah berbagai kegiatan masyarakat untuk mencapai berbagi tujuannya dengan segala aspek normanya. Menuruut Lyon dalam jurnal David W. Shideler, David S. Kraybill, 2009 modal sosial berasal dari interaksi dari berbagai faktor, yang masing-masing memerlukan hubungan sosial yang membentuk bagaimana masyarakat bereaksi, dan reaksi-reaksi ini dibentuk oleh modal sosial yang ada. Modal sosial merupakan hasil dari kerja sama, mengembangkan kepercayaan, dan membangun rangkaian sosial. Membangun modal sosial untuk menyusun lingkungan sosial yang kaya akan partisipasi dan peluang. Seperti suatu lingkungan yang memungkinkan pelaku untuk kerap bertemu, di mana berbagi nilai dan norma sosial dapat terus dipelihara. Hal ini lalu mendongkrak kemungkinan atas keberlanjutan interaksi berulang ke depan, kemudian mengurangi ketidakpastian dan memperkecil risiko Robert M. Z. Lawang, 2004: 58. Bourdieu Yustika, 2008 memandang modal sosial sebagai aset produktif yang dibangun melalui investasi pada hubungan sosial; memerlukan waktu, usaha, bahkan uang untuk mengakumulasinya. Sekali terbangun, seperti modal lainnya fisik maupun manusia, modal sosial kembalian, terdepresiasi oleh waktu, dan harus terus dijaga agar tidak berhamburan dan menjadi usang. Suatu investasi individual atas modal sosial tergantung pada karakteristik sosio-ekonomi perseorangan, pada usia tertentu, latar belakang keluarga tertentu, tingkat modal manusia pendidikan dan pekerjaan, serta pendapatan Coleman, 1988. Universitas Sumatera Utara 36 Modal sosial atau Social Capital merupakan sumber daya yang dipandang sebagai investasi untuk mendapatkan sumber daya baru. Sumber daya yang digunakan untuk investasi, disebut dengan modal. Modal sosial cukup luas dan kompleks. Modal sosial yang dimaksud peneliti disini tidak diartikan dengan materi, tetapi merupakan modal sosial yang terdapat pada seseorang. Misalnya pada kelompok institusi keluarga, organisasi, dan semua hal yang dapat mengarah pada kerjasama. Modal sosial lebih menekankan pada potensi kelompok dan pola- pola hubungan antar individu dalam suatu kelompok dan antar kelompok, dengan ruang perhatian pada kepercayaan, jaringan, norma dan nilai yang lahir dari anggota kelompok dan menjadi norma kelompok. Dimensi relasional modal sosial mengacu pada kualitas atau kekuatan ikatan sosial, yang biasanya merupakan cerminan dari durasi hubungan yang berkelanjutan, tingkat keintiman emosional, dan frekuensi perilaku timbal balik. Menurut Lesser dalam jurnal David W. Shideler, David S. Kraybill, 2009, modal sosial sangat penting bagi komunitas karena 1 memberikan kemudahan dalam mengakses informasi bagi anggota komunitas; 2 menjadi media pembagian kekuasaan dalam komunitas; 3 mengembangkan solidaritas; 4 memungkinkan mobilisasi sumber daya komunitas; 5 memungkinkan pencapaian bersama; dan 6 membentuk perilaku kebersamaam dan berorganisasi komunitas. Dengan demikian konsep Social Capital menjadi sasaran yang tepat dijadikan kajian dasar dalam melihat kondisi sosial buruh di PT. Lonsum Tbk. dan PTPN IV. Kondisi sosial buruh dari segi keterbukaan sosial, solidaritas antar kelompok, sosial ekonomi, pendidikan, dan interaksi yang terjalin di kelompok Universitas Sumatera Utara 37 sosial buruh. Namun peneliti lebih memfokuskan keadaan sosial yang lebih mengarah kepada keterbukaan sosial buruh di kedua PT tersebut, baik itu PT. Lonsum Tbk. dan buruh di PTPN IV. Universitas Sumatera Utara 11

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Perkebunan merupakan salah satu warisan masa kolonial Indonesia yang masih dipertahankan keberadaannya sampai saat ini oleh pemerintah. Perkebunan adalah segala kegiatan yang mengusahakan tanaman tertentu pada tanah danatau media tumbuh lainnya dalam ekosistem yang sesuai; mengolah, dan memasarkan barang dan jasa hasil tanaman tersebut, dengan bantuan ilmu pengetahuan dan teknologi, permodalan serta manajemen untuk mewujudkan kesejahteraan bagi pelaku usaha perkebunan dan masyarakatUU No. 18 Tahun 2014 mengenai Perkebunan. Tanaman yang dibudidayakan pada perkebunan merupakan tanaman yang menjadi komoditas ekspor, atau tanaman keras yang memiliki nilai jual tinggi di pasar lokal maupun pasar global, hal inilah yang membedakan dengan usaha ladang dan hortikultura sayur mayur dan bunga, meski usaha penanaman pohon buah masih disebut usaha perkebunan. Tanaman yang ditanam umumnya berukuran besar dengan waktu penanaman yang relatif lama, dan masa tumbuh serta produksi antara tiga sampai dua puluh lima tahun. Salah satu perusahaan milik pemerintah Indonesia yang diperuntukan mengelola perkebunan adalah PT. Perkebunan Nusantara IV, atau yang lebih dikenal dengan PTPN IV. PTPN IV merupakan perusahaan perkebunan yang mengalami penggabungan merger dengan beberapa PTPN lain, diantaranya PTP VI, PTP VII, PTP VIII sejak mulai berdiri pada tahun 1996 profil perusahaan, 2003. Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Analisis Sistem Pemasaran Wortel (Studi Kasus : Desa Sukadame, Kec. Tigapanah, Kab. Karo)

1 24 71

Buruh Nyerep Perempuan di Perkebunan Kelapa Sawit (Studi kasus pada buruh nyerep di Afdeling V Unit Usaha Padang Matinggi PT Perkebunan Nusantara IV Kabupaten Simalungun)

0 30 91

Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Semangat Kerja Karyawan di Kantor PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Usaha Padang Matinggi Kab. Simalungun

2 18 116

Buruh Nyerep Perempuan di Perkebunan Kelapa Sawit (Studi kasus pada buruh nyerep di Afdeling V Unit Usaha Padang Matinggi PT Perkebunan Nusantara IV Kabupaten Simalungun)

0 0 10

Buruh Nyerep Perempuan di Perkebunan Kelapa Sawit (Studi kasus pada buruh nyerep di Afdeling V Unit Usaha Padang Matinggi PT Perkebunan Nusantara IV Kabupaten Simalungun)

0 1 8

Buruh Nyerep Perempuan di Perkebunan Kelapa Sawit (Studi kasus pada buruh nyerep di Afdeling V Unit Usaha Padang Matinggi PT Perkebunan Nusantara IV Kabupaten Simalungun)

0 1 10

Buruh Nyerep Perempuan di Perkebunan Kelapa Sawit (Studi kasus pada buruh nyerep di Afdeling V Unit Usaha Padang Matinggi PT Perkebunan Nusantara IV Kabupaten Simalungun)

0 1 2

Buruh Nyerep Perempuan di Perkebunan Kelapa Sawit (Studi kasus pada buruh nyerep di Afdeling V Unit Usaha Padang Matinggi PT Perkebunan Nusantara IV Kabupaten Simalungun)

0 1 5

Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Semangat Kerja Karyawan di Kantor PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Usaha Padang Matinggi Kab. Simalungun

0 0 8

Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Semangat Kerja Karyawan di Kantor PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Usaha Padang Matinggi Kab. Simalungun

0 0 1