a. Perencanaan tindakan
Menyusun rencana tindakan untuk menguji secara empiris hipotesis tindakan. Rencana tindakan mencakup semua langkah tindakan secara
rinci, segala keperluan untuk melaksanakan tindakan, dan berbagai kendala yang mungkin timbul beserta cara mengatasinya.
b. Pelaksanaan tindakan
Melaksanakan semua rencana tindakan dalam proses pembelajaran di kelas.
c. Observasi tindakan
Mengamati pelaksanaan tindakan. Observasi bertujuan untuk mengumpulkan data yang berisi tentang pelaksanaan tindakan dan
dampaknya terhadap proses dan hasil pembelajaran. Dalam melaksanakan observasi, guru biasa dibantu pengamat luar teman
sejawat atau orang yang berkompeten.
d. Refleksi terhadap tindakan
Memproses data yang diperoleh dari observasi tindakan. Data yang diperoleh ditafsirkan, dianalisis dan disimpulkan. Refleksi dapat
dilakukan guru dengan bantuan pengamat atau orang lain yang berkompeten. Berdasarkan hasil refleksi kemudian dilakukan evaluasi
terhadap tindakan, yaitu untuk menilai sejauh mana tindakan telah dapat mengatasi masalah, maka tahap PTK selesai. Jika tindakan
belum dapat mengatasi masalah, maka tahap PTK masih dilanjutkan ke siklus kegiatan yang baru.
E. Kerangka Berpikir
TGT adalah salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang menempatkan siswa dalam kelompok-kelompok belajar yang beranggotakan
4-5 siswa yang memiliki kemampuan, jenis kelamin dan ras yang berbeda. Guru menyajikan materi, dan siswa bekerja dalam kelompok mereka masing-
masing. Dalam kerja kelompok guru memberikan LKS kepada setiap kelompok. Tugas yang diberikan dikerjakan bersama-sama dengan anggota
kelompoknya. Apabila ada dari anggota kelompok yang tidak mengerti dengan tugas yang diberikan, maka anggota kelompok yang lain
bertanggungjawab untuk memberikan jawaban atau menjelaskannya, sebelum mengajukan pertanyaan tersebut kepada guru. Akhirnya untuk memastikan
bahwa seluruh anggota kelompok telah menguasai pelajaran, maka seluruh siswa akan diberikan Latihan soal akademik. Dalam Latihan soal akademik
siswa akan dibagi dalam meja-meja turnamen, di mana setiap meja turnamen terdiri dari 5 sampai 6 orang yang merupakan wakil dari kelompoknya
masing-masing. Dalam setiap meja latihan soal diusahakan agar tidak ada peserta yang berasal dari kelompok yang sama. Siswa dikelompokkan dalam
satu meja turnamen secara homogen dari segi kemampuan akademik, artinya dalam satu meja turnamen kemampuan setiap peserta diusahakan agar setara.
Hal ini dapat ditentukan dengan melihat nilai yang mereka peroleh pada saat pre-test. Skor yang diperoleh setiap peserta dalam Latihan soal akademik
dicatat pada lembar pencatat skor. Skor kelompok diperoleh dengan menjumlahkan skor-skor yang diperoleh anggota suatu kelompok, kemudian
dibagi banyaknya anggota kelompok tersebut. Skor kelompok ini digunakan untuk memberikan penghargaan tim berupa sertifikat dengan mencantumkan
predikat tertentu. http:ipotes.wordpress.com20080511pembelajaran- kooperatif-tipe-teams-Latihan soal-tournaments-tgt.
F. Kajian Penelitian Yang Relevan
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Widiarti, 2009:106, yang memiliki judul “Upaya Peningkatan Motivasi Belajar Siswa Melalui Metode
Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament TGT” menyatakan bahwa penerapan pembelajaran kooperatif menunjukkan adanya peningkatan
dalam hal: hasrat dan keinginan berhasil; dorongan dan kebutuhan dalam PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
belajar; harapan dan cita-cita masa depan; penghargaan dalam belajar; kegiatan yang menarik dalam belajar; dan lingkungan belajar yang kondusif.
Hal ini menunjukkan bahwa penerapan pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament TGT pada mata pelajaran Akuntansi dalam penelitian
ini sudah dapat meningkatkan motivasi belajar siswa kelas X jurusan Akuntansi.
Di sisi lain, penelitian yang dilakukan Hapsari, 2009:102 dengan judul “Peningkatan Pemahaman Siswa Melalui Penerapan Model
Pembelajaran Cooperative Learning Tipe STAD Pada Mata Pelajaran Akuntansi SMA” menyatakan bahwa model pembelajaran Student Team
Achievement Division STAD dapat meningkatkan pemahaman siswa kelas XI IPS pada mata pelajaran akuntansi. Hal ini dapat dilihat dari hasil lembar
refleksi yang diberikan kepada siswa yang menunjukkan hasil bahwa 100 siswa berminat mengikuti kegiatan pembelajaran dengan model pembelajaran
kooperatif tipe STAD baik dari siklus pertama dan siklus kedua.
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif dan termasuk dalam penelitian tindakan kelas Classroom Action
Research, tetapi menggunakan data-data kuantitatif, yakni data-data yang mendasarkan diri pada angka-angka dan jumlah. Menurut Arikunto,
2007:58, penelitian tindakan kelas adalah penelitian tindakan yang dilakukan dengan tujuan memperbaiki mutu praktik pembelajaran di kelasnya. Penelitian
ini merupakan satu strategi pemecahan masalah yang memanfaatkan tindakan nyata dan proses pengembangan kemampuan dalam mendeteksi dan
memecahkan masalah. Dalam penelitian ini, penelitian tindakan kelas diterapkan pada mata pelajaran akuntansi. Penelitian tindakan kelas dilakukan
dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Tournament.
B. Subjek dan Objek Penelitian
1. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XI IPS 2 SMA N I Ngaglik Sleman.
25 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI