22 server web melalui protokol yang disebut HTTP Hypertext Transfer
Protocol Simarmata, 2010: 97. Sebagai dokumen hiperteks, dokumen-dokumen pada web dapat
dimiliki tautan link dengan lain, baik yang tersimpan dalam server web yang sama maupun pada server web lainnya Simarmata, 2010: 97.
2.6 Internet
Internet adalah kelompok atau kumpulan dari jutaan komputer. Penggunaan internet memungkinkan kita untuk mendapatkan informasi dari
komputer yang ada didalam kelompok tersebut dengan asumsi bahwa pemilik komputer memberikan izin akses. Untuk mendapatkan sebuah informasi,
sekumpulan protokol harus digunakan yaitu sekumpulan aturan yang menetapkan bagaimana suatu informasi dapat dikirim dan diterima
Simarmata, 2010: 47. Salah satu unsur yang paling umum digunakan dari internet selain
email adalah world wide web dewasa ini, www atau yang sering juga disebut sebagai web saja merupakan aplikasi internet yang paling populer. Karena
web begitu populer, banyak orang kemudian salah mengidentikkannya dengan internet Simarmata, 2010: 47.
23
2.7 Pengendalian Persediaan
Pengendalian persediaan merupakan fungsi manajerial yang sangat penting, karena phisik banyak perusahaan melibatkan investasi rupiah
terbesar dalam pos aktiva lancar Handoko, 2008: 333.
2.7.1 Arti Persediaan
Istilah persediaan inventory adalah suau istilah yang menunjukan segala sesuatu atau sumber daya organisasi yang disimpan dalam
antisipasinya terhadap pemenuhan permintaan Handoko, 2008: 333. Pengertian dari persediaan adalah sebagai suatu aktiva yang meliputi
barang-barang milik perusahaan dengan maksud untuk dijual dalam suatu periode usaha yang normal, atau persediaan barang-barang yang masih
dalam pengerjaan atau proses produksi, atau pun persediaan barang baku yang menunggu penggunaannya dalam sutau proses produksi Assauri,
2008: 237. Jadi persediaan merupakan sejumlah bahan-bahan, parts yang
disediakan dan bahan-bahan dalam proses yang terdapat dalam perusahaan untuk proses produksi, serta barang-barang jadi atau produk yang
disediakan untuk memenuhi permintaan dari komponen atau langganan setiap waktu Assauri, 2008: 237.
Persediaan adalah merupakan salah satu unsur yang paling aktif dalam operasi perusahaan yang secara kontinue diperoleh, diubah, yang kemudian
dijual kembali Assauri, 2008: 238. Persediaan adalah sekumpulan produk
24 phisikal pada berbagai tahap proses transformasi dari bahan mentah
kebarang dalam proses, dan kemudian barang jadi Handoko, 2008: 335. Persediaan inventory merupakan stok barang yang disimpan oleh
suatu perusahaan memiliki berbagai bentuk persediaan Taylor III, 2005: 364. Persediaan adalah bahan atau barang yang disimpan yang akan
digunakan untuk memenuhi tujuan tertentu Herjanto, 2008: 237. Bisa dikatakan tidak ada perusahaan yang beroperasi tanpa
persediaan, meskipun sebenarnya persediaan hanya suatu sumber dana yang menganggur karena sebelumnya persediaan digunakan berarti dana yang
berkaitan didalamnya tidak dapat digunakan untuk keperluan yang lain Herjanto, 2008: 237.
Pengertian mengenai persediaan dalam hal ini merupakan suatu aktiva yang meliputi barang-barang milik perusahaan dengan maksud untuk dijual
dalam suatu periode usaha tertentu atau persediaan barang-barang yang masih dalam pengerjaan atau proses produksi, atau pun persediaan bahan
baku yang menunggu penggunaannya dalam suatu proses produksi Rangkuti, 2007: 1-2.
Jadi, persediaan merupakan bahan-bahan bagian yang disediakan, dan bahan-bahan dalam proses produksi serta barang-barang jadi atau produk
yang disediakan untuk memenuhi permintaan dari konsumen atau pelanggan setiap waktu Rangkuti, 2007: 2. Persediaan merupakan salah satu unsur
paling aktif dalam operasi perusahaan yang secara terus-menerus diperoleh, diubah, yang kemudian dijual kembali Rangkuti, 2007: 3.
25
2.7.2 Alasan di Perlukan Persediaan
Menurut Assauri, 2008: 238, alasan diperlukannya persediaan oleh suatu perusahaan karena
a. Menghilangkan resiko keterlambatan datangnya barang atau bahan-bahan yang dibutuhkan perusahaan.
b. Menghilangkan resiko dari meterial yang dipesan tidak baik sehingga harus dikembalikan.
c. Untuk menumpuk bahan-bahan yang dihasilkan secara musiman sehingga dapat digunakan bila bahan itu tidak ada dalam pasaran.
d. Mempertahankan stabilitas operasi perusahaan atau menjamin kelancaran arus produksi.
e. Mencapai pengguna mesin optimal. f. Memberikan pelayanan service kepada pelanggan dengan sebaik-
baiknya dimana keinginan pelanggan pada suatu waktu dapat dipenuhi atau memberikan jaminan tetap tersedianya barang jadi tersebut.
g. Membuat pengadaan atau produksi tidak perlu sesuai dengan penggunaan atau penjualnya.
h. Dibutuhkannya waktu untuk menyelesaikan operasi produki dan untuk memindahkan produk dari suatu tingkat proses ketingkat proses lainnya
yang disebut persediaan dalam proses ketingkat proses lainnya yang disebut persediaan dalam proses dan pemindahan.
i. Alasan organisasi untuk memungkin satu unit atau bagian membuat jadwal operasinya secara bebas, tidak tergantung dari yang lainnya.
26
2.7.3 Peranan Persediaan
Suatu perusahaan atau organisasi menyimpan persediaan untuk berbagai alasan penting, alasan utama adalah menyimpan barang jadi untuk
memenuhi permintaan pelanggan atas suatu produk terutama pada usaha ritel Taylor II, 2005: 364.
Biasanya sejumlah persediaan disimpan untuk mengatisipasi permintaan pelanggan. Namun, karena permintaan sulit diketahui dengan
pasti sejumlah persediaan yang disebut disebut stok cadangan safety atau buffer stocks disimpan untuk memenuhi perubahan yang tidak diharapkan
dalam bentuk permintaan yang lebih banyak Taylor II, 2005: 364.
2.7.4 Permintaan
Permintaan untuk item dalam persediaan bisa digolongkan dependen atau idenpenden. Item permintaan dependen dependent demend biasanya
berupa komponen bagian atau material yang digunakan untuk memproduksi produk akhir. Item dengan permintaan idenpenden idenpenden demand
merupakan produk akhir atau produk jadi yang bukan merupakan fungsi dari, atau tergantung dari aktivitas produksi internal Taylor II, 2005: 365.
2.7.5 Jenis Persediaan
Menurut jenis dan posisi barang tersebut didalam urutan pengerjaan produk . Assauri, 2008: 240-241, yaitu:
27 a. Persediaan bahan baku raw materials stock, yaitu persediaan barang-
barang berwujud yang digunakan dalam proses produksi, barang mana dapat diperoleh dari sumber-sumber alam atau pun dibeli dari suplier
atau perusahaan yang menghasilkan bahan baku bagi perusahaan pabrik yang digunakannya.
b. Persediaan bagian produk atau pats yang dibeli purcharssed parts atau komponents stock, yaitu persediaan barang-barang yang terdiri atas pats
yang terima dari perusahaan lain, yang dapat secara langsung diassambling dengan pats lain, tanpa melalui proses produksi
sebelumnya. c. Persediaan bahan-bahan pembantu atau barang-barang perlengkapan
supplies stock, yaitu persediaan barang-barang atau bahan-bahan yang diperlukan dalam proses produksi untuk membantu berhasilnya produksi
atau yang dipergunakan dalam bekerjanya suatu perusahaan, tetapi tidak merupakan bagian atau komponen.
d. Persediaan barang setengah jadi atau barang dalam proses work in process or progress stock, yaitu persediaan barang-barang yang keluar
diolah menjadi suatu bentuk, tetapi lebih perlu diproses kembali untuk kemudian menjadi barang jadi Assauri, 2008: 241.
Menurut jenisnya persediaan dapat dibedakan Handoko, 2008: 334- 335, yaitu :
a. Persediaan bahan mentah raw materials, yaitu persediaan barang- barang berwujud.
28 b. Persediaan
komponen-komponen rakitan
purchased parts
or components, yaitu persediaan barang-barang yang terdiri komponen-
komponen yang diperoleh dari perusahaan lain, dimana secara langsung dapat dirakit menjadi suatu produk.
c. Persediaan bahan pembantu atau penolong supplies, yaitu persediaan barang-barang yang diperlukan dalam proses produksi, tetapi tidak
merupakan bagian atau komponen barang jadi. d. Persediaan barang dalam proses work in process, yaitu persediaan
barang-barang yang merupakan keluaran dari tiap-tiap bagian dalam proses produksi atau yang telah diolah menjadi suatu bentuk, tetapi masih
perlu diproses lebih lanjut menjadi barang jadi. e. Persediaan barang jadi finished goods, yaitu persediaan barang-barang
yang telah selesai diproses atau diolah dalam pabrik dan siap untuk dijual atau dikirim kepada langganan.
2.7.6 Fungsi Persediaan
Beberapa fungsi penting yang dikandung oleh persediaan dalam memenuhi kebutuhan perusahaan Herjanto, 2008:238 sebagai berikut:
a. Menghilangkan resiko keterlambatan pengiriman bahan baku atau barang yang dibutuhkan perusahaan.
b. Menghilangkan risiko jika material yang dipesan tidak baik sehingga harus dikembalikan.
c. Menghilangkan resiko terhadap kenaikan harga barang atau inflasi.
29 d. Untuk menyimpan bahan baku yang dihasilkan secara musiman sehingga
perusahaan tidak akan kesulitan jika bahan itu tidak tersedia dipasaran. e. Mendapatkan keuntungan dari pembelian berdasarkan diskon kuantitas.
f. Memberikan pelayanan kepada pelanggan dengan tersediannya barang yang diperlukan.
Persediaan yang terdapat dalam perusahaan dapat dibedakan menurut beberapa cara. Dilihat dari fungsinya persediaan dapat dilihat atas:
a. Batch stock atau lot size inventory, yaitu persediaan yang diadakan karena kita membeli atau membuat bahan-bahan atau barang-barang
dalam jumlah yang lebih besar dari jumlah yang dibutuhkan pada saat itu Assauri, 2008: 239. Jadi dalam hal ini pembelian atau pembuatan yang
dilakukan untuk jumlah besar, sedang penggunaan atau pengeluaran dalam jumlah kecil. Keuntungan yang diperoleh dari adanya batch stock
atau lot size inventory ini antara lain Assauri, 2008: 239-240, ialah: 1 Memperoleh potongan harga pada harga persediaan.
2 Memperoleh efensiasi produksi manufaccturing ekonomis karena adanya operasi atau “production run” yang lebih lama.
3 Adanya penghematan didalam biaya angkut. Lot-size inventory merupakan persediaan yang diadakan dalam jumlah
yang lebih besar dari pada kebutuhan pada saat itu Herjanto, 2008: 239. Batch stock atau lot size inventory adalah persediaan yang diadakan karena
kita membeli atau membuat bahan-bahan atau barang-barang dalam jumlah
30 yang lebih besar dari pada jumlah yang dibutuhkan saat itu Rangkuti, 2007:
7-8. Keuntungannya yaitu: 1 Potongan harga pada harga pembelian.
2 Efesiensi produksi. 3 Penghematan biaya angkutan.
b. Fluctuation stock adalah persediaan yang diadakan untuk menghadapai fluktuasi permintaan konsumen yang tidak dapat diramalkan Assauri,
2008: 240. Fluctuation stock merupakan persediaan yang dimaksudkan untuk
menjaga terjadinya fluktuasi permintaan yang tidak diperkirakan sebelumnya, dan untuk mengatasi bila terjadi kesalahan atau
penyimpangan dalam prakiraan penjualan, waktu produksi, atau pengiriman barang Herjanto, 2008: 238 .
c. Anticipation stock, yaitu persediaan yang diadakan untuk menghadapi fluktuasi permintaan yang dapat diramalkan Assauri, 2008: 240.
Anticipation stock merupakan persediaan untuk menghadapi permintaan yang dapat diramalkan Herjanto, 2008: 238-239.
d. Pipeline inventory merupakan persediaan yang dalam proses pengiriman dari tempat dimana barang itu akan digunakan Herjanto, 2008: 239.
Efesiensi operasional suatu organisasi dapat ditingkatkan karena berbagai fungsi penting persediaan Handoko, 2008: 335.
31 a. Fungsi
“Decoupling” Fungsi penting persediaan adalah memungkinkan operasi perusahaan
internal dan eksternal mempunyai kebebasan independence. Persediaan “decouples” ini memungkinkan perusahaan dapat memenuhi permintaan
langganan tanpa tergantung pada supplier Handoko, 2008: 335. b. Fungsi
“Ekonomic Lot Sizing” Melalui penyampaian persediaan, perusahaan dapat memproduksi dan
membeli sumber daya-sumber daya dalam kuantitas yang dapat mengurangi biaya-biaya per unit. Persediaan
“lot size” ini perlu mempertimbangkan penghematan-penghematan potongan pembelian,
biaya pengangkutan per unit lebih murah, dan sebagainya karena perusahaan melakukan pembelian dalam kuantitas yang lebih besar
dibandingkan dengan biaya-biaya yang timbul karena besarnya persediaan biaya sewa, gudang, investasi, resik, dan sebagainya
Handoko, 2008: 336. Ukuran jumlah barang yang dipesan lot size akan berhubungan dengan biaya pemesanan atau biaya set-up untuk
produksi dan biaya penyimpanan barang, semakin rendah ukuran lot yang berarti semakin menambah biaya pemesanan, dan sebaliknya
Herjanto, 2008: 289. c. Sering perusahaan menghadapi fluktuasi permintaan yang dapat
diperkirakan dan diramalkan berdasarkan pengalaman atau data-data masa lalu, yaitu permintaan musiman Handoko, 2008: 336.
32
2.7.7 Manajemen Persediaan
Tujuan dari manajemen persediaan inventory management adalah untuk memiliki sistem pengendalian persedian yang akan memberikan
indikasi berapa banyak persediaan yang harus dipesan, dan kapan dilakukan untuk meminimumkan jumlah ketiga biaya yang telah disebutkan Taylor
II, 2005: 368. Terkait dengan manajemen persediaan, yaitu berapa banyak yang harus dipesan Taylor II, 2005: 368.
2.7.8 Sistem Pengendalian Perediaan
Sistem pengendalian persediaan dapat didefinisikan sebagai serangkaian kebijakan pengendalian untuk menentukan tingkat persediaan
yang harus dijaga, kapan pesanan untuk menambah persediaan harus dilakukan dan berapa besar pesanan harus diadakan Herjanto, 2008: 238.
Sistem persediaan adalah serangkaian kebijaksanaan dan pengendalian yang memonitor tingkat persediaan dan menentukan tingkat persediaan yang
harus dijaga, kapan persediaan harus diisi, dan berapa besar pesanan yang harus dilakukan Handoko, 2008: 334.
Sistem ini bertujuan menetapkan dan menjamin tersedianya sumber daya yang tepat, dalam kuantitas yang tepat dan pada waktu yang tepat atau
dengan kata lain, sistem dan model persediaan bertujuan untuk meminimumkan biaya total melalui penentuan apa, berapa dan kapan
pesanan dilakukan secara optimal Handoko, 2008: 334. Sistem persediaan merupakan suatu struktur untuk mengendalikan tingkat persediaan dengan
33 menentukan berapa banyak kuantitas tingkat penggantian dan waktu
pemesanan Taylor II, 2005: 367. Catatan penting dalam sistem pengawasan persediaan Rangkuti, 2007: 10, yaitu:
a. Penerimaan untuk dibeli. b. Laporan penerimaan.
c. Catatan persediaan. d. Daftar permintaan bahan.
e. Perkiraan pengawasan. Sistem persediaan diartikan sebagai serangkaian kebijakan dan
pengedalian yang memonitor tingkat persediaan dan menetukan tingkat persediaan yang harus dijaga, kapan persediaan harus disediakan, dan
berapa besarnya pesanan yang harus dibutuhkan Rangkuti, 2007: 14.
2.7.9 Jenis Dasar Sistem Pengendalian Persediaan
Terdapat dua jenis dasar sistem pengendalian persediaan Taylor II, 2005: 367-3678, yaitu:
a. Sistem kontinu countinuous systems atau kuantitas pemesanan tetap fixed-time period yang juga sering disebut sistem perpetual perpetual
system, yaitu diadakan pencatatan tingkat yang telah ditentukan atau disebut titik pemesanan ulang reorder point dibuat pesanan baru untuk
mengisi stok persediaan. Keuntungan dari sistem ini adalah tingkat persediaan dimonitor ketat dan berkesinambungan sehingga manajemn
selalu mengetahui status persediaan.
34 b. Sistem persediaan periodik periodic inventory system atau disebut juga
sistem periode waktu tetap fixed-time period system dan sistem telah periodik periodic review system, yaitu persediaan dihitung pada interval
waktu tertentu. Pada sistem ini tingkat persediaan tidak dimonitor sepanjang waktu
interval dilakukannya pemesanan sehingga keuntungannya membutuhkan waktu atau hampir tidak ada waktu pencatatan, namun kerugiannya adalah
kurangnya pengendalian langsung Taylor II, 2005: 368.
2.7.10 Perbedaan Utama Antara Kedua Sistem
Perbedaan antara kedua sistem tersebut adalah pada sistem kontinu suatu pesanan dilakukan dalam jumlah yang tetap ketika persediaan
berkurang hingga suatu tingkat tertentu, sementara pada sistem periodik kuantitas pesanan berbeda-beda setelah melalui suatu periode waktu
tertentu Taylor II, 2005: 368.
2.7.11 Titik Pemesanan Kembali Persediaan Pengaman Reorder Point dan
Safety Stock
ROP model terjadi apabila jumlah persediaan yang terdapat didalam stok berkurang terus, dengan demikian kita harus menetukan berapa
banyak batas minimal tingkat persediaan yang harus dipertimbangkan sehingga tidak terjadi kekurangan persediaan Rangkuti, 2007: 93. ROP
atau biasa disebut dengan batas atau titik jumlah pemesanan kembali
35 termasuk permintaan yang diinginkan atau dibutuhkan selama masa
tenggang Rangkuti, 2007: 93. Penentuan waktu untuk memesan pada sistem persediaan kontinu adalah titik pemesanan ulang reorder point,
yaitu tingkat persediaan saat dilakukan pemesanan ulang Taylor II, 2005: 387.
Konsep waktu tunggu bahwa pesanan harus dilakukan sebelum saat dimana tingkat persediaan mencapai nol, karena permintaan akan
menghabiskan persediaan saat pesanan sedang dikirim, maka pesanan harus dilakukan saat masih terdapat cukup persediaan dalam stok untuk
memenuhi permintaan selama waktu tunggu. Tingkat persediaan ini disebut titik pemesanan ulang Taylor II, 2005: 387. Persediaan
pengaman adalah persediaan tambahan yang diadakan untuk melindungi atau menjaga kemungkinan terjadinya kekurangan bahan stock out
Rangkuti, 2007: 10. Menurut Siswanto, 2007 :131, ketika persediaan tepat habis, maka persediaan datang serentak sebesar Q. Siklus ini
berulang sebanyak DQ. Hal ini membuat penambahan persediaan selalu sama, yaitu sebesar Q, demikian pula siklus ulang jika,
P = Siklus pemesanan ulang. D = Kebutuhan dalam suatu periode perencanaan.
Q = Jumlah barang yang dipesan setiap kali pemesanan dibuat. Maka, P =
Selanjutnya, periode waktu setiap siklus pemesanan ulang segera bisa diketahui. Jika,
36 W = Periode waktu perencanaan 12 bulan, 52 minggu, 365 hari.
P = Siklus pemesanan ulang. Y = Periode waktu setiap satu siklus pemesanan ulang.
Maka, Y = Dengan demikia, satuan periode waktu yang digunakan pada setiap
siklus pemesanan ulang Y sangat tergantung pada satuan waktu periode perencanaan W, bisa bulan, minggu atau hari Siswanto, 2007 :131.
Contoh, Siswanto, 2007 :134-135
Bila diketahui : D = 600 unit pertahun, untuk 240 hari kerja efektif.
Q= 100 tingkat persediaan. Penentuan siklus pemesanan ulang.
P = P =
= 6 kali. Jadi, dalam satu tahun periode perencanaan akan terjadi enam kali
pemesanan. Penentuan panjang waktu dalam satu siklus pesanan ulang. Karena
kebutuhannya 600 unit direncanakan untuk satu tahun, maka akan asumsi hari kerja efektif dalam satu tahun adlah 240 hari maka,
Y = Y =
37 Y = 40 hari.
Jadi, panjang waktu setiap siklus pesanan ulang adalah empat puluh hari.
Titik pemesanan ulang untuk model EOQ dasar dengan permintaan konstan dan waktu tunggu konstan untuk menerima pesanan dihitung
dengan relatif mudah. Titik ini sama dengan jumlah permintaan selama periode waktu tunggu yang dihitung Taylor III, 2005: 387 dengan
formula berikut ini: R
= dL
Dimana: d
= Tingkat permintaan per periode waktu misalnya harian. L
= Waktu tunggu.
Contoh Taylor III, 2005 : 388
Carpet Discount Store, toko ini membuka 311 hari per tahun. Jika permintaan tahunan untuk karper super shag adalah 10.000 yard dan waktu
tunggu untuk menerima pesanan adalah 10 hari. Titik pemesanan ulang dapat dihitung sebagai berikut.
R =
dL =
10 =
321,54 Jadi, saat tingkat persediaan mencapai sekitar 321 yard karpet,
pesanan baru harus dilakukan. Perhatikan bahwa titik pemesanan ulang tidak terkait dengan kuantitas pesanan optimal atau biaya persediaan
38 lainnya. Untuk memesan suatu barang sampai barang itu data diperlukan
jangka waktu yang bisa bervariasi dari beberapa jam sampai beberapa bulan, perbedaan waktu antara saat memesan sampai saat barang datang
dikenal dengan istilah waktu tenggang lead time karena adanya waktu tenggang perlu adanya persediaan yang dicadangkan untuk kebutuhan
selama menunggu barang datang yang disebut sebagai persediaan pengaman Sefety stock Herjanto, 2008: 258.
Safety stock tujuan untuk menentukan berapa besar stok yang dibutuhkan selama masa tenggang untuk memenuhi besarnya permintaan
Rangkuti, 2007: 94. Persediaan pengaman yang berfungsi untuk melindungi atau menjaga kemungkinan terjadinya kekurangan barang,
persediaan pengaman disebut juga dengan istilah persediaan penyangga bufferstock atau persediaan besi iron stock Herjanto, 2008: 258.
Jumlah persediaan yang menandai saat harus dilakukan pemesanan ulang sedemikian rupa sehingga kedatangan atau penerimaan barang yang
dipesan adalah tepat waktu disebut sebagai titik pemesanan ulang reorder point, ROP, titik ini menandakan bahwa pembelian harus segera
dilakukan untuk menggantikan persediaan yang telah digunakan Herjanto, 2008: 258. Titik pemesanan ulang biasanya ditetepakan dengan cara
menambahkan penggunaan selama waktu tenggang dengan persediaan pengaman Herjanto, 2008: 260, atau dalam bentuk rumus sebagai
berikut: ROP =
d x L + SS
39 Dimana;
ROP = Titik pemesanan ulang reorder point.
d = Tingkat kebutuhan per unit waktu.
L = Waktu tenggang.
SS = Persediaan pengaman
Contoh, Herjanto, 2008: 260
Suatu perusahaan mempunyai persediaan yang permintaan terdistribusi secara normal selama periode pemesanan ulang dengan
standar deviasi 20 unit. Penggunaan persediaan diketahui sebesar 100 unithari. Waktu tenggang selama pengadaan barang rata-rata 3 hari.
Manajemen ingin menjaga agar kemungkinan terjadinya kekurangan persediaan hanya 5. Tentukan titik pemesanan ulangnya. Dengan
menggunakan rumus SS dan ROP, besarnya titik pemesanan ulang dapat dihitung sebagai berikut:
ROP = d x L + SS
= 100 x 3 + 33
= 333 unit.
2.7.12 Model-Model Reorder Point
Model-model reorder point Rangkuti, 2007: 93, yaitu: a. Jumlah permintaan mau pun masa tenggang adalah konstan.
b. Jumlah permintaan adalah variabel, sedangkan masa tenggang adalah konstan.
40 c. Jumlah permintaan adalah konstan, sedangkan masa tenggang adalah
variabel. d. Jumlah permintaan mau pun masa tenggang adalah variabel.
2.7.13 Faktor Persediaan Pengaman
Ada beberapa faktor yang menentukan besarnya persediaan pengaman, Rangkuti, 2007: 10, yaitu:
a. Penggunaan bahan baku rata-rata. b. Faktor waktu.
c. Biaya-biaya yang digunakan. Jumlah safety stock yang sesuai dalam kondisi tertentu sangat
tergantung pada faktor-faktor Rangkuti, 2007: 95, sebagai berikut: a. Rata-rata tingkat permintaan dan rata-rata masa tenggang.
b. Variabilitas permintaan masa tenggang. c. Keinginan tingkat pelayanan yang diberikan
Standar kuantitas Rangkuti, 2007: 10, yaitu: a. Persediaan minimum.
b. Besarnya pesanan standar. c. Persediaan maksimum.
d. Tingkat pemesannan pembeli. e. Administrasi persediaan.
41
2.7.14 Penentuan Persediaan
Untuk menghindari persediaan yang terlalu besar atau terlalu kecil, maka besarnya persediaan dapat ditentukan lebih dahulu dengan metode
sebagai berikut: Mounthly Average Rata-rata Bulanan. Dalam hal ini diperhitungkan lebih dahulu rata-rata kebutuhan barang atau produksi atau
bahan dasar setiap bulan dalam atu tahun. Kemudian besarnya persediaan ditentukan kelipatan yang diinginkan oleh perusahaan dari besarnya rata-
rata kebutuhan setiap bulan Gitosudarmmo, 2000: 210.
Contoh Gitosudarmmo, 2000: 211
Kebutuhan produk atau bahan dasar dalam satu tahun adalah sebagai berikut :
Januari : 850 Unit.
Febuari : 875 Unit.
Maret : 900 Unit.
April : 925 Unit.
Mei : 950 Unit.
Juni : 975 Unit.
Juli : 1.000 Unit.
Agustus : 1.025 Unit.
September : 1.050 Unit.
Oktober : 1.075 Unit.
November : 1.100 Unit.
42 Desember
: 1.125 Unit. + Jumlah
12.000 Unit. Rata-rata kebutuhan per bulan
= 12.000 Unit. 12 Bulan.
= 1.000 Unit per bulan. Jika perusahaan menginginkan persediaan dua kali rata-rata kebutuhan per
bualan, maka besarnya persediaan. = 2 x 1.000 Unit.
= 2.000 Unit setiap bulan.
2.7.15 Sistem Informasi Persediaan
Persediaan menunjukan barang yang dimiliki untuk dijual kembali dalam kegiatan normal perusahaan serta untuk perusahaan manufaktur
merupakan barang-barang yang sedang diproduksi atau akan dimasukkan kedalam proses produksi Smith dan Skousen, 2001: 328. Sistem
informasi persediaan adalah suatu sistem yang menyediakan informasi atau laporan-laporan yang dibutuhkan oleh pihak manajemen yang
berhubungan dengan operasi pemesanan, penyimpanan, dan persediaan bahan baku Mulyadi, 2001: 553.
Sistem Informasi persediaan adalah sistem informasi yang mengelola data transaksi dan persediaan dalam gudang. Perusahaan yang bergerak
dibidang produksi umumnya memerlukan sistem persediaan. Sistem persediaan biasanya terdiri dari sistem penerimaan barang, sistem
43 pembelian barang dan sistem gudang. Sistem ini harus dapat memberikan
informasi persediaan seperti informasi pengeluaran barang, pembelian barang, penerimaan barang dan informasi lain secara cepat dan akurat,
selain itu sistem diharapkan dapat mempermudah kerja user. http:ejournal.unud.ac.id?module=detailpenelitianidf=2idj=2idv=1
10idi=98idr=548. 22 Februari 2014: 21.30. Menurut, Ristono, Agus. 2009 sistem informasi persediaan
digunakan untuk memproses data persediaan atau kawalan stock. Dengan sistem ini dapat mengawal stock minimum barangan atau material
digudang, sehingga tidak sampai kehabisan stock. Jika stock barang atau material sudah minim, akan akan dipaparkan warning atau pesan pengingat
untuk segera melakukan order pembelian. Apabila ada pembelian barang maka stock akan bertambah dan apabila ada pengambilan untuk pengguna
barang atau material maka secara automatik stock akan berkurang. Kegunaan sistem informasi persediaan ini adalah:
1. Data tertentu barang atau material. 2. Data keseluruhan.
3. Laporan data barang, data supplier. 4. Laporan minimum stock dan nilainya.
5. Laporan pengambilan barang dan nilainya 6. Kemudahan lain yang disesuaikan dengan keperluan
Sistem informasi
persediaan adalah
seperangkat prosedur
mengkoordinasikan sumber daya manusia, komputer untuk menyajikan
44 informasi bagi manajemen dalam mengambil keputusan, guna mencapai
sasaran-sasaran organisasi atau perusahaan yang komponennya terdiri dari operasi komputer, operasi network, persiapan dan pemasukkan data, dan
kontrol produksi tentang bahan baku atau barang dalam proses atau barang jadi, yang disimpan untuk digunakan atau dijual pada periode mendatang.
Pengertian Sistem Informasi Persediaan Menurut Hall, 2001: 87, sistem informasi adalah sebuah rangkaian prosedur formal dimana data
dikumpulkan, diproses menjadi informasi, dan didistribusikan kepada para pemakai. Menurut Rangkuti, 2004: 1, persediaan merupakan suatu aktiva
yang meliputi barang-barang milik perusahaan dengan maksud untuk dijual dalam suatu periode usaha tertentu. Berdasarkan beberapa definisi di
atas dapat disimpulkan, sistem informasi persediaan adalah sebuah rangkaian prosedur dimana data-data tentang unsur aktiva yang dijual atau
dipakai, diolah dan dijadikan informasi yang bermanfaat bagi manajemen perusahaan.
Sistem Informasi persediaan adalah suatu sistem software yang akan membantu proses inventarisasi dengan menerapkan tertib administrasi
persediaan yang ketat pencatatan dari barang masuk, penyimpanan, sampai dengan barang keluar Suyanto, 2005: 10.
Pengertian dari Sistem informasi persediaan yang di kemukakan oleh menurut Krismiaji, 2005: 367, menyatakan bahwa tujuan Sistem
Informasi Akuntansi persediaan yang dikemukakan La Midjan, 2005: 150 Sebagian besar kekayaan perusahaan terutama dagang dan industri
45 pada umumnya tertanam dalam persediaan, oleh karenanya perlu disusun
sistem dan prosedur agar persediaan selain dapat ditingkatkan efisiensinya juga dapat ditingkatkan efektivitasnya. Persediaan bagi perusahaan dagang
dan industri harus diamankan dari kemungkinan pencurian, kebakaran kerusakan dan lain-lain. Demi mempertahankan kontinuitas perusahaan.
Persediaan harus ditangani dengan baik selain penerimaan dan penyimpanan juga pengeluaranya”. Dari pernyataan tersebut dapat di tarik
kesimpulan agar dapat terciptanya efisiensi biaya yang dikeluarkan dan mengurangi resiko kerugian, maka suatu sistem informasi pengelolaan
persediaan yang baik sangatlah dibutuhkan. Untuk itu perusahaan hendaklah dapat memanfaatkan berbagai kemajuan teknologi informasi.
Suatu sistem informasi persediaan adalah satu proses untuk mengurus dan mencari objek atau bahan-bahan. Dalam penggunaan biasa,
istilah ini juga boleh merujuk kepada banyaknya komponen- komponen.Sistem informasi persediaan moden sering bergantung kepada
barcode dan pengenalan frekuensi radio RFID untuk memberi pengenalan tanda automatik objek persediaan. Dalam kajian akademik
dilakukan di Wal-Mart , RFID digunakan stok sebanyak 30 perseratus bagi produk penjualan antara 0.1 dan 15 unit sehari. Objek persediaan boleh
termasuk barang habis, aset tetap, alat, buku-buku perpustakaan, atau peralatan modal.
Mencatat transaksi persediaan,dengan menggunakan sistem barcode atau pembaca RFID untuk mengenal objek persediaan secara automatik.
46 Sistem informasi persediaan boleh digunakan untuk mengautomasikan
proses memenuhi permintaan. Sistem seperti ini dimulai dengan pesanan yang akan diterima, dan kemudian akan meminta permintaan barang yang
diperlukan, dan menyediakan untuk memenuhi kebutuhan. Sistem informasi persediaan juga mengurus masuk dan keluar persediaan.
Persediaan mengira dan kitaran pengiraan adalah ciri-ciri banyak sistem informasi inventori yang dapat meningkatkan kinerja pada organisasi.
http:en.wikipedia.orgwikiInventory_control_system. 01 Maret 2014: 21.30.
Sistem Informasi untuk persediaan adalah suatu sistem software yang akan membantu proses operasional perusahaan dengan menerapkan
tertib administrasi persediaan mulai dari pencatatan dari barang masuk, penyimpanan, sampai dengan barang keluar.
http:permatasolution.compermataindex.php?option=com_contentview =articleid=6Itemid=6. 01 Maret 2014: 21.00.
SIM merupakan kumpulan dari sistem informasi Sistem informasi manajemen persediaan inventory management information systems.
http:id.wikipedia.orgwikiSistem_informasi_manajemen. 02 Maret 2014: 19.00.
Sistem informasi persediaan merupakan sistem persediaan barang yang pada umumnya digunakan pada suatu instansi, lembaga, perusahaan,
dan lain-lain. Dengan adanya sistem informasi persediaan maka data pengelolaan barang dapat diketahui dengan mudah dan jelas.
47 http:www.sisteminformasiphp.com201303sistem-informasi-inventory-
dengan-php.html. 01 Maret 2014: 21.20. Fungsi yang terkait menurut sistem persediaan yang dilakukan
secara manual, maka sistem ini sudah tergabung dalam siklus pendapatan dan siklus pengeluaran. fungsi yang terkait pada sistem informasi
akuntansi persediaan, Krismiaji, 2005: 375 : 1. Fungsi yang meminta pembelian
2. Fungsi pembelian dan pengadaan 3. Fungsi penerimaan dan penyimpanan
4. Fungsi pengiriman. 5. Fungsi pencatatan akuntansi.
6. Fungsi pengendalian. 7. Fungsi supplier.
2.8 Metodologi Penelitian
2.8.1 Pengertian Metodologi Penelitian
Kegunaan penelitian ialah untuk menyelidiki keadaan dari, alasan untuk konsekurensi terhadap suatu set keadaan khusus. Keadaan tersebut
bisa dikontrol melalui percobaan eksperimen atau pun berdasarkan observasi tanpa kontrol. Penelitian memegang peran yang amat penting
dalam memberikan fondasi terhadap tindak serta keputusan dalam segala aspek pembangunan Nazir, 2005: 26.
48
2.9 Metodologi Pengumpulan Data
Pengumpulan data merupakan langkah yang amat penting dalam metode ilmiah, karena pada umumya data yang dikumpulkan digunakan
kecuali untuk penelitian eksploratif, untuk menguji hipotesesis yang telah dirumuskan Najir, 2005: 174.
Pengumpulan data adalah prosedur yang sistematis dan standar untuk memperoleh data yang diperlukan Najir, 2005: 174. Secara umum metode
pengumpulan data dapat dibagi atas beberapa kelompok yaitu metode pengamatan pengamatan langsung, metode dengan menggunakan pertanyaan,
dan metode khusus Najir, 2005: 174.
2.10 Studi Lapangan
2.10.1 Observasi
Obervasi merupakan salah satu teknik pengumpulan data atau fakta yang cukup efektif untuk mempelajari sistem. Observasi adalah
pengamatan langsung suatu kegiatan yang sedang berlangsung Jogiyanto, 2005: 623.
2.10.2 Wawancara
Wawancara adalah sebuah teknik pengumpulan data atau fakta yang penting dan banyak dilakukan dalam pengembangan sistem informasi.
Wawancara adalah pengumpulan data secara bertatap muka langsung dengan orang yang diwawancarai Jogiyanto, 2005: 627.
49
2.11 Kajian Literatur
Kajian literatur merupakan salah satu kegiatan penelitian yang mencangkup: memilih teori-teori hasil penelitian, mengidentifikasi literatur,
dan menganalisis dokumen, serta menerapkan hasil analisis tadi sebagai landasan teori bagi penyelesaian masalah penelitian yang dilakukan
Subana, 2005: 77. Maksut dari kegiatan kajian literatur adalah mencari teori atau landasan berfikir yang tepat sebagai penguat proses masalah
Subana, 2005: 77-78.
2.12 Metode Pengembangan Sistem
2.12.1 Rapid Application Development RAD
Dalam penelitian ini metode pengembangan sistem yang digunakan adalah Rapid Application Development RAD pendekatan object-oriented
pada pengembangan sistem yang meliputi metode pengembangan serta perangkat lunak Kendall Kendall, 2003: 181.
Pengembangan aplikasi cepat PAC. Atau RAD Rapid Application Development adalah suatu pendekatan berorientasi objek terhadap
pengembangan sistem yang mencangkup suatu metode pengembangan serta pendekatan-pendakatan lunak Kendall Kendall, 2003: 237. Rapid
Application Development RAD adalah suatu pendekatan desain sistem yang menggunakan teknik terstruktur prototyping Whitten et all,. 2004:
452.
50 RAD adalah sebuah strategi pengembangan sistem yang
menekankan kecepatan pengembangan melalui keterlibatan pengguna yang ekstensif dalam kontruksi, cepat berulang, dan bertambah
serangkaian prototyping bekerja sebuah sistem yang pada akhirnya berkembang kedalam sistem final Whitten et all,. 2004: 104. Sebagai
respons pada kemajuan ekonomi pada umumnya , RAD atau pengembangan aplikasi cepat telah terjadi rute yang populer untuk
mengakselerasi pengembangan sistem, gagasan-gagasan dasar RAD, yaitu: a. Lebih aktif melibatkan pengembangan sistem dalam aktivitas, analisis,
desain, kontruksi Whitten, et all,. 2004: 104. b. Mengorganisasikan pengembangan sistem ke dalam rangkaian seminar
yang intensif dan terfokus bersama pemilik, penggua, analis, desainer, dan pembangun sistem.
RAD sebuah strategi pengembangan sistem yang menekankan kecepatan pengembang melalui keterlibatan pengguna yang ekstensif
dalam kontruksi, cepat, berulang, dan bertambah serangkaian prototype atau prototipe bekerja sebuah sistem yang pada akhirnya berkembang
kedalam sistem final atau sebuah versi Whitten et all,. 2004: 104.
2.12.2 Fase-Fase RAD
Terdapat tiga fase dalam pengembangan sistem RAD Kendall Kendall, 2003: 240, yaitu:
51 a.
Fase Requirement Planning. b.
Fase Workshop Desain c.
Fase Implementation
2.12.3 Kelebihan-Kelebihan RAD
Pendekatan RAD menawarkan beberapa kelebihan Whitten et al,. 2004: 106, yaitu:
a. Berguna untuk
proyek-proyek tempat
persyaratan-persyaratan pengguna tidak pasti dan tidak tepat.
b. Mendorong pengguna aktif dan partisipasi manajemen berkebalikan dengan reaksi pasif pada model-model sistem yang tidak bekerja.
c. Proyek-proyek memiliki visibilitas dan dukungan tinggi karena keterlibatan pengguna yang ekstensif selama proses.
d. Para pengguna dan manajemen melihat solusi-solusi yang berbasis perangkat lunak dan belerja lebih cepat dari pada pengembangan yang
model-driven. e. Eror dan penghilangan cenderung untuk dideteksi lebih awal dalam
prototipe dari pada dalam model sistem. f. Pengujian dan pelatihan adalah produk tambahan alami dari pendekatan
prototyping yang mendasar. g. Pendekatan terulang adalah proses yang lebih alami karena perubahan
adalah faktor yang diharapkan selama pengembangan.
52
2.13 Pengertian Object Oriented
2.13.1 Metodologi Perancangan Berorientasi Objek
Metodologi perancangan berorientasi objek Sugiarti, 2013: 13, yaitu : a.
Encapsulation merupakan dasar untuk pembatasan ruang lingkup program terhadap data diproses.
b. Inheritence adalah teknik yang menyatakan bahwa anak dari objek akan mewarisi data atau atribut dan metode dari induknya.
c. Polimorfisme, yaitu konsep yang menyatakan bahwa suatu yang sama dapat mempunyai bentuk dan perilaku berbeda.
2.13.2 Kelebihan Berorientasi Objek
Kelebihan berorientasi objek Sugiarti, 2013: 14, yaitu : a. Dibandingkan dengan SSAD, OOAD lebih mudah dgunakan dalam
pembangunan sistem b. Dibandingkan dengan SSAD, waktu pengembangan, level organisasi,
ketangguhan, dan penggunaan kembali reuse kode program lebih tinggi dibandingkan dengan metode OOAD.
c. Tidak ada pemisahan antara fase desain dan analis, sehingga meningkatkan komunikasi antara user dan developer dari awal hingga
akhir pembangunan sistem. d. Analisis dan programmer tidak dibatasi dengan batasaan implementasi
sistem, jadi desain dapat diformalisasikan yang dapat dikonfirmasi dengan berbagai lingkungan eksekusi.
53 e. Relasi objek dengan entitas thing umumnya dapat dimapping dengan
baik. f. Memungkin adanya perubahan dan kepercayaan diri yang tinggi
terhadap kebenaran software yang membantu untuk mengurangi resiko pada pembangunan sistem yang kompleks.
g. Encapsliation data dan method, memungkinkan penggunaan kembali pada proyek lain hal ini akan memperingan proses desain, pemograman
dan reduksi harga. h. OOAD memungkinkan adanya standarisasi objek yang akan
memudahkan memahami desain dan mengurangi resiko pelaksana proyek.
i. Dekomposisi obyek, memungkin seseorang analis untuk memecahkan masalah menjadi pecahan-pecahan masalah dan bagian-bagian yang
dimanage secara terpisah.
2.13.3 Pengertian Object Oriented Analysis and Design OOAD
Analisis dan desain berorientasi objek adalah cara baru dalam memikirkan suatu masalah dengan menggunakan model yang dibuat
menurut konsep sekitar dunia nyata Sugiarti, 2013: 2. Dasar pembuatan objek yang merupakan kombinisasi antara struktur data dan prilaku. Tiga
model yang dibuat menurut konsep sekitar dunia nyata Sugiarti, 2013: 2.
Dasar pembuatan objek yang merupakan kombinisasi antara struktur data dan prilaku Sugiarti, 2013: 2. Pengertian berorientasi objek tertentu
54 yang memiliki struktur data dan prilakunya Sugiarti, 2013: 2. Analisis
berorientasi objek adalah sebuah teknik yang model-driven yang mengintegrasikan data dan proses kedalam konstruksi yag disebut objek
Whitten et al,. 2004: 179.
2.14 UML
2.14.1 Pengertian UML
UML menawarkan diagram yang dikelompokan menjadi lima perspektif berbeda untuk memodelkan suatu sistem Whitten et al,. 2004:
417.
2.14.2 Diagram UML
Diagram model use-case mengambarkan interaksi antar sistem, sistem eksternal, dan pengguna Whitten et al,. 2004: 418. Diagram
struktur statis, UML menawarkan dua diagram untuk memodelkan struktur sistem informasi statis, yaitu:
a. Diagram kelas menggambarkan struktur objek sistem, diagram ini menunjukan kelas objek yang menyusun sistem dan juga hubungan
antara kelas objek tersebut. b. Diagram objek serupa dengan diagram kelas, tetapi dari pada
menggambarkan kelas objek, diagram objek malahan memodelkan instence objek-objek aktual dengan menunjukkan nilai-nilai saat ini dari
atribut instence.
55 Diagram interaksi memodelkan sebuah interaksi terdiri dari satu set
objek, hubungan-hubungannya, dan pesan yang terkirim diantara objek. Model diagram ini memodelkan behavior sistem yang dinamis dan UML
memiliki dua diagram untuk tujuan ini Whitten et all,. 2004: 418-419, yaitu:
a. Diagram rangkain atau sekuensi secara grafis menggambarkan bagaimana objek berinteraksi dengan satu sama lain melalui pesan
eksekusi sebuah use-case atau operasi. b. Diagram kolaborasi serupa dengan diagram rangkaian atau sekuensi,
tetapi tidak fokus pada timing atau sekuensi pesan. Diagram state state diagram ialah diagram bagian juga
memodelkan behavior dinamis dari sistem, UML memiliki sebuah diagram untuk memodelkan behavior objek khusus yang kompleks
diagram statechart, dan sebuah diagram untuk memodelkan behavior dari sebuah use case atau sebuah metode Whitten et all,. 2004: 419, yaitu:
a. Diagram statchart digunakan untuk memodelkan behavior objek khusus yang dinamis.
b. Diagram aktivitas secara grafis digunakan untuk menggambarkan rangkaian aliran aktivitas baik proses bisnis atau use case.
Diagram implentasi juga memodelkan struktur sistem informasi Whitten et all,. 2004: 419, yaitu:
a. Diagram komponen digunakan untuk menggambarkan organisasi dan ketergantungan komponen-komponen software sistem.
56 b. Diagram pengurai atau deployment mendeskripsikan arsitektur fisik
dalam istilah node untuk hadware dan software dalam sistem.
2.15 Basis Data
2.15.1 Pengertian Basis Data
File adalah sebuah kumpulan record yang serupa Whitten et al,. 2004: 58. Database adalah kumpulan file yang saling terkait, database
tidak hanya merupakan kumpulan file, record pada setiap file harus memperbolehkan hubungan-hubungan untuk menyimpan file-file lain
Whitten et al,. 2004: 58. Database berarti koleksi data yang saling terkait Kadir, 2008: 3. Secara praktis basis data dapat dianggap sebagai suatu
penyusunan data tujuannya adalah agar data tersebut dapat diakses dengan mudah dan cepat Kadir, 2008: 3. Database adalah suatu pengelolaan data
dalam pengingat eksternal yang memungkinkan seseorang dengan mudah menyimpan data dan sekaligus menggunakannya ketika memerlukannya
Kadir, 2009: 224.
2.15.2 Tujuan Basis Data
Basis data tidak hanya merupakan kumpulan file. Lebih dari itu, basis data adalah pusat sumber data yang caranya dipakai oleh banyak
pemakai untuk berbagai aplikasi. Inti dari basis data adalah database managemen system DBMS, yang memperbolehkan pembuatan,
modifikasi, dan pembaruan basis data, mendapatkan kembali data, dan
57 membangkitkan laporan. Tujuan basis data yang efektif termuat Kendall
Kendall, 2003: 128. dibawah ini: a. memastikan bahwa data dapat dipakai diantara pemakai untuk berbagai
aplikasi. b. Memelihara data baik keakuratan mau pun konsistennya.
c. Memastikan bahwa semua data yang diperlukan untuk aplikasi sekarang dan yang akan datang akan disediakan dengan cepat.
d. Memperbolehkan basis data untuk berkembang dan kebutuhan pemakai untuk berkembang.
e. Memperbolehkan pemakai untuk membangun pandangan personalnya tentang data tanpa perhatian cara data disimpan secara fiisik.
2.15.3 Mendukung Database
Hal-hal yang mendukung oleh database Kadir, 2009: 224, antara lain: a. Membuat database dan tabel.
b. Menambah data kedalam tabel. c. Mengubah data yang ada pada tabel.
d. Menghapus data yang ada pada tabel. e. Mengambil data pada tabel.
58
2.15.4 Model E-R
Model E-R adalah suatu model yang digunakan untuk menggambarkan data dalam bentuk entitas, atribut dan hubungan antar
entitas. Huruf E sendiri dinyatakan entitas dan R menyatakan hubungan dari kata relationship. Model ini menyatakan dalam bentuk diagram
itulah sebabnya model E-R acapkali juga disebut sebagai diagram E-R. Yang dimaksud dengan entitas adalah “sesuatu dalam dunia nyata
keberadaannya tidak bergantung pada yang lain” Kadir, 2009: 30-31. Setiap entitas dinyatakan oleh sejumlah atribut. Atribut adalah
properti atau karakteristik yang terdapat pada setiap entitas. Terkait dengan entitas, terdapat istilah tipe entitas entity type dan enttitas entity
instance atau istillah semacam itu. Yang dimaksud dengan tipe entitas adalah kumpulan entitas yang berbagai atribut. Istilah yang lain artinya
serupa dengan tipe entitas yaitu himpunan entitas Kadir, 2009: 32-33. Hubungan relationship menyatakan keterkaitan antara beberapa
tipe entitas. Jenis hubungan antara dua tipe dinyatakan dengan istilah hubungan one-to-one, one-to-many, many-to-one, many-to-many. Dengan
mengasumsikan bahwa terdapat dua buah tipe entitas bernama A dan B Kadir, 2009: 45,46. Penjelasan masing-masing hubungan tersebuat
adalah seperti berikut: a. Hubungan one-to-one 1:1 menyatakan bahwa setiap entitas pada tipe
entitas A paling banyak berpasangan dengan satu entitas pada tipe B. Begitu pula sebaliknya.
59 b. Hubungan one-to-many 1:M menyatakan bahwa setiap entitas pada
tipe entitas A bisa berpasangan dengan banyak entitas pada tipe entitas B, sedangkan setiap entitas pada B hanya bisa berpasangan dengan satu
entitas pada tipe entitas B. c. Hubungan many-to-one M:1 menyatakan bahwa setiap entitas pada
tipe entitas A paling banyak berpasangan dengan satu entitas pada tipe entitas B dan setiap entitas pada tipe entitas B bisa berpasangan dengan
banyak entitas pada tipe entitas A. d. Hubungan naby-to-many M:N menyatakan bahwa setiap entitas pada
suatu tipe entitas A bisa berpasangan dengan banyak entitas pada tipe entitas B dan begitu pula sebaliknya.
2.15.5 LRS Logical Record Structure
LRS Logical Record Structure Adalah representasi dari struktur record-record pada tebel-tabel yang terbentuk dari hasil antar himpunan
entitas. Menentukan kardinalitas, jumlah table dan Foreign Key. http:albahrimaraxsa.wordpress.com20120501erd-lrs-dan-relasi
24-02-2013: 18.30. LRS Logical Record StructureLRS adalah representasi dari struktur
record-record pada tabel-tabel. Logical Record Structure dibentuk dengan nomor dari tipe record. Beberapa tipe record digambarkan oleh kotak
empat persegi panjang dan dengan nama yang unik. Beda LRS dengan diagram E-R nama tipe record berada diluar kotak field tipe record
60 ditempatkan. Logical Record Structure terdiri dari link-link diantara tipe
record. Link ini menunjukkan arah dari satu tipe record lainnya. Banyak link dari LRS yang diberi tanda field-field yang kelihatan pada kedua link
tipe record. Penggambaran LRS mulai dengan menggunakan model yang dimengerti. Dua metode yang dapat digunakan, dimulai dengan hubungan
kedua model yang dapat dikonversikan ke LRS. Metode yang lain dimulai dengan
ER-diagram dan
langsung dikonversikan
ke LRS.
http:irsyadrobbani.wordpress.com20120501rangkuman-erd-lrs-dan- relasi 19-02-2013: 20.00.
Transformasi diagram ERD ke LRS merupakan suatu kegiatan untuk membentuk data-data dari diagram hubungan entitas ke suatu LRS.
Diagram ER diatas akan ditransformasikan ke bentuk LRS. Berikut adalah langkah pengelompokkan pada diagram ER untuk menentukan entity pada
diagram LRS. http:hartz.wordpress.com20110627rancangan-basis- data 24-02-2013: 19.00.
Transformasi diagram ERD ke LRS merupakan suatu kegiatan untuk membentuk data-data dari diagram hubungan entitas ke suatu LRS.
Diagram ER diatas akan ditransformasikan ke bentuk LRS. Berikut adalah langkah pengelompokkan pada diagram ER untuk menentukan entity pada
diagram LRS.. Proses selanjutnya adalah membuat LRS dari diagram, dengan cara menyatukan proses-proses yang digabungkan ke dalam entity.
Setelah ERD ditransformasikan ke bentuk LRS, maka hasil akhir dari proses transformasi tersebut adalah sebuah diagram yang sudah dapat
61 menggambarkan basis data yang akan digunakan. LRS terdiri dari tipe
record, yang berupa sebuah persegi dengan field yang dibutuhkan di dalamnya. LRS terdiri juga dari hubungan antara tipe record tersebut. Dari
gambar LRS di atas, dapat dibuat konsep rancangan tabel relasi, yang kemudian kita normalisasi untuk mendapatkan sebuah rancangan tabel
relasi yang
akan digunakan
di dalam
sistem kita.
http:hartz.wordpress.com20110627rancangan-basis-data 19-02-
2013:20.15.
2.15.6 Depedensi
Analisis depedensi biasa digunakan dalam normalisasi. Ada beberapa jenis depedensi, depedensi fungsional, dependensi sepenuhnya,
depedensial spasial, depedensi total, dan depedensi transitif Kadir, 2009: 122.
a. Dependensi fungsional Dependensi fungsional atau kadang disebut dependensi saja. Adalah
kekangan antara dua buah atribut atau dua buah himpunan atribut. Untuk memahaminya, pertama-tama kita andaikan terhadap relasi R
dengan dua diantara atributnya berupa X dan Y. Sehingga dapat dinotasikan sebagai berikut :
R X, Y, ... Atribut Y dikatakan mempunyai depedensi fungsional terhadap X
apabila setiap nilai dalam X berhubungan dengan satu nilai yang sama dalam Y. Bisa dinotasikan dengan X - Y.
62 b. Dependensi sepenuhnya
Suatu atribut Y dikatakan memiliki dependensi sepenuhnya terhadap Y apabila memenuhi kondisi Y mempunyai dependensi fungsional
terhadap X, dan Y tidak memiliki dependensi terhadap bagian dari X. c. Dependensial spasial
Terdapat pula istilah dependensi yang disebut dependensi parsial. Suatu atribut Y dikatakan memiliki depedensi parsial terhadap X apabila
memenuhi dua kondisi Y adalah atribut non-kunci primer dan X adalah kunci primer, dan Y memiliki dependensi terhadap bagian dari X tetapi
tidak terhadap keseluruhan dari X. d. Dependensi total
Suatu atribut Y dikatakan memiliki dependensi total terhadap X jika memenuhi dua kondisi Y memiliki dependensi fungsional terhadap X,
dan X mempunyai dependensi fungsional terhadap Y. Dapat dinyatakan dengan notasi :
X - Y e. Dependensi transitif
Suatu atribut Z dikatakan memiliki dependensi transitif terhadap X apabila memenuhi dua kondisi Z memiliki depedensi fungsional
terhadap Y, dan Y memiliki dependensi fungsional terhadap X. Dapat dinotasikan dengan notasi :
X- Y - Z.
63
2.15.7 Diagram Depedensi
Diagram dependensi selain menggunakan notasi -, hubungan antara penentu dan dependen “yang bergantung” bisa dinyatakan dalam
diagram dependesi fungsional Kadir, 2009: 128.
2.15.8 Analisis Data Analisis data adalah proses yang mempersiapkan model data untuk
implementasi database yang sederhana, nonredundan, fleksibel dan mudah beradaptasi. Teknik yang spesifikasi disebut normalisasi.
Normalisasi adalah teknik analisis data yang mengatur atribut data dalam kelompok untuk membentuk entitas yang nonredunda, stabil, fleksibel,
dan mudah beradaptasi. Normalisasi merupakan teknik tiga langkah yang menempatkan model data menjadi first normal form, second normal form,
dan third normal form. Jangan terjebak terminologi teknik ini lebih mudah dari yang anda bayangkan Whitten et all,. 2004: 306-307. Sekarang
marilah membangun pemahaman awal untuk tiga format tersebut : a. Secara sederhana entitas berada dalam first normal form 1NF jika
tidak ada atribut yang dapat memiliki lebih dari satu nilai untuk contoh enttitas tunggal. Attribut yang dapat dimiliki banyak nilai sebenarnya
mendeskripsikan entitas terpisah, mungkin sebuah entitas dan hubungan.
b. Entitas berada dalam second normal form 2NF jika sudah berada dalam 1NF dan jika semua atribut nonprimary-key tergantung primary-
64 key lengkap bukan hanya sebagaian. Atribut nonkey yang hanya
tergantung pada bagian primary-key seharusnya dipindahkan ke entitas lain dimana partial-key tersebut sebenarnya merupakan full-key.
Mungkin pada model tersebut perlu dibuat entitas dan hubungan baru. c. Entitas berada dalam third form 3NF jika telah berada dalam
nonprimary-key lainnya. Atribut nonkey yang tergantung pada atribut nonkey lainnya harus dipindahkan atau dihapus. Sekali lagi, entitas dan
hubungan baru mungkin harus ditambahkan ke model data. Normalisasi adalah transformasi tinjauan pemakai yang kompleks
dan data tersimpan kesekumpulam bagian-bagian struktur data yang kecil dan stabil. Disamping menjadi lebih sederhana dan lebih stabil, struktur
data yang dinormalisasikan lebih mudah diatur dari pada struktur data lainnya. Tiga tahap normalisasi dimulai dengan tiap sebuah pandangan tiap
pemakai atau data tersimpan yang dikembangkan untuk suatu kamus data, penganalisis menormalisasika struktur data dalam tiga tahap. Setiap tahap
meliputi prosedur yang sangat penting, yang menyederhanakan struktur data Kendall Kendall, 2003: 145.
Hubungan diperoleh dari tinjauan pemakai atau data tersimpa sebagian besar akan menjadi tidak normal. Tahap pertama dari proses
meliputi menghilangkan semua kelompok terulang dan mengidentifikasi kunci utama. Untuk mengerjakannya, hubungan perlu dipecah kedalam
dua atau lebih hubungan. Pada titik ini, hubungan ini mungkin sudah menjadi bentuk normalisasi ketiga, bahkan lebih banyak tahap akan
65 diperlukan untuk mentransformasi hubungan ke bentuk normalisasi ketiga
Kendall Kendall, 2003: 145-146. Tahap kedua menjamin bahwa semua atribut bukan kunci
sepenuhnya tergantung pada kunci utama. Semua ketergantungan parsial diubah dan diletakkan dalam hubungan lain. Tahap ketiga mengubah
ketergantungan transitif mana pun. Suatu ketergantungan transitif adalah suatu di mana atribut bukan kunci tergantung pada atribut bukan kunci
lainnya Kendall Kendall, 2003: 146. Tujuan utama dari normalisasi adalah menyederhanakan semua kekomplekan item data yang sering
ditemukan dalam tinjauan pemakai Kendall Kendall, 2003: 148. Bentuk normalisasi pertama 1NF langkah dalam normalisasi
hubungan adalah menghilangkan kelompok terulang Kendall Kendall, 2003: 149. Bentuk normalisasi kedua 2NF dalam bentuk normalisasi
kedua, semua atribut adalah menghilangkan semua atribut yang tergantung sebagian dan meletakkannya dalam hubungan lain Kendall Kendall,
2003: 151. Bentuk normalisasi ketiga 3NF suatu hubungan normalisasi adalah bentuk normalisasi ketiga jika semua atribut bukan kunci
sepenuhnya tergantung secara fungsional pada kunci utama dan tidak terdapat ketegantungan transitif bukan kunci Kendall Kendall, 2003:
153. Normalisasi merupakan proses pengelompokan data elemen menjadi
tabel-tabel yang menunjukkan entitas dan relasinya. Anomali adalah proses pada basis data yang memberikan efek samping yang tidak
66 diharapkan misalnya ketidak konsistenan data karena adanya redudansi
Yasin, 2012 : 141. Ada tiga macam anomali pada suatu datbase : a. Anomali penyisipan data insert
b. Anomali pengubahan data update c. Anomali penghapusan data delete
Bila ada anomali maka relasi mungkin perlu dipecah menjadi beberapa tabel lagi agar diperoleh database yang optimal. Dependensi
merupakan konsep yang mendasari normalisasi. Dependensi menjelaskan nilai suatu atribut yang menentukan nilai atribut lainnya Yasin, 2012 :
141. Jenis dependensi antara lain: Dependensi fungsional adalah suatu atribut Y mempunyai fungsional
terhadap atribut X jika dan hanya jika setiap nilai-nilai X berhubungan dengan sebuah nilai Y. X Dependensi transitif adalah atribut Z mempunyai
depedensi transitif terhadap X bila Y memiliki dependensi fungsional terhadap X, dan Z memiliki dependensi fungsional terhadap Y. Tujuan dari
normalisasi. a. Untuk menghilangkan kerangkapan data.
b. Untuk mengurangi kompleksitas. c. Untuk mempermudah pemodifikasian data.
Bentuk tidak normal bentuk ini merupakan kumpulan data yang direkam, tidak ada keharusan mengikuti suatu format tertentu, bisa tidak
lengkap atau terduplikasi. Data dikumpulkan apa adanya sesuai dengan kedatangannya Yasin, 2012 : 142. Bentuk-bentuk normalisasi antara lain:
67 a. Bentuk normal pertama 1NF adalah setiap data disajikan dalam
bentuk file-file tabular atau label, seluruh atribut kunci terdefinisikan, dan tidak ada pengulangan grup pada tabel semua atribut bergantung
pada kunci primer PK. b. Bentuk normali kedua 2NF adalah sebuat tabel atau relasi berada
dalam bentuk normal kedua jika sudah berada dalam bentuk pertama dan semua atribut bukan kunci memiliki dependensi sepenuhnya
terhadap kunci primer PK namun masih memungkinkan tabel dalam 2NF menunjukkan adanya dependensi transitif, artinya ada satu atau
beberapa atribut yang masih bergantung pada atribut bukan kunci. c. Bentuk normal ketiga 3NF adalah sebuah tabel atau relasi berada
dalam bentuk normal ketiga jika sudah berada dalam bentuk kedua, dan tidak mengandung dependensi transitif.
2.16 PHP
Menurut dokumen resmi PHP, PHP merupakan singkatan dari PHP Hypertext Preprocessor. Ia merupakan bahasa berbentuk skrip yang
ditempatkan dalam server dan diproses diserver Kadir, 2008: 2. Secara khusus, PHP dirancang untuk membentuk aplikasi web dinamis artinya, ia
dapat membentuk suatu tampilan berdasarkan permintaan terkini Kadir, 2008: 2. Skrip PHP berkedudukan sebagai tag dalam bahasa HTML.
HTML HyperText Markup Language adalah bahasa standar untuk membuat halaman-halaman web Kadir, 2008:3.
68 Model kerja HTML diawali dengan permintaan suatu halaman web
oleh browser. Berdasarkan URL Uniorm Resource Locator atau dikenal dengan sebutan alamat internet browser mendapatkan alamat dari web
server, mengidentifikasi halaman yang dikehendaki, dan menyampaikan segala informasi yang dibutuhkan oleh web server . web server akan
mencarikan file yang diminta dan memberikan isinya ke web browser atau yang biasa disebut browser saja, browser yang mendapatkan isinya segera
melakukan proses penerjemahan kode HTML dan menampilkannya ke layar pemakai Kadir, 2008: 4-5
Salah satu kelebihan dari PHP adalah mampu berkomunikasi dengan berbagai database yang dikenal. Dengan demikian, menampilkan data yang
bersifat dinamis yang diambil dari database merupakan hal yang mudah untuk diimplementasikan itulah sebabnya sering dikatakan bahwa PHP
sangat cocok untuk membangun halaman-halaman web dinamis Kadir, 2008: 6.
PHP adalah salah satu bahasa pemograman skrip yang dirancang untuk membangun aplikasi web. Ketika dipanggil dari web browser,
program yang ditulis dengan PHP akan di-parsinng didalam web server oleh interpreter PHP dan akan diterjemahkan kedalam dokumen HTML, yang
selanjutnya akan ditampilkan kembali ke web browser Raharjo, et all., 2010: 41. PHP adalah bahasa yang dirancang untuk mudah diletakkan
didalam kode HTML Raharjo, et all., 2010: 412.
69
2.16.1 Pengelompokan Tipe Data
PHP mendukung delapan tipe atau tipe data. Empat nilai skalar single-value: integer, floating-point, string, dan boolean; dua nilai
koreksi: array dan objek. Sisanya adalah tipe khusus: resource dan NULL Raharjo et al., 2010.
a. Integer Integer adalah tipe data mereprentasikan bilangan utuh atau bulat, nilai
literal dari tipe integer dapat ditulis dalam bentuk desimal basis 10, oktal basis 8, mau pun heksadesimal basis 16.
b. Floating-Point Floating-poin number
merupakan representasikan “kira-kira” dari suatu bilangan. Sering juga dinamakan dengan bilangan real adalah tipe data
yang merepresentasikan nilai-nilai numerik dalam bentuk pecahan atau mengandung angka desimal dibelakang koma. Floating-point idalam
PHP selaras dengan tipe double. Bilangan floating-point dapat ditulis dalam notasi normal dan notasi sains scientific.
c. String PHP pendukung dua tipe string yaitu yang dapat diampit oleh petik
ganda dan tunggal. Dalam pembuatan web, string merupakan tipe data yang kerap kali dijumpai dalam berbagai kasus. String yang diapit
ganda dapat mendukung escape sequence,yaitu beberapa karakter yang dianggap
sebagai satu
karakter yang
digunakan untuk
mempresentasikan kedudukan karakter tertentu.
70 d. Boolean
Tipe boolean digunakan untuk meprentasikan nilai kebenaran truth value. Nilai yang mungkin dimasukan kedalam variabel boolean
adalah true dan false. Tipe ini biasanya dijumpai pada pendefinisian kondisi baik dalam struktur pemilihan mau pun pengulangan.
e. Array Array adalah variabel yang menyimpan sekelompok nilai, yang dapat
diidentifikasi berdasarkan posisinya noor, dengan o sebagai indeks pertamanya. Atau dengan nama bertipe string yang telah
didefinisikan sebelumnya. Untuk mengakses nilai array melalui blok pengulangan, namun yang paling lazim adalah dengan menggunakan
struktur pengulangan foreach. f. Objek
PHP mendukung object oriented OOP yang dapat memudahkan dalam proses debugging, maintenance, dan penggunaan pengulangan
kode reuseable code. Dalam OOP, kelas merupakan hal yang terpenting. Kelas „adalah suatu definisi dari struktur yang memiliki
properti dan metode fungsi. Dalam PHP, kelas didefinisikan menggunakan dengan kata kunci class. Sekali kelas didefinisikan dapat
membentuk objek
dengan menggunakan
kata kunci
new.
71
2. 17 MySQL
MySQL merupakan sistem database yang banyak digunakan untuk pengembangan aplikasi web Raharj et all., 2010: 16. MySQL dibaca:
mai-se-kyu-el merupakan software yang tergolong sebagai DBMS Database Management System yang bersifat Open Source. Open Souce
menyatakan bahwa software ini dilengkapi dengan source kode kode yang dipakai untuk membuat MySQL, selain tentu saja bentuk sistem operasi,
dan bisa diperboleh dengan cara men-download mengunduh di internet secara gratis Kadir, 2008: 2. Sebagai software DBMS, MySQL memiliki
fitur seperti yang dijelaskan dibawah ini Kadir, 2008: 2. a. Multiplatform
MySQL tersedia pada beberapa platform Windows, Linux, Unix, dan lain-lain.
b. Andal, cepat, dan mudah digunakan MySQL tergolong sebagai database server server yang melayani
permintaan terhadap database yang andal, dapat menangani database yang besar dengan kecepatan tinggi, mendukung banyak sekali
digunakan. berbagai tool pendukung juga tersedia walau pun dibuat oleh pihak lain. Perlu diketahui, MySQL dapat menangani sebuah tabel yang
berukuran dalam terabyte 1 terabyte = 1024 gigabyte. Namun, ukuran yang sesungguhnya sangat tergantung pada batasan sistem operasi.
c. Jaminan keamanan akses MySQL mendukung keamanan database dengan berbagai kriteria
72 pengaksesan.
d. Dukungan SQL Seperti tersirat dalam namanya MySQL mendukung perintah SQL
Strucured Query Language. Sebagaimana diketahui, SQL merupakan standar dalam pengaksesan database rasional.
2.18 Mengenal SQL
SQL adalah singkatan dari Strucutured Query Language. Dalam bahasa Inggris, SQL biasa dibaca sebagai SEQUEL atau ES-KYU-EL.
Bahasa ini merupakan bahasa standar yang digunakan untuk mengakses database rasional Kadir, 2008: 22. Standar SQL mula-mula didefinisikan
oleh ISO International Standards Organization dan ANSI The American National Standards Institute, yang dikenal dengan sebutan SQL86 Kadir,
2008: 22. MySQL sebagai database server juga mendukung perintah SQL.
Secara khusus, MySQL juga menambahkan sejumlah fungsi yang membuat perintah SQL pada MySQL sangat variatif Kadir, 2008: 23. Perintah yang
dipahami oleh database server MySQL disebut istilah pernyataan. Pernyataan adalah sebuah perintah yang dapat dikerjakan oleh MySQL
dengan ciri-ciri diakhiri dengan tanda titik-koma; Kadir, 2008: 23.
73
2.18.1 Tipe Kolom
Setiap kolom dalam tabel didefinisikan dengan melibatkan tipe kolom. Tipe kolom merupakan suatu bentuk kekangan data yang akan
menentukan jenis data yang bisa dimasukkan dalam suatu kolom Kadir, 2008: 48. Secara garis besar, MySQL menyediakan beberapa kategori tipe
kolom, antara lain ialah tipe numeris, tipe tanggal, dan waktu, dan tipe string Kadir, 2008: 48.
2.18.2 Tipe-tipe Kolom
Tipe numeris adalah tipe yang menyatakan bilangan. Secara garis besar, tipe numeris dapat dikelompokkan menjadi tipe integer atau
bilangan bulat, dan tipe pecahan Kadir, 2008: 48. a. Tipe bilangan bukat adalah untuk menyatakan bilanganyang tidak
dimiliki bagian pecahan. b. Tipe bilangan pecahan adalah untuk menyatakan bilangan yang
memiliki bagian pecahan.
2.18.3 Tipe Tanggal dan Waktu
Untuk menangani waktu dan tanggal, MySQL mendukung sejumlah kolom yaitu date, time, datetime, timestamp, years [2|4] Kadir, 2008:
51.
74
2.18.4 Tipe String
String berarti deretan karakter. Sebuah string dapat tersusun atas nol, satu atau banyak karakter. String tidak mengandung satu karakter pun
dinamakan string kosong. String kosong berbeda dengan nilai NULL Kadir, 2008: 51. String dapat disimpan dalam bentuk ukuran yang tetap
atau pun dalam bentuk tidak tetap. Char menyatakan string dengan panjang tetap. Berapa pun panjangnya akan disimpan dengan panjang
sama dengan kemungkinan terpanjang Kadir, 2008: 51. Varchar menyatakan string yang panjangnya variatif. String dapat disimpann dalam
bentuk tejs atau pun dalam bentuk biner. Binary merupakan tipe yang menyatakan biner. Tipe dengan nama BLOB Binary Large Object juga
disimpan dalam bentuk biner Kadir, 51-52.
2.19 Pengujian Perangkat Lunak
Pengujian merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari perangkat lunak. Pengujian perangkat lunak merupakan aktivitas menantang yang
melibatkan beberapa kegiatan yang saling berkaitan satu sama lain Sirmarmata, 2010: 299. Sejumlah aturan yang berfungsi sebagai sasaran
pengujian pada perangkat lunak, Sirmarmata, 2010: 300-301 sebagai beikut :
a. Pengujian adalah proses eksekusi suatu program untuk menemukan kesalahan.
75 b. Kasus pengujian yang baik adalah kasus pengujian yang memiliki
probabilitas tinggi untuk menemukan kesalahan yang belum pernah ditemukan sebelumnya.
c. Pengujian yang sukses adalah pengujian yang mengungkap semua kesalahan yang belum pernah ditemukan sebelumnya.
Sebelum mengaplikasikan metode untuk mendesain kasus pengujian yang efektif, perekayasa perangkat lunak harus memahami prinsip dasar
yang menuntun pengujian perangkat lunak Sirmarmata, 2010: 301-302, yaitu:
a. Semua pengujian harus dapat ditelusuri sampai kepersyaratan pelanggan. Artinya, pengujian mengungkap kesalahan dari kecacatan yang
menyebabkan program gagal. b. Pengujian harus sudah sejak lama direncanakan sebelum pengujian itu
dimulai. Artinya, semua pengujian dapat direncanakan dan dirancang sebelum semua kode dijalankan.
c. Prinsip pareto berlaku untuk pengujian perangkat lunak. Artinya, dari 80 kesalahan yang ditemukan selama pengujian, penelusuran dari
semua modul program mencapai 20. d. Pengujian harus dimu
lai dari ”pengujian yang kecil” dan berkembang ke “pengujian yang besar”. Selagi pengujian berlangsung maju, pengujian
mengubah fokus dalam usaha menemukan kesalahan pada kluster modul yang terintegrasi dan akhirnya pada sistem.
e. Penujian yang mendalam tidak mungkin dilakukan karena tidak mungkin
76 untuk mengeksekusi setiap kombinasi jalur skema pengujian yang
sejumlah jalur pemutasi untuk program menengahnya pun sangat besar. f. Untuk menjadi pengujian yang paling efektif, pengujian harus dilakukan
oleh pihak ketiga yang independen. Pengujian perangkat lunak adalah proses pengevaluasian fitur-fitur
perangkat lunak dan pencarian perbedaan antara persyaratan yang ada dan yang diharapkan. Berikut ini adalah skenario dari sebagian besar masalah
pengujian perangkat lunak Sirmarmata, 2010: 302. a. Beberapa metodologi pengembangan baru telah dikembangkan melalui
percobaan trial. Pada umumnya, metode-metode ini tidak menghasilkan spesifikasi untuk para penguji. Jadi, penguji harus menemukan bug
dengan hit dan trial. b. Kompetisi di pasar saat ini sangat sulit, pengembangan perangkat lunak
didorong oleh tekanan kewirausahaan, jadwal yang ketat, dan definisi produk yang terus berkembang. Untuk alasan ini, kadang-kadang sulit
untuk meyakinkan manajemen bahwa pengujian diperlukan atau berguna. c. Hanya ada beberapa penguji yang terlatih yang telah menggunakan
metode formal dan metrik. Kebnayakan dari para penguji perangkat lunak hanya melewati pengujian pada cara untuk beberapa sistem
lainnya. Jadi, secara keseluruhan usaha pengujian tidak memberikan hasil yang berkualitas tinggi yang dapat membantu menunjukkan bagaimana
upaya pengujian meningkatkan kualitas produk.
77 d. Dalam beberapa tahun terakhir, kualitas standar pengembangan
perangkat lunak ditingkatkan secara drastis. Pengembangan tersebut mempunyai pengaruh yang besar pada kualitas produk akhir.
2.19.1 Konsep Pengujian Perangkat Lunak
Secara gamblang, pengujian perangkat lunak terdiri verifikasi dinamis perilaku program pada kasus pengujian tertentu. Batasan ini
ditentukan berdasarkan masukan pada program dan keluaran yang diharapkan. Dari pengertian tersebut, ada beberapa kata kunci dalam
pengujian perangkat lunak yang dapat diperhatikan Sirmarmata, 2010: 304-305, yaitu:
a. Dinamis ialah pengujian perangkat lunak dilakukan pada masukkan yang bervariasi. Masukkan ini ditentukan sebelum pengujian dilakukan
dengan batasan yang disesuaikan dengan kemampuan perangkat lunak. b. Terbatas ialah pengujian perangkat lunak sederhana hingga rumit
sekalipun, pengujian dilakukan dengan memenuhi batasan-batasan tertentu sesuai dengan kemampuan program. Batasan ini juga
diberlakukan pada masukan-masukan yang dipilih untuk pengujian. c. Tertentu ialah pengujian yang dilakukan dengan batasan tertentu
disesuaikan dengan harapan pada fungsi, respons, dan karakteristik perangkat lunak tersebut. Batasan tersebut akan disesuaikan dengan
teknik-teknik pengujian yang ada.
78 d. Harapan ialah kata kunci ini memiliki keadaan-keadaan yang
diharapkan, baik berupa respons sistem terhadap masukan mau pun karakteristik responsnya. Dalam hal ini, batasan-batasan hasil pengujian
yang diharapkan harus ditentukan. Untuk benar-benar memahami segi-segi pengujian perangkat lunak ,
kondisi kekeliruan fault, kesalahan error, dan kegagalan failure perlu diklarifikasi. Meskipun sangat erat hubungannya, makna dan kata-kata
tersebut tetep tidak bisa disamakan. Berikut ini adalah beberapa perbedaan penting dari ketiga konsep tersebut Sirmarmata, 2010: 305-306, yaitu:
a. Kekeliruan merupakan kesalahan pada sebuah baris kode atau lebih. Kesalahan bisa saja tidak tampak pada program dengan indikasi
perangkat lunak bekerja sebagaimana harapan pengembang. b. Kesalahan, hal yang akan muncul pada saat terjadi kekeliruan adalah
kesalahan. Bila kekeliruan dalam baris dieksekusi, perangkat lunak akan melakukan operasi yang tidak sesuai dengan keinginan
pengembang sehingga menghasilkan respons yang salah. c. Kegagalan, dalam beberapa kasus kekeliruan akan muncul sebagai
kegagalan.kegagalan perangkat lunak merupakan sederetan ketidak mampuan perangkat lunak untuk menjalankan fungsinya.
2.19.2 Manajemen Pengujian Perangkat Lunak
Proses manajemen pengujian perangkat lunak menangani berbagai aktivitas dan langkah-langkah pengujian perangkat lunak, diantaranya
79 inisialiasi dan penentuan lingkup kerja pengujian, termasuk didalamnya
batasan-batasan pengujian serta lingkungan pengujian perencanaan pengujian perangkat lunak, eksekusi dan pengendalian perangkat lunak
selama pengujian, evaluasi pengujian serta peninjauan ulang hasil pengujian, dan penutup, yaitu pelaporan hasil pengujian yang diikuti
dengan pembenahan bila diperlukan. Beberapa fakta dilapangan tentang pengujian perangkat lunak Sirmarmata, 2010: 307, antara lain :
a. Instansi-instansi penguji tidak memandang perlunya gelar pendidikan tertentu pada penguji-penguji perangkat lunak, melainkan sertifikasi-
sertifikasi pengujian serta pengalaman yang menunjukkan kapabilitas seorang penguji perangkat lunak.
b. Proses pengujian memiliki kecenderungan untuk memandang perangkat lunak dari sisi kebutuhan pengguna sehingga takaran yang diukur
merupakan kesesuaian dan kemampuan perangkat lunak untuk memenuhi kebutuhan pengguna akhir.
Akhir-akhir ini pengujian tidak lagi mencari kekeliruan mau pun kesalahan dalam suatu perangkat lunak, melainkan hanya cenderung
memastikan bahwa perangkat lunak yang diuji tersebut bekerja sesuai dengan harapan. Hal ini disebabkan oleh beberapa hal Sirmarmata, 2010:
307-308., yaitu : a. Seorang manajer tidak memiliki konsep yang kuat mengenai upaya-
upaya pengujian perangkat lunak.
80 b. Seorang penguji tidak dapat menyentuh suatu perangkat lunak sehingga
perangkat lunak tersebut benar-benar jadi dan dipasarkan. c. Banyaknya penguji tidak sebanding dengan kebanyakkan pengembang
perangkat lunak sehingga satu penguji bisa menangani beberapa perangkat lunak dari berbagai pengembang.
Pihak penguji perangkat lunak dengan berbagai keterbatasan, baik waktu pengujian dan akses terhadap lingkungan kerja perangkat lunak
yang sebenarnya Sirmarmata, 2010: 309-310, perlu memperhatikan saran-saran berikut:
a. Prioritas pengujian, dalam proses pengujian prioritas-prioritas pengujian yang matang sebaiknya sudah disusun. Hal ini menjadi
tingkatan-tingkatan kebutuhan dalam hal pengujian. b. Studi keperluan pengujian, dalam menentukan prioritas, analisis
mengenai perangkat lunak yang akan diuji diperlukan. Bagaimana karakteristiknuya,
apa bagian-bagiannya,
serta siapa
yang berkompetensi dibidang tersebut.
c. Pelatihan pengujian, pelatihan dan pengalaman yang cukup diperlukan oleh tiap-tiap personel dalam tim penguji. Hal ini diperlukan mengingat
semakin berkembangnya perangkat lunak. d. Prinsip pengembangan, hasil pengujian sebenarnya tidak menjadi
alasan untuk menyerang suatu pengembang perangkat lunak, melainkan untuk
membenahi perangkat
lunak tersebut,
memperbaiki kekeliruannya, dan mengembangkan fungsi yang dapat dilakukan
81 sehingga proses pengujian diharapkan mampu mendampingi proses
perencanaan dan perancangan perangkat lunak menjadi lebih sempurna. e. Evaluasi dan pelaporan, hasil dari pengujian pada dasarnya ditunjukan
untuk kepentingan pengguna sehingga pelaporan dan evaluasi ulang terhadap pengujian akan diperlukan.
Apa pun keterbatasan yang dihadapi, pengujian merupakan bagian yang integral dalam pengembangan perangkat lunak. Pengujian secara luas
digunakan disetiap tahapan dalam siklus pengembangan perangkat lunak. Biasanya, lebih dari 50 waktu pengembangan dihabiskan untuk
pengujian Sirmarmata, 2010: 310-311. Pengujian biasanya dilakukan untuk tujuan berikut :
a. Untuk meningkatkan kualitas, seperti komputer dan perangkat lunak yang digunakan dalam aplikasi kritis, hasil bug akan sangat
menjengkelkan. Bug juga dapat menyebabkan kerugian yang besar, menghancurkan, dan menyebabkan masalah.
b. Untuk verifikasi dan validasi VV, sama seperti topik verifikasi dan validasi yang ditunjukkan, tujuan pengujian penting lainnya adalah
verifikasi dan validasi VV. c. Untuk keandalan estimasi, keandalan perangkat lunak merupakan hal
yang penting karena memiliki hubungan dengan berbagai aspek dari perangkat lunak, termasuk struktur.
82
2.19.3 Proses-Proses Pengujian
Pengujian dapat dilakukan pada tingkatan Sirmarmata, 2010: 313, berikut :
a. Pengujian unit unit testing menguji komponen perangkat lunak komponen atau modul. Setiap unit komponen dasar dari perangkat
lunak yang diuji harus dipastikan bahwa desain terperinci untuk unit telah dilakukan dengan benar.
b. Pengujian integrasi integration testing menjelaskan kecacatan dalam antar muka dan interaksi antar komponen terpadu modul.
c. Pengujian sistem system testing menguji sistem terpadu secara penuh untuk memastikan bahwa sistem telah memenuhi persyaratan.
d. Pengujian sistem integrasi system integration testing memverifikasi sistem terpadu untuk semua sistem eksternal atau pihak ketiga yang
telah ditetapkan didalam persyaratan sistem. Sebelum pengiriman versi terakhir perangkat lunak, pengujian alfa
dan beta juga sering dilakukan Sirmarmata, 2010: 313-314. a. Pengujian alfa adalah pengujian oprasional yang aktual atau
disimulasikan dengan pelanggan atau pengguna potensional atau tim penguji independen pada pengembang.
b. Pengujian beta dilakukan setelah pengujian alfa. Versi perangkat lunak dikenal juga dengan versi beta yang dirilis untuk pengguna terbatas
diluar tim pemrograman.
83
2.19.4 Proses Pengujian Awal
Pengujian kadang-kadang disalah pahami sebagai kegiatan after- thefact, dilakukan setelah pemrograman sebuah produk dilakuakn. Namun,
pengujian harus dilakukan pada setiap tahapan pengembangan produk. Penetapan pengujian data harus diperoleh, kebenaran dan konsistensinya
harus dipantau selama proses pengembangan. Jika kita membagi siklus hidup pengembangan perangkat lunak menjadi analisis kebutuhan, desain,
pemrograman atau konstruksi, dan operasi dan pemeliharaan, maka pengujian harus dilakukan disetiap tahapan pengembangan tersebut jika
pengujian menemukan kesalahan dalam pernyataan masalah atau desain bisa mendatangkan biaya terlalu tinggi Sirmarmata, 2010: 314.
2.19.5 Proses Pengujian Akhir
Proses pengujian akhir sulit untuk ditentukan karena kebanyakkan aplikasi perangkat lunak modern sangat kompleks dan berjalan sebagai
lingkungan interpenden dan pengujian lengkap pun tidak pernah bisa dilakukan Sirmarmata, 2010: 315. Faktor umum dalam memutuskan
untuk berhenti adalah : a. Tenggat deadline, yaitu teggat rilis dan pengujian,
b. Kaksus-kasus pengujian diselesaikan dengan persentase tertentu yang dilewatkan,
c. Biaya pengujian dihabiskan,
84 d. Pemenuhan kode atau fungsionalitas atau persyaratan menjangkau titik
yang telah ditentukan, e. Tingkat pada bug yang dapat ditemukan terlalu kecil,
f. Beta atau pengujian alfa telah berakhir periodenya, g. Risiko dalam proyek dapat diterima dibawah batas.
Resiko dapat diukur oleh analisis risiko, tetapi durasi kecil atau anggaran rendah atau rendahnya sumber daya proyek Sirmarmata, 2010:
315, dapat disimpulkan. a. Mengukur pemenuhan pengujian.
b. Jumlah siklus pengujian, dan c. Jumlah bug prioritas tinggi.
2.19.6 Jenis-jenis Pengujian
Klasifikasi black box testing mencangkup beberapa pengujian Sirmarmata, 2010: 316-321, yaitu :
a. Pengujian fungsional functional testing Pada jenis pengujian ini, perangkat lunak diuji untuk persyaratan
fungsional. Pengujian dilakukan dalam bentuk tertulis untuk memeriksa apakah aplikasi berjalan seperti yang diharapkan. Walaupun pengujian
fungsional sudah sering dilakukan dibagian akhir dari siklus pengembangan, masing-masing komponen dan proses dapat diuji pada
awal pengembangan, bahkan sebelum sistem berfungsi, pengujian ini sudah dapat dilakukan pada seluruh sistem.
85 b. Penguian tegang stress testing
Pengujian tegang berkaitan dengan kualitas aplikasi didalam lingkungan. Idenya adalah untuk menciptakan sebuah lingkungan yang
lebih menuntut aplikasi, tidak seperti saat aplikasi dijalankan pada beban kerja normal.
c. Pengujian beban load testing Pada pengujian beban, aplikasi akan diuji dengan beban berat atau
masukan, seperti yang terjadi pada pengujian situs web. Untuk mengetahui apakah aplikasi atau situs gagal atau kinerjanya menurun.
d. Pengujian khusus ad-hoc testing Jenis pengujian ini dilakukan tanpa penciptaan rencana pengujian test
plan atau kasus pengujian test case. Pengujian khusus membantu dalam menentukan lingkup dan durasi dari berbagai pengujian lainnya
dan juga membantu para penguji dalam mempelajari apalikasi sebelum memulai pengujian dengan pengujian lainnya.
e. Pengujian penyelidikan exploratory testing Pengujian penyelidikan mirip dengan pengujian khusus dan dilakukan
untuk mempelajari atau mencari aplikasi. Pengujian penyelidikan perangkat lunak ini merupakan pendekatan yang menyenangkan untuk
pengujian. f. Pengujian usabilitas usability testing
g. Pengujian ini disebut juga sebagai pengujian untuk keakraban pengguna testing for user-friendliness. Pengujian ini dilakuakn jika antar muka
86 pengguna tertentu. Pengujian usabilitas adalah proses yang berkerja
dengan pengguna akhir secara langsung mau pun tidak langsung untuk menilai bagaimana pengguna merasakan paket perangkat lunak dan
bagaimana mereka berinteraksi dengannya. h. Pengujian asap smoke testing
Jenis pengujian ini disebut juga pengujian kenormalan sanity testing. Pengujian ini dilakukan untuk memeriksa apakah aplikasi tersebut
sudah siap untuk pengujian yang lebih besar dan bekerja tersebut sudah siap untuk pengujian yang lebih besar dan bekerja dengan baik tanpa
cela sampai tingkat yang paling diharapkan. i. Pengujian pemulihan recovery testing
Pengujian pemulihan pada dasarnya dilakukan untuk memeriksa seberapa cepat dan baiknya aplikasi bisa pulih terhadap semua jenis
crash atau kegagalan hardware, masalah bencana, dan lain-lain. j. Pengujian volume volume testing
Pengujian volume dilakukan terhadap efisiensi dari aplikasi. Jumlah data yang besar diproses melalui aplikasi yang sedang diuji untuk
memeriksa keterbatasan ekstrim dari sistem. k. Pengujian domain domain testing
Pengujian domain merupakan penjelasan yang paling sering menjelaskan teknik pengujian.
87 l. Pengujian skenario scenario testing
Pengujian skenario adalah pengujian yang realitas, kredibel dan memotivasi stakeholder, tantangan untuk program dan mempermudah
penguji untuk melakukan evaluasi. m. Pengujian regresi regression testing
Pengujian regresi adalah gaya pengujian yang berfokus pada pengujian ulang retesting setelah ada perubahan.
n. Penerimaan pengguna user acceptance Pada jenis pengujian ini, perangkat lunak ini diserahkan kepada
pengguna untuk mengetahui apakah perangkat lunak memenuhi harapan pengguna dan bekerja seperti yang diharapkan.
o. Penguji alfa alpha testing Pada jenis pengujian ini, penguna diundang kepusat pengembangan.
p. Pengujian beta beta testing q. Pada jenis pengujian ini, perangkat lunak didistribusikan sebagai
sebuah versi beta dengan pengguna yang terjadi akan dilaporkan kepada pengembang.
88
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Tempat dan Waktu
Berikut ini adalah tempat dan waktu penelitian dalam penulisan skripsi : Tempat
: Biro Perlengkapan Badan Kepegawaian Negara Pusat Waktu
: Maret-Juli 2013 Alamat
: Jl. Letnan Sutoyo Jakarta Timur
3.2 Perangkat dan Data