Hasil Observasi ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Observasi

Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas dengan model pembelajaran cooperative learning tipe Teams Tournament pada mata pelajaran Akuntansi kelas XI IPS 2 SMA Negeri 1 Ngaglik Sleman. Penelitian ini dilakukan dalam dua siklus atau empat kali pertemuan. Pada siklus I dilaksanakan dalam 3 kali pertemuan yaitu pada Rabu, 12 Mei 2010, Jumat, 14 Mei 2010, dan Rabu, 19 Mei 2010. Siklus II dilaksanakan 1 kali pertemuan pada Rabu, 26 Mei 2010. Sebelum mengadakan penelitian, peneliti terlebih dahulu mengadakan observasi pendahuluan prapenelitian yang bertujuan untuk mengetahui kondisi awal kegiatan pembelajaran di kelas XI IPS 2. Adapun hasil observasi pendahuluan dalam penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Observasi Pendahuluan Observasi pendahuluan dilaksanakan pada hari Rabu, 21 April 2010 dari pukul 12.15-13.45 Wib. Guru mitra pada penelitian ini adalah Bapak Drs. Ignas Suryadi SW., SE. M.Pd. Peserta pembelajaran adalah 28 siswa yang berjenis kelamin laki-laki dan perempuan. Guru perlu menjelaskan kedatangan peneliti kepada para siswa agar tidak timbul pertanyaan-pertanyaan dalam diri siswa yang nantinya dapat mengganggu konsentrasi siswa maupun proses pembelajaran. Guru juga 56 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI menginformasikan kepada siswa bahwa beberapa pertemuan mendatang akan didampingi oleh peneliti yang akan melakukan penelitian di bidang pembelajaran dengan metode pembelajaran yang akan digunakan adalah Teams Tournament. Dengan menggunakan metode pembelajaran ini, siswa dapat belajar secara optimal dalam kelompok, karena keberhasilan kelompok adalah tanggung jawab dari setiap anggota kelompok. Adapun materi dipelajari pada saat itu adalah Kertas Kerja. Dalam observasi pendahuluan ini ada tiga hal yang diobservasi yaitu guru, siswa dan kelas. Berikut ini diuraikan hasil observasi pendahuluan: a. Observasi guru Kegiatan guru selama proses pembelajaran tampak dalam catatan anekdotal hasil observasi kegiatan guru lampiran 2a, hal 153. Guru mengawali dengan mengucapkan salam pembuka kepada siswa. Guru tidak mengecek kehadiran siswa presensi tetapi langsung menanyakan tugas berupa soal-soal yang pernah diberikan pada pertemuan sebelumnya. Sambil menunggu kesiapan seluruh siswa, guru melihat hasil pekerjaan siswa. Selama kegiatan pembelajaran ini, terlihat bahwa guru berusaha membimbing dan memperhatikan siswa. Hal itu ditunjukkan dengan membantu siswa yang mengalami kesulitan dalam pengerjaan soal. Siswa yang mengalami kesulitan dalam pengerjaan soal juga menanyakan pada temannya yang dianggap mampu. Namun demikian sebagian besar siswa ternyata tidak mengerjakan soal. Mereka lebih asyik mengobrol dengan temannya, bermain telephon cellular HP, maupun tidur-tiduran. Hal ini dikarenakan guru dianggap kurang memberikan pemahaman yang cukup kepada siswa sehingga siswa merasa kesulitan dalam pengerjaan soal. Interaksi antara guru dengan siswa juga tampak masih sangat terbatas, karena hanya beberapa siswa yang berinteraksi dengan guru sehingga suasana kelas menjadi kaku. Interaksi antara guru dengan siswa hanya sebatas untuk memberikan penjelasan atau jawaban dari pertanyaan siswa. Selain hanya mengerjakan soal latihan dengan menggunakan metode ceramah dan tanya jawab, guru juga tidak memberikan penghargaan yang tentunya akan mendorong siswa untuk belajar lebih giat. Guru juga kurang menegur siswa yang ramai. Selanjutnya pada akhir pembelajaran, guru menutup pembelajaran dengan mengajak berdoa lalu mengucapkan salam. b. Observasi siswa Perilaku siswa selama proses pembelajaran tampak dalam catatan anekdotal hasil observasi kegiatan siswa lampiran 2b, hal 155. Sebelum memulai pembelajaran siswa terlebih dahulu mempersiapkan diri dan alat-alat yang diperlukan untuk mengikuti pembelajaran. Guru memulai pembelajaran dengan melihat hasil pekerjaan siswa. Dari 28 siswa, hanya 8 siswa yang antusias mengerjakan soal dan berusaha untuk menanyakan pada guru maupun siswa lain jika mengalami kesulitan pengerjaan soal, sedangkan siswa yang lain sibuk mengobrol dengan teman sebangkunya, bahkan ada yang tidur atau bermain telephon cellular. Hal tersebut menunjukkan bahwa siswa tidak memiliki hasrat dan kebutuhan akan belajar, karena dalam diri siswa tidak ada dorongan untuk berhasil dan tidak adanya persaingan dalam diri siswa. Peneliti menduga kondisi seperti ini dikarenakan siswa merasa bosan dengan rutinitas mereka yang selalu mengerjakan soal-soal latihan dan tidak adanya kegiatan yang menarik selama proses pembelajaran. Dengan kondisi yang seperti ini tentunya dapat mengganggu teman-teman lainnya yang sedang mengerjakan soal dengan serius. c. Observasi kelas Suasana serta aktivitas kelas selama proses pembelajaran tampak dalam catatan anekdoctal hasil observasi kegiatan kelas lampiran 2c, hal 157. Secara fisik ruang kelas cukup memadai dan nyaman untuk melaksanakan kegiatan belajar-mengajar. Di dalam kelas terdapat satu whiteboard, satu papan pengumuman, satu absensi siswa, satu meja dan kursi guru, meja dan kursi untuk 28 siswa, dua kipas angin, ventilasi yang memadai dan pencahayaan yang cukup. Pada saat itu semua siswa hadir yaitu sebanyak 28 siswa. Suasana kelas pada awal pembelajaran sudah gaduh sehingga guru menyuruh siswa untuk melanjutkan pengerjaan soal yang pernah diberikan minggu yang lalu. Namun sebagian besar siswa tidak merespons perintah guru malah bersikap acuh tak acuh sehingga suasana di dalam kelas gaduh. Sebab siswa lebih asyik berbicara dengan teman- temannya di luar materi pelajaran, tidak adanya kegiatan yang menarik dalam proses pembelajaran yang dapat membangkitkan kebutuhan siswa dalam belajar, dan kurangnya pengawasan oleh guru sehingga suasana kelas kurang begitu terkendali. Ketika waktu habis, guru menyuruh siswa untuk melanjutkan pekerjaannya dan menutup pembelajaran dengan berdoa lalu mengucapkan salam. Berdasarkan hasil observasi pada guru, perilaku siswa, dan suasana kelas berikut ini disajikan analisis situasi pembelajaran dari hasil observasi pendahuluan. Selama pembelajaran berlangsung guru menggunakan metode ceramah dan tanya jawab. Metode ceramah merupakan suatu metode yang dipakai guru dalam mentransfer materi pembelajaran kepada siswa secara lisan. Guru menggunakan metode ceramah ketika memberikan penjelasan kepada siswa. Selain metode ceramah guru juga menggunakan metode tanya jawab. Metode ini digunakan untuk merangsang kemampuan siswa agar aktif dalam proses belajar mengajar. Kedua metode di atas sesungguhnya merupakan metode pembelajaran yang baik. Akan tetapi jika metode tersebut dilakukan secara rutin dan monoton maka akan menjadi kurang menarik dan cenderung membosankan. Selain itu, guru juga menggunakan metode lain yakni diskusi kecil. Metode diskusi ini dilakukan dengan teman yang duduknya berdekatan. Metode ini tampaknya juga tidak efektif, sebab beberapa siswa cenderung bekerja sendiri secara individu, sebagian besar siswa lain cenderung PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI bersikap acuh tak acuh, asyik berbicara dengan teman-temannya di luar materi pembelajaran. Peneliti menduga hal ini dikarenakan kurangnya penghargaan oleh guru yang diberikan kepada siswa. Hal ini menyebabkan tidak adanya semangat dan hasrat untuk berkompetisi antarsiswa. Selain itu, kurangnya pengawasan guru menyebabkan ada siswa yang lebih senang bermain telepon cellular HP, acuh tak acuh, tidur-tiduran, mendengarkan musik, membicarakan hal-hal lain dengan teman di luar materi pelajaran. Berdasarkan uraian di atas, peneliti menemukan permasalahan pembelajaran, salah satunya adalah rendahnya pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan guru. Namun demikian, tampaknya ketidakpahaman siswa juga disebabkan oleh kurangnya kemampuan guru dalam menyampaikan materi pembelajaran secara sederhana. Hal ini tampak pada kurangnya hasrat antusiasme diri siswa dalam mengerjakan soal. Peneliti menduga akar dari permasalahan tersebut dipengaruhi oleh beberapa aspek antaranya: a. interaksi antara guru dan siswa yang dirasa kurang terjalin dengan baik. b. kebosanan siswa terhadap metode yang dipergunakan guru selama ini yang dirasa monoton dan tidak bervariasi. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI c. tidak adanya penghargaan yang diberikan oleh guru kepada siswa atas hasil kerja mereka dan rendahnya kebutuhan siswa akan belajar sehingga akan menghambat proses pembelajaran. Dari permasalahan tersebut, menurut peneliti alternatif pemecahannya yaitu perlunya menciptakan suatu proses pembelajaran yang bervariasi dan menyenangkan yang dapat mempermudah siswa dalam memahami materi pelajaran. Proses pembelajaran yang bervariasi lebih memungkinkan siswa dalam menyerap materi pelajaran dengan baik. Dari permasalahan tersebut, peneliti berkolaborasi dengan guru mitra bermaksud menerapkan suatu metode pembelajaran alternatif disamping metode ceramah dan tanya jawab, yaitu metode pembelajaran kooperatif tipe Teams Tournament. Dalam metode ini ada beberapa tahapan yang dapat dilakukan yaitu presentasi materi pembelajaran, pembentukan kelompok, latihan soal, turnamen kelompok, dan pemberian penghargaan kepada kelompok. Pada awal pembelajaran, guru menyampaikan materi pembelajaran terlebih dahulu, dapat dilakukan dengan menggunakan metode ceramah maupun tanya jawab. Setelah itu, guru membentuk siswa ke dalam kelompok-kelompok kecil sebagai tempat untuk berdiskusi. Di dalam kelompok tersebut diharapkan siswa akan saling berinteraksi dalam memecahkan soal-soal latihan yang nantinya akan diberikan oleh guru dalam sesi latihan soal maupun turnamen antarkelompok. Dengan adanya latihan soal dan turnamen diharapkan akan mendorong siswa untuk lebih bersemangat lagi dalam belajar. Pemberian penghargaan kepada kelompok yang menang nantinya juga akan mendorong siswa untuk berkompetisi secara sehat dengan kelompok lainnya. Dengan metode ini, pembelajaran terpusat kepada siswa sedangkan guru hanya sebagai fasilitator dan pengawas selama proses pembelajaran.

B. Temuan Lapangan

Dokumen yang terkait

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams-Games Tournament) terhadap pemahaman konsep matematika siswa

1 8 185

EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) DALAM MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI KELAS XI IPS 4 SMA NEGERI 2 SURAKARTA TAHUN AJARAN 200

0 7 88

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) untuk meningkatkan motivasi belajar dan pemahaman siswa pada Mata Pelajaran Akuntansi Kelas XI IPS 2 SMA Negeri 1 Godean.

0 2 279

Peningkatan pemahaman siswa pada mata pelajaran akuntansi materi jurnal umum melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Teams-Games-Tournaments (TGT) : penelitian dilaksanakan pada siswa kelas X4 SMA Negeri 6 Yogyakarta.

0 5 263

Peningkatan prestasi belajar akuntansi siswa menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) : studi kasus pada siswa kelas XI IPS 1 SMA Pangudi Luhur Yogyakarta.

0 0 204

Peningkatan pemahaman siswa melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) pada mata pelajaran akuntansi SMA : studi kasus pada siswa kelas XII IPS 2 SMA BOPKRI 2 Yogyakarta.

0 4 186

Peningkatan pemahaman siswa melalui penerapan model pembelajaran cooperative learning tipe STAD pada mata pelajaran akuntansi SMA : studi kasus siswa kelas XI IPS 3 SMA Stella Duce 2.

1 4 188

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI SISWA KELAS XI IPA 3 SMA NEGERI 2 BOYOLALI PADA MATA PELAJARAN FISIKA

0 0 17

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT KELAS IV SD NEGERI 2 PEKUNCEN

0 0 15

PENINGKATAN PEMAHAMAN SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE STAD PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI SMA Studi kasus: Siswa kelas XI IPS 3 SMA Stella Duce 2 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjan

0 0 186