diperoleh kemudian dicuci menggunakan akuabides untuk menghilangkan pengotor yang mungkin berasal dari sisa-sisa produksi maupun pengotor yang
berasal dari proses distribusi sampai dengan proses penyimpanan.
B. Proses Pemberian Perlakuan Pada Sampel
Botol yang didapat dan dibersihakan dengan pencucian diisi menggunakan akuabides sampai dengan volum 200 mL yang merupakan volum maksimal dari
botol untuk dapat menampung air. Botol-botol yang terisi air kemudian dikelompokkan menjadi 2 kelompok, yaitu kelompok perlakuan dan kelompok
kontrol. Kelompok pelakuan merupakan botol yang diberi paparan sinar matahari dengan jangka waktu yang sudah ditentukan, yaitu 28 hari, 21 hari, 14 hari, 7 hari,
dan 0 hari, dari masing-masing hari tersebut digunakan replikasi 2 kali. Untuk menjamin sinar matahari bisa terpapar merata pada botol, peneliti menggantungkan
botol sampel pada suatu kawat sehingga memungkinkan sinar matahari bisa secara sempurna mengenai botol sampel. Durasi pemaparan sinar matahari untuk setiap
harinya adalah selama 7 jam. Sedangkan kelompok kontrol merupakan botol yang tidak diberi paparan
sinar matahari, disimpan pada tempat yang gelap yaitu ditempatkan di dalam lemari penyimpanan dengan terlebih dahulu diselubungi pada plastik hitam. Jangka waktu
penyimpanan pada kontrol sama seperti pada sampel perlakuan, yaitu selama 28 hari, 21 hari, 14 hari, 7 hari, dan 0 hari, dengan masing-masing hari digunakan
replikasi sebanyak 2 kali. Dasar dari pemilihan interval waktu perlakuan paparan maupun perlakuan penyimpanan adalah untuk menjamin terlihatnya kenaikan kadar
bisfenol A dari tiap-tiap interval. Dikhawatirkan bila interval hari yang diberikan terlalu dekat maka kenaikan kadar bisfenol A tidak terlalu terlihat.
C. Pemekatan Sampel Air
Proses pemekatan sampel air dilakukan menggunakan SPE dengan fase diam berupa C
18
yang sudah dilakukan optimasi sebelumnya. Proses pemekatan sampel menggunakan SPE didasarkan pada polaritas dari senyawa yang akan
dianalisis, dalam hal ini adalah bisfenol A, polaritas fase diam SPE, dan polaritas dari fase gerak eluen. Tujuan dari proses pemekatan sampel adalah untuk
menjamin terukurnya sampel yang akan diteliti. Menurut perkiraan peneliti, kadar sampel yang terdapat pada air cukup sedikit sehingga dikhawatirkan tidak akan
terukur dengan instrumen KCKT jika tidak dilakukan pemekatan sebelumnya. Saat dilakukan orientasi pengukuran sampel tanpa proses pemekatan, kadar bisfenol A
yang terdapat dalam air tidak dapat dikuantifikasi karena Area Under Curve AUC pada sampel sangat kecil tercantum pada lampiran 10.
Pemekatan yang dilakukan dengan cara melewatkan sejumlah tertentu air sampel dengan volum yang besar kemudian dielusi dengan sejumlah kecil pelarut
yang sesuai sehingga didapatkan peningkatan konsentrasi yang diharapkan nantinya bisa diukur menggunakan instrumen KCKT. Tahap-tahap yang dilakukan
dalam suatu proses SPE adalah sebagai berikut: a.
Pengkondisan Kolom SPE atau yang biasa disebut cartridge dialiri dengan pelarut
sampel sehingga bisa membasahi permukaan dari partikel-partikel fase diam