24 sosialisasi. Arti dari prinsip belajar sambil bekerja adalah siswa merasa
senang apabila belajar sambil melakukan aktivitas. Selanjutnya, yang dimaksud prinsip sosialisasi adalah dalam pelaksanaan pembelajaran,
siswa perlu dilatih bekerjasama dengan siswa lain karena adakalanya kegiatan dapat dikerjakan dengan baik bila dikerjakan secara bersama-
sama.
C. Tinjauan tentang Prestasi Belajar
1. Pengertian Prestasi Belajar
Pengertian prestasi belajar terdiri dari dua kata yaitu kata prestasi dan belajar. Menurut Zainal Arifin 2011: 12 kata prestasi yang berarti
hasil usaha. Dari hal tersebut prestasi merupakan sebuah hasil yang didapat dari suatu aktivitas atau kegiatan yang telah dilakukan.
Selanjutnya istilah belajar dijelaskan oleh Syaiful Sagala 2010: 53 bahwa belajar itu membawa perubahan tingkah laku karena pengalaman
dan latihan, perubahan itu pada pokoknya didapatkannya kecakapan baru, dan perubahan itu terjadi karena usaha yang disengaja. Syaiful Bahri
Djamarah dan Aswan Zain 2010: 38 menjelaskan mengenai belajar adalah perubahan yang terjadi dalam diri seseorang setelah berakhirnya
melakukan aktivitas belajar. Selanjutnya dijelaskan tentang prestasi belajar yang dikemukakan
oleh Zainal Arifin 2011: 12-13 yaitu prestasi belajar achievement berbeda dengan hasil belajar learning outcome, prestasi belajar pada
25 umumnya berkenaan dengan aspek pengetahuan, sedangkan hasil belajar
meliputi aspek pembentukan watak siswa. Di samping itu, prestasi belajar juga bermanfaat bagi guru dalam melaksanakan proses pembelajaran
sehingga dapat menentukan apakah perlu melakukan diagnosis, atau bimbingan terhadap siswa. Prestasi belajar berfokus pada nilai atau angka
yang dicapai dalam proses pembelajaran. Nilai tersebut dinilai dari segi kognitif karena berfungsi untuk
melihat penguasaan sebagai pencapaian dari proses pembelajaran. Nana Sudjana 2009: 23 mengatakan ranah kognitiflah yang paling banyak
dinilai oleh para guru di sekolah karena berkaitan dengan kemampuan para siswa dalam menguasai isi bahan pengajaran.
Pada prestasi belajar terfokus pada segi kognitif, adapun rincian domain kognitif cognitive domain menurut Benyamin S.Bloom, dkk
Zainal Arifin, 2011: 21. Domain ini memiliki enam jenjang pengetahuan, yaitu pengetahuan knowledge, pemahaman comprehension, penerapan
application, analisis analysis, sintesis synthesis, dan evaluasi evaluation. Keenam jenjang pengetahuan tersebut dijelaskan sebagai
berikut. Jenjang yang pertama yaitu, pengetahuan knowledge, pada
jenjang ini kemampuan yang menuntut peserta didik untuk dapat mengenali atau mengetahui adanya konsep, prinsip, fakta atau istilah tanpa
harus mengerti atau dapat menggunakannya. Dalam jenjang pengetahuan ini siswa mampu di antaranya dalam hal mendefinisikan, memberikan,
26 mengidentifikasi, memberi nama, menyusun daftar, mencocokkan,
menyebutkan, membuat garis besar, menyatakan kembali, memilih, menyatakan.
Jenjang yang kedua yaitu, pemahaman comprehension, pada jenjang ini kemampuan yang menuntut siswa untuk memahami atau
mengerti tentang materi pelajaran yang disampaikan guru dan dapat memanfaatkannya tanpa harus menghubungkan dengan hal-hal lain.
Kemampuan ini dijabarkan lagi menjadi tiga, yakni menerjemahkan, menafsirkan, dan mengekstrapolasi. Dalam jenjang pemahaman ini siswa
mampu dalam
hal di
antaranya mengubah,
mempertahankan, memprakirakan, menjelaskan, menyatakan secara luas, menyimpulkan,
memberi contoh, melukiskan kata-kata sendiri, meramalkan, menuliskan kembali, meningkatkan. Anderson, Lorin W. dan Krathwohl, David R.
2010: 100 Proses-proses kognitif dalam kategori pemahaman meliputi menafsirkan,
mencontohkan, mengklasifikasikan,
merangkum, menyimpulkan, membandingkan dan menjelaskan.
Jenjang yang ketiga yaitu, penerapan application, pada jenjang ini kemampuan yang menuntut siswa untuk menggunakan ide-ide umum, tata
cara ataupun metode, prinsip, dan teori-teori dalam situasi baru dan konkret. Siswa mampu di antaranya mengubah, menghitung,
mendemonstrasikan, mengungkapkan,
mengerjakan dengan
teliti, menjalankan,
memanipulasikan, menghubungkan,
menunjukkan, memecahkan, menggunakan.
27 Jenjang yang keempat yaitu, analisis analysis, kemampuan yang
menuntut siswa untuk menguraikan suatu situasi atau keadaan tertentu ke dalam unsur-unsur atau komponen pembentukannya. Kemampuan analisis
dikelompokkan menjadi tiga, yaitu analisis unsur, analisis hubungan, dan analisis prinsip-prinsip yang terorganisasi. Siswa mampu di antaranya
mengurangi, membuat diagram, memisah-misahkan, menggambarkan kesimpulan, membuat garis besar, menghubungkan, memerinci. Nana
Sudjana 2005: 52 menjelaskan kata-kata operasional yang lazim dipakai untuk analisis antara lain; menguraikan, memecahkan, membuat diagram,
memisahkan, membuat
garis besar,
merinci, membedakan,
menghubungkan, memilih alternatif. Jenjang yang kelima yaitu, sintesis synthesis, kemampuan yang
menuntut siswa untuk menghasilkan sesuatu yang baru dengan cara menggabungkan beberapa faktor. Hasil yang diperoleh dapat berupa
tulisan, rencana atau mekanisme. Siswa mampu di antaranya menggolongkan,
menggabungkan, memodifikasi,
menghimpun, menciptakan,
merencanakan, merekonstruksikan,
menyusun, membangkitkan, mengorganisasi, merevisi, menyimpulkan, menceritakan.
Jenjang yang keenam yaitu, evaluasi evaluation, kemampuan yang menuntut siswa untuk dapat mengevaluasi suatu situasi, keadaan,
pernyataan atau konsep berdasarkan kriteria tertentu. Hal penting dalam evaluasi ini adalah menciptakan kondisi sedemikian rupa, sehingga siswa
mampu mengembangkan kriteria atau patokan untuk mengevaluasi
28 sesuatu. Siswa mampu di antaranya menilai, membandingkan,
mempertentangkan, mengkritik, membeda-bedakan, mempertimbangkan kebenaran, menyokong, menafsirkan, menduga.
Dari penelusuran uraian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa pengertian prestasi belajar merupakan taraf kemampuan siswa sesudah
mengikuti proses pembelajaran. Untuk mengukur prestasi belajar siswa, indikator yang dapat digunakan berjumlah enam jenjang. Jenjang kognitif
yang digunakan dalam penelitian meliputi, jenjang pengetahuan, pemahaman, penerapan, dan analisis. Dari keempat jenjang tersebut akan
diukur serta dinilai yang kemudian dituangkan dalam pernyataan nilai atau angka. Keempat jenjang tersebut berguna untuk mengukur prestasi belajar
IPS pada materi tentang pentingnya koperasi dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan mengenal perkembangan teknologi
produksi, komunikasi,
dan transportasi
serta pengalaman
menggunakannya.
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar