Analisis Kuantitatif Bisfenol A pada Sampel Air

Tabel XIV. Laju peningkatan bisfenol A setiap hari menurut orde 1 replikasi I Laju peningkatan bisfenol A µgmL.hari perlakuan 0,0588 kontrol - Tabel XV. Laju peningkatan bisfenol A setiap hari menurut orde 1 replikasi II Laju peningkatan bisfenol A µgmL.hari perlakuan 0,0573 kontrol -

G. Laju Migrasi Bisfenol A dari Botol ke Air

Bisfenol A sejatinya merupakan senyawa yang terkandung dalam botol polikarbonat. Namun dengan adanya pengaruh dari luar seperti temperatur atau adanya radiasi sinar matahari, dapat dimungkinkan adanya perpindahan atau migrasi yang terjadi senyawa bisfenol A dari botol ke dalam air. Dari penelitian yang dilakukan oleh Kristiyanto 2013 tentang laju penurunan kadar bisfenol A dalam botol dengan pengaruh paparan sinar matahari dapat dilihat bahwa semakin lama paparan sinar matahari yang didapatkan, semakin berkurang kadar bisfenol A dalam botol. Berkurangnya kadar bisfenol A dalam botol disebabkan karena adanya migrasi senyawa bisfenol A dalam air maupun ke dalam lingkungan. Hal tersebut ditunjukkan dengan bertambahnya kadar bisfenol A dalam air semakin bertambahnya lama waktu paparan sinar matahari. Migrasi senyawa bisfenol A dari botol ke dalam air akan terus terjadi sampai terjadinya kesetimbangan antara kadar bisfenol A dalam botol dan kadar bisfenol A dalam air. Terjadinnya suatu kesetimbangan yang berkaitan dengan distribusi atau partisi dari bisfenol A dari botol ke dalam air disebut laju degradasi. Gambar 15. Kurva hubungan kadar BPA dalam botol dan air pada sampel perlakuan replikasi I dan replikasi II 1000 2000 3000 4000 5000 6000 7000 8000 9000 2 4 6 8 10 12 14 16 k ad ar d alam b o to l m g kadar dalam air µg Kurva Hubungan Kadar BPA dalam Air dan dalam Botol Sampel Perlakuan Replikasi I y = -402.57x + 7430.7 R = 0.9136 1000 2000 3000 4000 5000 6000 7000 8000 9000 2 4 6 8 10 12 14 16 k ad ar d alam b o to l m g kadar dalam air µg Kurva Hubungan Kadar BPA dalam Air dan dalam Botol Sampel Perlakuan Replikasi II y = -433.12x + 7338.3 R = 0.9192 Gambar 16. Kurva hubungan kadar BPA dalam botol dan air pada sampel kontrol replikasi I dan replikasi II Dari kurva hubungan kadar bisfenol A dalam air dan dalam botol bisa didapatkan suatu konstanta peluruhan. Konstanta peluruhan ditunjukkan sebabagi slope dalam kurva tersebut. Untuk sampel perlakuan didapatkan konstanta peluruhan masing-masing untuk replikasi I dan replikasi II sebesar 402,57 dan 433,12. Sedangkan untuk sampel kontrol konstanta peluruhan untuk replikasi I dan 1000 2000 3000 4000 5000 6000 7000 8000 9000 0.0 0.5 1.0 1.5 2.0 2.5 3.0 k ad ar d alam b o to l m g kadar dalam air µg Kurva Hubungan Kadar BPA dalam Air dan dalam Botol Sampel Kontrol Replikasi I y = -909.63x + 6897.9 R = 0.6529 1000 2000 3000 4000 5000 6000 7000 8000 9000 0.0 0.5 1.0 1.5 2.0 2.5 3.0 k ad ar d alam b o to l m g kadar dalam air µg Kurva Hubungan Kadar BPA dalam Air dan dalam Botol Sampel Kontrol Replikasi II y = -1038.5x + 7173.5 R = 0.7457 II adalah 909,63 dan 1038,50. Konstanta peluruhan untuk sampel kontrol mempunyai nilai yang lebih tinggi karena pada sampel kontrol jumlah bisfenol A dalam botol lebih banyak daripada jumlah bisfenol A dalam botol pada sampel perlakuan. Atau bisa dikatakan bahwa pada sampel perlakuan terjadi peluruhan yang lebih besar pada air. 56

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Solid phase extraction SPE dengan kolom C 18 bisa digunakan untuk meningkatkan konsentrasi bisfenol A yang terkandung dalam sampel air dengan efisiensi ekstraksi sebesar 90,0836. 2. Kadar bisfenol A dalam air dengan perlakuan paparan sinar matahari pada hari ke 0, 7, 14, 21, 28 replikasi I berturut-turut adalah tidak terdeteksi, 0,0148 µgmL, 0,0259 µgmL, 0,0355 µgmL, 0,0768 µgmL dan replikasi II berturut-turut sebesar 0,0126 µgmL, 0,0176 µgmL, 0,0337 µgmL, 0,0626 µgmL. Sedangkan kadar bisfenol A dalam air tanpa perlakuan pada hari 0, 7, 14, 21 baik pada replikasi I dan replikasi II tidak terdeteksi, dan pada hari 28 replikasi I dan replikasi II berturut-turut 0,0121 µgmL dan 0,0118 µgmL. 3. Berdasarkan uji statistik yang dilakukan didapatkan perbedaan yang signifikan dengan kepercayaan 95 antara sampel yang diberi perlakuan penyinaran matahari dan kontrol.

B. Saran

1. Perlu dilakukan dilakukan pemberitahuan terhadap masyarakat baik secara langsung maupun melalui lembaga pemerintah akan dampak negatif sinar

Dokumen yang terkait

Keseragaman Kandungan Digoksin Dengan Metode Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT)

6 100 43

Pengembangan Metode Kromatografi Cair Kinerja Tinggi Pada Penetapan Kadar Simvastatin Tablet Menggunakan Fase Gerak Asetonitril : Air

6 110 114

Penetapan Kadar Simvastatin Dalam Sediaan Tablet Secara Kromatografi Cair Kinerja Tinggi Dengan Fase Gerak Metanol–Air

23 164 114

Penetapan Kadar Kotrimoksazol Dengan Metode Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT)

7 92 56

Penetapan Kadar Amoxicilin Dalam Tablet Secara Kromatografi Cair Kinerja Tinggi

27 162 26

Pengaruh paparan radiasi sinar matahari terhadap kadar bisfenol A dalam botol plastik jenis polikarbonat yang ditetapkan menggunakan kromatografi cair kinerja tinggi fase terbalik.

2 10 165

Optimasi dan validasi metode penetapan kadar bisfenol A. dalam ekstrak air dan ekstrak botol air minum menggunakan kromatografi cair kinerja tinggi fase terbalik.

1 5 198

Pengaruh paparan radiasi sinar matahari terhadap kadar bisfenol A dalam botol plastik jenis polikarbonat yang ditetapkan menggunakan kromatografi cair kinerja tinggi fase terbalik

1 2 163

Pengaruh paparan sinar matahari terhadap kadar bisfenol A dalam air yang berasal dari botol polikarbonat dengan metode Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT) fase terbalik dengan metode pengayaan - USD Repository

0 0 139

Optimasi dan validasi metode penetapan kadar bisfenol A. dalam ekstrak air dan ekstrak botol air minum menggunakan kromatografi cair kinerja tinggi fase terbalik - USD Repository

0 0 196