Pembahasan ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
pengaruh perhatian orang tua terhadap prestasi belajar siswa tidak dapat diketahui. Hal ini menunjukkan bahwa hipotesis tidak didukung
oleh data hasil penelitian ini. Tidak ada pengaruh positif perhatian orang tua terhadap prestasi
belajar siswa ditinjau dari jenis pekerjaan ibu untuk kelompok 1,
yaitu sebagai buruh, petani, pedagang, wiraswasta, sejenisnya sejenisnya
χ
2 hitung
= 8,040 χ
2 tabel
= 12,592, untuk kelompok 2, yaitu sebagai pegawai swasta, guru swasta, dokter, pengacara, dan
sejenisnya χ
2 hitung
= 0,337 χ
2 tabel
= 3,841, dan untuk kelompok 4, yaitu tidak bekerja
χ
2 hitung
= 10,624 χ
2 tabel
= 11,070. Hal ini menunjukkan bahwa hipotesis didukung oleh data hasil penelitian ini.
Sedangkan pada jenis pekerjaan ibu untuk kelompok 3 ada atau tidaknya pengaruh perhatian orang tua terhadap prestasi belajar siswa
tidak dapat diketahui. Hal ini menunjukkan bahwa hipotesis tidak didukung oleh data hasil penelitian ini.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa tinggi rendahnya prestasi belajar yang dicapai oleh siswa tidak dapat diketahui dari
besar kecilnya perhatian yang diberikan oleh orang tua kepada anaknya, apapun pekerjaan orang tua tersebut. Hal ini didukung
dengan data hasil penelitian ini, dari 412 responden penelitian ini, 397 responden menyatakan perhatian orang tua adalah cukup tinggi dan
prestasi belajar siswa yang diperoleh juga cukup tinggi dengan 393 ayah dan 213 ibu yang memiliki jenis pekerjaan yang berbeda-beda.
Pekerjaan orang tua umumnya memberikan warna dalam kehidupan keluarga. Apapun pekerjaan orang tua, bekerja atau tidak
bekerjanya orang tua kemungkinan memiliki pengaruh dengan pola didik orang tua terhadap anak dalam keluarga. Pada umumnya semua
orang tua menginginkan anaknya memiliki prestasi belajar tinggi. Agar anak memperoleh prestasi belajar yang tinggi, maka orang tua
memiliki kewajiban untuk memberikan perhatian kepada anak mereka. Perhatian orang tua tersebut dapat berbentuk perhatian dalam
hal catatan anak, perhatian dalam hal mengatasi kesulitan belajar anak, perhatian dalam hal mengingatkan waktu belajar, dan perhatian
dalam hal menemani belajar anak. Namun seringkali banyak para orang tua yang melalaikan akan
kewajibannya itu. Mereka lebih sering disibukan dengan pekerjaan mereka, sehingga mereka lupa akan perhatian yang harus diberikan
kepada anak-anak mereka atau dengan kata lain perhatian orang tua rendah. Sebagai akibatnya, anak akan merasa sendirian dan memiliki
sifat tertutup tentang apa yang terjadi pada diri mereka dengan orang tua, sehingga akan mempengaruhi proses belajar anak tersebut, dan
akhirnya prestasi yang dicapai akan rendah. Berbeda dengan orang tua yang memiliki waktu luang untuk
anak mereka, walaupun masih disibukan dengan pekerjaan mereka. Pada umumnya, anak yang memiliki perhatian orang tua yang tinggi,
prestasi belajar yang dicapai juga akan tinggi. Hal ini disebabkan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
karena mereka akan merasa bahagia, dianggap keberadaannya, didukung,
disayangi dan dicintai, dan mereka akan lebih terbuka tentang apa yang terjadi pada diri mereka, sehingga proses belajar
anak tidak terganggu. Dengan demikian anak dapat memperoleh prestasi belajar yang tinggi.
2. Pengaruh perhatian orang tua terhadap prestasi belajar ditinjau dari
jenis kelamin. Tidak ada pengaruh positif perhatian orang tua terhadap prestasi
belajar siswa ditinjau dari jenis kelamin siswa untuk siswa yang berjenis kelamin laki-laki
χ
2 hitung
= 10,890 χ
2 tabel
= 12,592 dan untuk siswa
yang berjenis kelamin perempuan χ
2 hitung
= 1,918 χ
2 tabel
= 9,488. Hal ini menunjukkan bahwa hipotesis didukung oleh data hasil penelitian ini.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa tinggi rendahnya prestasi belajar yang dicapai oleh siswa tidak dapat diketahui dari
jenis kelamin siswa yang memperoleh perhatian yang diberikan oleh orang tuanya. Hal ini didukung dengan data hasil penelitian ini, dari
412 responden penelitian ini, 397 responden menyatakan perhatian orang tua adalah cukup tinggi dan prestasi belajar siswa yang
diperoleh juga cukup tinggi dengan 203 siswa berjenis kelamin laki- laki dan 194 siswa berjenis kelamin perempuan.
Pada umumnya, kondisi psikologi antara siswa laki-laki dan perempuan dapat berbeda dalam berbagai aspek. Namun dalam
pemberian perhatian belajar yang diberikan oleh orang tua adalah sama. Baik pada siswa yang berjenis kelamin laki-laki maupun
perempuan, orang tua memberi perhatian dalam segi material maupun spiritual dalam bidang belajar dengan proposi yang sama. Karena para
orang tua menginginkan prestasi belajar tinggi yang diperoleh oleh anak laki-laki maupun perempuan mereka. Perhatian orang tua yang
tinggi akan memacu anak untuk mencapai prestasi belajar yang tinggi. Anak laki-laki memiliki kecenderungan untuk tidak mau
diperhatikan orang tuanya dan memiliki sifat tertutup dengan orang tuanya, karena mereka tidak mau diatur, tidak mau orang tuanya ikut
campur dalam masalahnya, dan merasa sudah dewasa serta memiliki sikap
yang mau
seenaknya sendiri.
Mereka lebih
senang menghabiskan waktu mereka diluar rumah, yaitu dengan bermain
bersama teman-teman sebaya mereka atau lebih tua dari mereka. Anak laki-laki juga lebih cepat mengikuti arus pergaulan yang tidak baik.
Misalnya, mereka sedang menghadapi masalah, mereka lebih senang menutup-nutupi masalah mereka dari orang tua, sehingga orang tua
tidak tahu masalah apa yang terjadi pada dirinya dan akan berakibat terganggunya
kegiatan belajar
mereka. Jika
kegiatan belajar
terganggu, maka prestasi belajar yang akan dicapai akan rendah. Dengan adanya perhatian orang tua yang diberikan kepada mereka,
mereka akan merasa bahwa mereka disayang dan diperhatikan, dan akan timbul rasa untuk menghargai pengorbanan yang sudah diberikan
orang tua kepada mereka. Prestasi belajar yang tinggi, yang mereka capai merupakan balas jasa kepada orang tua mereka.
Sementara itu anak perempuan, mereka memiliki sifat yang lebih dewasa daripada anak laki-laki dan lebih tanggap. Sebagian dari
mereka lebih senang menghabiskan waktu dirumah. Selain itu, anak perempuan lebih tekun dan rajin dibandingkan dengan anak laki-laki,
sehingga dengan sendirinya mereka akan belajar tanpa disuruh demi masa depan mereka. Disamping itu, anak perempuan lebih terbuka
dengan orang tua mereka. Mereka lebih senang menceritakan apa yang mereka alami dan masalah apa yang sedang mereka hadapi
kepada orang tua mereka, sehingga masalah tersebut dapat cepat terselesaikan atas bantuan solusi dari orang tuanya. Dengan demikian
tidak akan mengganggu kegiatan belajar dan prestasi yang dicapai juga akan tinggi.
3. Pengaruh disiplin belajar terhadap prestasi belajar ditinjau dari jenis
pekerjaan orang tua. Ada pengaruh positif disiplin belajar terhadap prestasi belajar
siswa ditinjau dari jenis pekerjaan ayah untuk kelompok 1 yaitu
sebagai buruh, pedagang, petani, wiraswasta, dan sejenisnya χ
2 hitung
= 28,236
χ
2 tabel
= 26,296, C = 0,33, C
maks
= 0,89, dan C
rasio
= 0,37 dengan intrepretasi rendah. Tidak ada pengaruh positif disiplin
belajar terhadap prestasi belajar siswa ditinjau dari jenis pekerjaan ayah untuk kelompok 2 yaitu sebagai pegawai swasta, guru swasta,
dokter, pengacara, dan sejenisnya χ
2 hitung
= 0,297 χ
2 tabel
= 3,841 dan untuk kelompok 3 yaitu sebagai PNS, pamong desa, ABI, TNI,
polisi χ
2 hitung
= 0,182 χ
2 tabel
= 3,841. Hal ini menunjukkan bahwa hipotesis didukung oleh data hasil penelitian ini. Sedangkan pada jenis
pekerjaan ayah untuk kelompok 4 yaitu tidak bekerja ada atau
tidaknya pengaruh disiplin belajar terhadap prestasi belajar siswa tidak dapat diketahui. Hal ini menunjukkan bahwa hipotesis tidak didukung
oleh data hasil penelitian ini. Ada pengaruh positif disiplin belajar terhadap prestasi belajar
siswa ditinjau dari jenis pekerjaan ibu untuk kelompok 1 yaitu sebagai buruh, pedagang, petani, wiraswasta, dan sejenisnya
χ
2 hitung
= 28,295 χ
2 tabel
= 26,296, C = 0,38, C
maks
= 0,87, dan C
rasio
= 0,44 dengan intrepretasi cukup. Tidak ada pengaruh positif disiplin belajar
terhadap prestasi belajar siswa ditinjau dari jenis pekerjaan ayah untuk kelompok 2 yaitu sebagai pegawai swasta, guru swasta, dokter,
pengacara, dan sejenisnya χ
2 hitung
= 0,371 χ
2 tabel
= 3,841 dan untuk kelompok 4 yaitu tidak bekerja
χ
2 hitung
= 20,182 χ
2 tabel
= 21,026. Hal ini menunjukkan bahwa hipotesis didukung oleh data hasil
penelitian ini. Sedangkan pada jenis pekerjaan ayah untuk kelompok 3 yaitu sebagai PNS, pamong desa, ABI, TNI, polisi ada atau tidaknya
pengaruh disiplin belajar terhadap prestasi belajar siswa tidak dapat diketahui. Hal ini menunjukkan bahwa hipotesis tidak didukung oleh
data hasil penelitian ini. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa tinggi rendahnya prestasi belajar yang dicapai oleh siswa dapat diprediksi dari besar
kecilnya disiplin belajar siswa, apapun pekerjaan orang tua tersebut. Hal ini didukung dengan data hasil penelitian ini, dari 412 responden
penelitian ini, 293 responden menyatakan disiplin belajar adalah cukup tinggi dan prestasi belajar siswa yang diperoleh juga cukup
tinggi dengan 393 ayah dan 213 ibu yang memiliki jenis pekerjaan yang berbeda-beda.
Sebagian besar, orang tua menerapkan disiplin belajar kepada anak-anak mereka, apapun pekerjaan mereka. Mereka membuat
peraturan yang harus ditaati oleh anak-anak mereka. Namun, peraturan tersebut tidak pernah ditaati oleh anak-anak mereka. Hal ini
disebabkan karena, anak-anak seringkali tidak diawasi oleh orang tua mereka dengan alasan orang tua mereka terlalu sibuk dengan
pekerjaannya, sehingga mereka cenderung akan berbuat seenak mereka dan mereka tidak memiliki disiplin belajar. Jika mereka tidak
memiliki disiplin belajar, maka mereka tidak dapat memperoleh hasil yang diharapkan yaitu prestasi belajar yang tinggi.
Disiplin belajar dapat diterapkan kepada anak, jika orang tua mengawasi dan memantau kegiatan belajar anak mereka dirumah. Jika
orang tua memantau semua kegiatan anak dirumah maupun diluar rumah, maka anak mau tidak mau menaati peraturan yang dibuat
orang tua. Dengan demikian, anak akan memiliki disiplin belajar yang tinggi serta memperoleh prestasi belajar yang tinggi juga.
4. Pengaruh disiplin belajar terhadap prestasi belajar ditinjau jenis
kelamin siswa. Ada pengaruh positif disiplin belajar terhadap prestasi belajar
siswa ditinjau dari jenis kelamin siswa, baik pada siswa yang berjenis kelamin laki-laki
χ
2 hitung
= 22,034 χ
2 tabel
= 21,026, C = 0,30, C
maks
= 0,87, dan C
rasio
= 0,34 dengan intrepretasi rendah dan tidak ada pengaruh positif disiplin belajar terhadap prestasi belajar siswa
ditinjau dari jenis kelamin pada perempuan χ
2 hitung
= 6,192 χ
2 tabel
= 16,919 . Hal ini menunjukkan bahwa hipotesis didukung oleh data hasil penelitian ini.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa tinggi rendahnya prestasi belajar yang dicapai oleh siswa tidak dapat diprediksi dari
jenis kelamin siswa yang memiliki disiplin. Tetapi bukan berarti tinggi rendahnya prestasi belajar tidak dapat diprediksi dari besar kecilnya
disiplin belajar siswa. Hal ini didukung dengan data hasil penelitian ini, dari 412 responden penelitian ini, 397 responden menyatakan
perhatian orang tua adalah cukup tinggi dan prestasi belajar siswa yang diperoleh juga cukup tinggi dengan 131 siswa berjenis kelamin
laki-laki dan 161 siswa berjenis kelamin perempuan. Tidak semua anaksiswa memiliki disiplin dalam belajar, baik
itu anak laki-laki maupun anak perempuan. Siswa yang pada PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
umumnya memiliki disiplin belajar, hanya mereka yang memiliki kesadaran untuk berprestasi dalam belajar. Walaupun sekilas tampak
anaksiswa yang berjenis kelamin perempuan memiliki disiplin belajar yang tinggi, namun hal itu bukanlah sebagai patokan bahwa anak yang
berjenis kelamin perempuan memiliki disiplin belajar. Hal tersebut disebabkan karena, sebagain besar, anak laki-laki memiliki sifat yang
tegas. Dengan ketegasannya itu, mereka cenderung memiliki disiplin yang tinggi. Namun, bukan berarti jenis kelamin dijadikan patokan
untuk menilai bahwa anak yang berjenis kelamin laki-laki atau perempuan yang selalu memiliki disiplin belajar.
Untuk mendapatkan hasil yang diharapkan diperlukannya kedisiplinan dan keteraturan dalam segala usaha yang dilakukan,
terutama belajar dengan rajin dan tekun. Disiplin belajar dapat berbentuk keteraturan waktu untuk belajar, teknik atau cara belajar
yang baik, perencanaan jadwal dalam belajar, dan pelaksanaan peraturan sekolah. Jika hal diatas sudah dilaksanakan oleh siswa,
maka peluang untuk mencapai prestasi belajar yang tinggi sangat besar. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa anak yang memiliki
disiplin belajar yang tinggi, akan memiliki prestasi belajar yang tinggi juga.
104