47
dengan German yang dikenal sebagai STORMA Stability of Rainforest Margin. Kerja sama penelitian ini dari pihak Geman diwakili oleh Kassel University dan
Gottingen University sedangkan dari pihak Indonesia yang diwakili oleh Institut Pertanian Bogor IPB dan Universitas Tadulako UNTAD.
4.3.2 Issu dan Tujuan Penelitian
Tujuan umum dari penelitian STORMA adalah i mengkaji proses dan penyebab terjadinya kondisi yang tidak stabil pada kawasan Taman Nasional Lore
Lindu dan daerah sekitarnya, ii mengidentifikasi faktor-faktor yang berpengaruh terhadap stabilitas kasawan tersebut khususnya daerah pinggiran yang selanjutnya
iii menentukan factor yang dominan pengaruhnya. Berkaitan dengan ini, maka kegiatan STORMA, antara lain meliputi:
a. Identifikasi indikator sosio ekonomi dan ekologi yang menyebabkan kondisi tidak stabil
b. Mengembangkan prinsip umum dan prosedur penggunaan sumber daya alam untuk mempertahankan stabilitas di kawasan marginal hutan tropis
c. Mengindentifikasi nilai-nilai kritis pada pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan dan pengembangan kawasan marginal hutan tropis
4.3.3 Program Penelitian
Sesuai tujuan yang akan dicapai, maka program penelitian dibagi menjadi lima grup yakni:
a. Social and economic dynamics b. Water, energy and nutrient Turnover
c. Biodiversity d. Land use system
e. Infrastructural requirement and central service Khusus grup B, fokus kajiannya yaitu aliran air, nutrient, karbon dioksida dan energi
pada ekosistem hutan. Diharapkan kegiatan ini akan memberikan gambaran tentang aliran karbon dioksida dan energi beserta siklus air dan nutrisi pada berbagai kondisi
dan struktur hutan terhadap ekosistem. Sub grup B1 menfokuskan kajian pada effects of land use change on the water, carbon dioxide and energy between the
rainforest margin area and the atmosphere. Pada pase pertama telah dilakukan penelitian tentang aliran energi dengan metode eddy correlation flux pada
perkebunan kakao di Nopu. Hasil yang diperoleh menunjukkan laju evaporasi pada
48
penggunaan lahan tersebut lebih rendah dari hutan. Kondisi ini ditunjukan oleh nilai sensible heat yang tinggi pada boundary layers atmosfir. Sub grup B lainnya yakni
B2 melaporkan hasil kajiannya tentang intersepsi hujan pada agroforestry kakao adalah lebih rendah dari hutan sekunder. Dibandingkan dengan intersepsi hujan
pada hutan alam, maka besaran kuantitatif dari intersepsi hujan pada hutan sekunder dan agroforestri kakao adalah lebih rendah. Intersepsi hujan ketiga bentuk
penggunaan lahan tersebut adalah kebun coklat 56.3 mm 8,8 , hutan sekunder 149.5 mm 23,5 , dan hutan alam 165.9 mm 26,1 dari total hujan. Sub Group
B4 pada fase II mengembangkan hasil penelitian sub Group B2 pada sekala yang lebih luas yaitu pada berbagai tipe hutan dengan variasi elevasi.
Berdasarkan hasil yang dicapai oleh Group B pada penelitian STORMA yakni: a. Kajian intersepsi hujan yang dihasilkan oleh Sub Group B2 lebih berorientasi
pada produksi air pada berbagai bentuk penggunaan lahan b. Kajian intersepsi yang dilakukan oleh sub Group B4 orentasinya pada produksi
air pada berbagai tipe hutan c. Kajian dinamika energi yang dilakukan oleh sub Group B1 oreintasinya hanya
pada limpahan energi. Ketiga hasil yang telah dicapai di atas menunjukkan informasi yang belum lengkap
dan sangat penting untuk menjelaskan efek perubahan penggunaan lahan terhadap perubahan lingkungan. Untuk itu penelitian ini memfokuskan aspek biofisik terhadap
intersepsi hujan dan pengaruhnya terhadap dinamika energi pada hutan tropika basah. Sebagai pembanding maka dilakukan juga pengukuran dinamika energi pada
padang rumput.
V HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Karakteristik Vegetasi