Bisphenol dua fenol dan aseton, merupakan bahan utama dari pembuatan polikarbonat yang diproduksi dengan cara mengkombinasikan aseton dengan
fenol. Polikarbonat termasuk dalam golongan poliester amorf karena mengandung ester dari asam karboksilat dan bisfenol aromatik Lokensgard, 2010.
OH 2
H
3
C C
CH
3
O CH
3
CH
3
HO OH
fenol aseton
bisfenol a
air H
2
O
Lokensgard, 2010. Menurut Vandenberg, Hauser, Marcus, Olea, Welshons 2007 banyak
produk yang digunakan masyarakat mengandung bisfenol A yang kemungkinan besar bisa masuk dalam tubuh. Sumber bisfenol A yang utama diperoleh dari
peralatan – peralatan plastik seperti botol bayi, botol plastik, dan berbagai
makanan awetan yang disimpan dalam kaleng yang terbuat dari bahan resin epoksi.
Bisfenol A yang berasal dari botol polikarbonat mempunyai efek yang berbahaya bagi manusia. Bisfenol A mempunyai struktur yang mirip dengan
estrogen, dimana kemiripan dengan estrogen memungkinkan bisfenol A dapat berikatan dengan reseptor ekstrogen dan meningkatkan aktivitas estrogen dalam
tubuh. Bisfenol A juga termasuk dalam endocrine discrupting chemical EDC, yang berperan sebagai agen eksogen yang dapat mengganggu produksi, pelepasan,
transportasi, metabolisme, aksi, dan eliminasi dari hormone-hormon alami dalam tubuh US-FDA, 2008.
Menurut penelitian Moriyama dkk 2002 bisfenol A dapat menghambat fungsi tiroid, menghambat transkripsi reseptor hormon toroid TRs dengan cara
betindak menjadi senyawa antagonisnya. Bisfenol A bekerja dengan cara menekan aktivitas transkripsi yang distimulasi oleh hormon tiroid T3. Al-
Hisayat, Darmani, Elbetieha 2002 mengatakan bahwa pemberian bisphenol a yang pada mencit jantan dewasa galur Swiss dengan dosis 25 dan 100 µ gkghari
menyebabkan menurunnya jumlah produksi sperma harian yang berkorelasi dengan penurunan fertilitas pada mencit jantan tersebut. Dosis 5 µgkghari pada
mencit jantan juga menyebabkan peningkatan berat testis. Beberapa lembaga kesehatan di dunia menentukan batas konsumsi harian
bisfenol A yang masih diperbolehkan atau tolerable daily intake TDI, Kanada sebesar 0,025 mgKgBB.hari Health Canada, 2008, di Eropa 0,01 mgKgBB.hari
SCF, 2012, 0,05 mgKgBB.hari EFSA, 2013, Jepang 0,05 mgKgBB.hari AIST, 2007.
C. Radiasi Sinar Matahari
Sinar ultra violet UV merupakan bagian dari spektrum elektromagnetik anara sinar X dan cahaya tampak, yaitu mempunyai panjang gelombang antara 40
sampai 400 nm 30 – 3 eV. Spektrum UV dibagi menjadi UV vacum 40-190
nm, UV jauh 190-220 nm, UV C 220-290 nm, UV B 290-320 nm, dan UV A 320-400 nm. Matahari adalah sumber radiasi UV utama di bumi ini Zeman,
2011.
Gambar 5. Jenis – jenis spektrum elektromagnetik US Drug and Food Admininstration,
2012.
Sinar matahari merupakan sumber utama sinar ultraviolet bagi bumi. Sinar UV yang dipancarkan matahari dibagi menjadi 3, yaitu UV A, UV B dan
UV C. Sebagian besar sinar UV B dan UV C dapat diabsorbsi oleh lapisan ozon bumi, tetapi residu dari sinar UV B masih bisa mencapai tanah. Residu sinar UV
B tersebut bisa diabsorbsi oleh protein dan DNA yang bisa berakibat fatal, seperti terjadinya kanker Gruijl, 1999.
Peneliti menggolongkan sinar UV menjadi tiga jenis, yaitu : 1. UV A: panjang gelombang 320
– 400 nm. Tidak diabsorbsi oleh lapiran
ozon.
2. UV B: panjang gelombang 290 – 320 nm. Sebagian besar diabsorbsi oleh
lapisan ozon, tetapi hanya beberapa yang mencapai permukaan bumi.
3. UV C: panjang gelombang 100 – 290 nm. Seluruhnya diabsorbsi oleh
lapisan ozon dan atmosfer US Enviromental Protection Agency, 2010.
Menurut WHO 2002, sinar ultraviolet UV adalah spektrum elektromagnetik yang dipancarkan oleh matahari, dimana mempunyai 3 jenis
frekuensi yaitu sinar UVA, UVB, dan UVC. Paparan sinar matahari dengan jumlah yang cukup sangat penting untuk memproduksi vitamin D pada tubuh
manusia, tetapi apabila sinar matahari yang terpapar mempunyai jumlah yang
berlebih bisa menyebabkan penyakit akut dan kronis pada kulit, mata, dan sistem imun. Efek kronis yang paling banyak terjadi dalam masyarakat adalah kanker
kulit dan katarak. Degradasi plastik yang disebabkan oleh sinar UV pada sinar matahari
biasanya disebabkan karena plastik digunakan untuk keperluan luar ruangan. Spektrum UV yang sangat berpengaruh dalam degradasi plastik berkisar antara
290 sampai 400 nm. Radiasi oleh sinar UV pada plastik dapat menyebabkan permukaan plastik menjadi buram, karena lapisan film yang ada mengalami
kerusakan ikatan antar partikel penyusunnya. Selain itu radiasi sinar UV juga menyebabkan perubahan warna, hilangnya komponen penyusun fisik dan
rusaknya ikatan antar penyusunnya Sanders, 2003. Andrady, Hamid, Hu, Torikai 1998 meneliti tentang degradasi polimer
menggunakan sinar UV menunjukkan bahwa material berbahan polikarbonat mengalami degradasi pada gelombang UV yang berkisar antara 310-340 nm yang
ditunjukkan dengan perubahan warna menjadi kekuningan. Secara tidak langsung penelitian itu menunjukkan bahwa radiasi sinar matahari bisa menyebabkan
degradasi polimer polikarbonat yang banyak digunakan dalam masyarakat. Gelombang UV antara 310-340 nm adalah gelombang UVA dan UVB yang
merupakan bagian dari sinar UV yang dipancarkan oleh sinar matahari.