Proses Pemberian Perlakuan Pada Sampel Pemekatan Sampel Air
Gambar 9. Kromatogram baku bisfenol A 1,5 ppm dalam air yang dielusi menggunakan metanol : air 50:50
Dari hasil pengukuran, elusi menggunakan metanol air 50:50 dapatkan hasil yang buruk, dimana hanya sedikit baku yang dapat dapat terambil oleh fase
gerak. Seletelah dilakukan proses perhitungan, eluen metanol : air 50:50 hanya mampu memberikan perolehan kembali sebesar 0,8476. Sampel yang terelusi
menggunakan eluen metanol : air 1:1 sangat tidak memenuhi kriteria digunakan sebagai eluen untuk fase gerak. Hasil eluen yang kurang sempurna disebabkan
karena perbandingan eluan yang digunakan masih banyak mengandung air, dimana bisfenol A sukar larut dalam air sehingga senyawa bisfenol A tidak bisa terlepas
dari fase diam C
18
.
Peneliti kemudian mengubah perbandingan eluen metanol : air menjadi 75 : 25. Setelah fase diam SPE diaktifkan menggunakan metanol dan dikondisikan
menggunakan akuabides, 0,15 mL baku 100 ppm yang dilarutkan dalam akuabides sampai volum 100 mL dilewatkan dalam kolom SPE. Senyawa yang tertahan di
fase gerak SPE diambil menggunakan perbandingan fase gerak metanol : air 75:25 sebanyak 10 mL.
Gambar 10. Kromatogram baku bisfenol A 1,5 ppm dalam air yang dielusi menggunakan metanol : air 75:25
Dari hasil pengukuran, elusi menggunakan fase gerak metanol : air 75:25 menunjukkan peningkatan kadar yang dihasilkan dibandingkan dengan fase gerak
yang digunakan sebelumnya. Namun, dari hasil perhitungan didapatkan perolehan kembali dari baku hanya sebesar 46,1030. Perolehan kembali baku tersebut masih
sangat jauh dari ketentuan seharunya yaitu untuk kadar ≤ 10 ppm mempunyai
toleransi perolehan kembali sebesar 80-110 Gonzales dan Herrador, 2007. Peneliti mencoba menggunakan metanol 100 sebagai eluen untuk
mengambil senyawa bisfenol A yang tertahan di fase diam SPE. Setelah fase diam SPE diaktifkan menggunakan metanol dan dikondisikan menggunakan akuabides,
0,15 mL baku 100 ppm yang dilarutkan dalam akuabides sampai volum 100 mL dilewatkan dalam kolom SPE. Senyawa yang tertahan di fase gerak SPE diambil
menggunakan perbandingan fase gerak metanol 100 sebanyak 10 mL.
Gambar 11. Kromatogram baku bisfenol A 1,5 ppm dalam air yang dielusi menggunakan metanol 100
Dari hasil pengukuran, elusi menggunakan fase gerak metanol 100 menunjukkan peningkatan kadar yang dihasilkan dibandingkan dua fase gerak yang
digunakan sebelumnya. Hasil perhitungan menunjukkan hasil perolehan kembali sebesar 92,9167. Perolehan kembali tersebut sudah memenuhi kriteria untuk
kadar ≤ 10 ppm yaitu antara 80-110 menurut Gonzales dan Herrador 2007.
Dengan demikian maka digunakan metanol 100 sebagai eluen untuk mengambil bisfenol A yang tertahan pada fase diam SPE.