14 relatif konsisten dan tahan lama terhadap rangsangan
lingkungan lingkungan termasuk perilaku pembelian. Gaya hidup dan nilai
Orang-orang dari subbudaya, kelas sosial, dan pekerjaan yang sama mungkin mempunyai gaya hidup yang
cukup berbeda. Menurut Kotler dan Keller 2009 gaya hidup lifestyle merupakan pola hidup seseorang di dunia yang
tercermin dalam kegiatan, minat, dan pendapat. Gaya hidup memotret interaksi “seseorang secara utuh” dengan
lingkungannya. Sebagian gaya hidup terbentuk oleh keterbatasan uang atau waktu konsumen. Kotler dan Keller
2009 keputusan konsumen juga dipengaruhi oleh nilai inti core value, sistem kepercayaan yang mendasari sikap dan
perilaku. Nilai inti lebih dalam dari pada perilaku atau sikap dan menentukan pilihan dan kegiatan seseorang pada tingkat
dasar dalam jangka panjang.
2. Evaluasi Konsumen atas Kualitas
Evaluasi merupakan penentuan nilai Suharso Retnoningsih, 2003. Evaluasi merupakan tanggapan pengaruh pada tingkat intensitas
dan gerakan yang relatif rendah. Evaluasi dapat diciptakan oleh sistem afektif maupun kognitif Peter Olson, 2010. Adapun kualitas adalah
suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa, manusia, PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15 proses dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan Yamit,
2001. Apabila melihat definisi di atas, maka bisa disimpulkan bahwa
evaluasi konsumen atas kualitas adalah merupakan tanggapan pengaruh pada tingkat intensitas dan gerakan yang relatif rendah terhadap suatu nilai
dari suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan.
Evaluasi merupakan salah satu aktivitas dalam proses pengambilan keputusan konsumen, memegang peranan penting dalam memprediksi
perilaku pembelian konsumen. Saat konsumen melakukan aktivitas ini, mereka sedang mempertimbangkan atribut-atribut yang terdapat pada satu
produk dan menilai atribut mana yang lebih penting untuknya yang di gunakan sebagai dasar keputusan memilih produk.
Dalam hal ini evaluasi yang di lakukan konsumen adalah dengan melihat dan mempertimbangkan kualitas suatu produk. Apabila
perusahaan ingin mempertahankan keunggulan kompetitifnya dalam pasar, perusahaan harus mengerti aspek dimensi apa saja yang digunakan oleh
konsumen untuk membedakan produk yang dijual perusahaan tersebut dengan produk pesaing. Dimensi kualitas produk yaitu:
a. Performance kinerja, berhubungan dengan karakteristik operasi dasar dari sebuah produk.
b. Durability daya tahan, yang berarti berapa lama atau umur produk yang bersangkutan bertahan sebelum produk tersebut harus diganti.
16 Semakin besar frekuensi pemakaian konsumen terhadap produk maka
semakin besar pula daya tahan produk. c. Conformance to Specifications kesesuaian dengan spesifikasi, yaitu
sejauh mana karakteristik operasi dasar dari sebuah produk memenuhi spesifikasi tertentu dari konsumen atau tidak ditemukannya cacat pada
produk. d. Features fitur, adalah karakteristik produk yang dirancang untuk
menyempurnakan fungsi produk atau menambah ketertarikan konsumen terhadap produk.
e. Reliability reliabilitas, adalah probabilitas bahwa produk akan bekerja dengan memuaskan atau tidak dalam periode waktu tertentu.
Semakin kecil kemungkinan terjadinya kerusakan maka produk tersebut dapat diandalkan.
f. Aesthetics estetika, berhubungan dengan bagaimana penampilan produk bisa dilihat dari tampak, rasa, bau, dan bentuk dari produk.
g. Perceived Quality kesan kualitas, sering dibilang merupakan hasil dari penggunaan pengukuran yang dilakukan secara tidak langsung
karena terdapat kemungkinan bahwa konsumen tidak mengerti atau kekurangan informasi atas produk yang bersangkutan. Jadi, persepsi
konsumen terhadap produk didapat dari harga, merek, periklanan, reputasi, dan Negara asal.
Menurut Menurut Dwiastuti, Shinta, Isaskar 2012, para pemasar harus mengetahui atribut-atribut yang diketahui konsumen
17 dan atribut-atribut yang digunakan sebagai evaluasi produk tersebut.
Pengetahuan tersebut berguna dalam mengkomunikasikan atribut suatu produk kepada konsumen.
3. Minat Membeli Ulang
Minat merupakan kemampuan yang mendorong untuk melakukan sesuatu. Minat tidak sama dengan motif atau dorongan. Seorang yang
mendapat dorongan belum tentu akan berbuat jika ia tidak berminat. Tetapi sebaliknya seseorang yang mempunyai minat yang kuat untuk
berbuat dan di tambah dengan dorongan-dorongan cenderung akan melakukannya dengan senang hati. Berikut merupakan penjelasan
pengertian minat beli ulang menurut para ahi: Minat beli ulang repeat purchase menurut PeterOlson 2002
adalah kegiatan pembelian yang dilakukan lebih dari satu kali atau beberapa kali.
Menurut Schiffman dan Kanuk 2007 perilaku beli ulang itu sangat berhubungan dengan konsep dari brand lolality, dimana
kebanyakan perusahaan mendukung karena hal ini memiliki kontribusi yang besar untuk kestabilan yang baik didalam marketplace.
Menurut Ferdinand 2006, minat beli dapat didentifikasi melalui indiktor-indikator sebagai berikut:
a. Minat transaksional, yaitu kecenderungan seseorang untuk membeli produk.
18 b. Minat refrensial, yaitu kecenderungan seseorang untuk mereferensikan
produk kepada orang lain. c. Minat preferensial, yaitu minat yang menggambarkan perilaku
seseorang yang memiliki prefrensi utama pada produk tersebut. Preferensi ini hanya dapat digangti jika terjadi sesuatu dengan produk
prefrensinya. d. Minat eksploratif, minat ini menggambarkan perilaku seseorang yang
selalu mencari informasi mengenai produk yang diminatinya dan mencari informasi untuk mendukung sifat-sifat positif dari produk
tersebut.
4. Sikap Konsumen
a. Pengertian Sikap Konsumen Sikap attitude yaitu evaluasi dalam waktu lama tentang yang
disukai atau tidak disukai seseorang, perasaan emosional, dan kecenderungan tindakan terhadap beberapa objek atau ide Kotler dan
Keller,2012. Kotler Armstrong 2012 mendefinisikan sikap sebagai sebuah evaluasi seseorang yang secara konsisten mendukung
atau tidak mendukung, perasaan, dan kecenderungan terhadap suatu objek atau ide. Adapun menurut Engel, Blackwell, Miniard 2006,
sikap adalah sebagai suatu evaluasi menyeluruh yang memungkinkan orang berespon dengan cara yang menguntungkan atau tidak
menguntungkan secara konsisten berkenaan dengan obyek atau alternatif yang diberikan.
19 b. Fungsi Sikap
Solomon et al 2006 menyatakan bahwa dua orang dapat memiliki sikap yang sama terhadap suatu objek untuk alasan yang
sangat berbeda. Hal ini membantu bagian pemasaran untuk mengetahui mengapa sikap terbentuk sebelum mencoba untuk mengubahnya.
Fungsi sikap adalah sebagai berikut: 1 Fungsi utilitarian. Fungsi utilitarian berhubungan dengan prinsip-
prinsip dasar reward dan punishment. Seseorang mengembangkan beberapa sikap terhadap produk hanya atas dasar apakah produk ini
memberikan kesenangan atau rasa sakit. Jika seseorang menyukai rasa cheeseburger, orang itu akan mengembangkan sikap positif
terhadap burger keju. Iklan yang menekankan manfaat produk langsung misalnya Anda harus minum Diet Coke hanya untuk
rasa itu menarik ke fungsi utilitarian. 2 Fungsi Nilai-ekspresif. Sikap yang menunjukkan fungsi nilai-
ekspresif mengekspresikan nilai-nilai pokok konsumen atau konsep diri. Seseorang membentuk sikap produk bukan karena manfaat
tujuannya, tapi karena apakah produk menggambarkan tentang dirinya sebagai seseorang misalnya, seperti apa wanita sebagai
Elle. Sikap nilai-ekspresif sangat relevan dengan analisis gaya hidup, di mana konsumen menumbuhkan klaster kegiatan, minat
dan pendapat untuk mengekspresikan identitas sosial tertentu. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20 3 Fungsi Ego-defensif. Sikap yang dibentuk untuk melindungi orang
tersebut, baik dari ancaman eksternal atau perasaan internal melakukan fungsi ego-defensif. Sebuah studi pemasaran awal
menunjukkan bahwa ibu rumah tangga pada tahun 1950 menolak penggunaan kopi instan karena mengancam konsepsi mereka
tentang diri mereka sebagai ibu rumah tangga. Produk yang menjanjikan untuk membantu proyek pria yang digambarkan
macho misalnya rokok Marlboro mungkin menarik bagi kegelisahannya tentang maskulinitas-nya.
4 Fungsi Pengetahuan. Beberapa sikap yang terbentuk sebagai hasil dari kebutuhan untuk pesanan, struktur atau arti. Kebutuhan ini
sering hadir ketika seseorang dalam situasi ambigu atau dihadapkan dengan produk baru.
c. Karakteristik Sikap Menurut Dwiastuti, Shinta, Isaskar 2012, karakteristik
sikap adalah sebagai berikut : 1 Sikap Memiliki Obyek
Di dalam konteks pemasaran, sikap konsumen harus terkait dengan obyek, obyek tersebut bisa terkait dengan berbagai konsep
konsumsi dan pemasaran seperti produk, merek, iklan, harga, kemasan, penggunaan, media, dan sebagainya.