72
Gambar 30. Hasil Uji Persamaan Curahan Tajuk pada berbagai jeluk hujan dan ILD sesuai persamaan 36a
Predicted vs. Observed Values
De
Persamaan 36a lebih realistis sesuai mekanisme dari proses curahan tajuk yakni terjadi peningkatan curahan tajuk dengan bertambahnya input hujan sebaliknya
akan mengalami pengurangan dengan bertambah ILD. Implikasi dari persamaan 36a adalah adanya gangguan pada hutan yang menyebabkan ILD berkurang berdampak
pada peningkatan curahan tajuk. Jika diasumsikan kapasistas dan laju infiltrasi serta water holding capasity dari lantai hutan tidak berubah maka peningkatan curahan
tajuk akan menyebabkan koefisien run off akan meningkat. Rangkaian dari gangauan
ini akan menyebabkan neraca air berubah dan potensil menyebabkan banjir dan dalam kondisi yang ekstrim dapat menimbulkan banjir bandang
debris flow.
5.5.2 Aliran Batang
Aliran batang pada setiap kejadian hujan rata-rata 0.01 mm. Secara kumulatif, aliran batang sangat kecil yakni hanya mencapai 2.04 mm atau 0,11 dari total
hujan. Kondisi ini menggambarkan bahwa kontribusi aliran batang terhadap suplai air ke sistem tanah adalah sangat kecil dibandingkan dengan curahan tajuk.
Hubungan antara aliran batang dengan sifat hujan dan karakter vegetasi seperti yang disajikan pada Tabel 18 menunjukkan faktor dominan yang berpengaruh terhadap
aliran batang ádalah jeluk hujan dan ILD.
pendent variable: Tf
-10 10
20 30
40 50
hipotetik
-10 10
20 30
40 50
60
O b
s e
rv ed Val
ues
Uraian Sataun Nilai
Kejadian Hujan hari
200 Obesrvasi mm
1200.5 Hipotetik mm
1200.5 Ek
0.97
95 confidence
73
Tabel 18. Hubungan aliran batang dengan sifat hujan dan vegetasi Input Output
No Persamaan R2
Ek x Y
obser hipotetik 37a
P -
Sf = - 0,003 +0,001x 0,49
2,04 2,06
0,37 37b
P -
Sf = 0,0011exp0,1166x 2,04
3,62 0,27
37c. I
- Sf= 0,003 +0,001x
0,09 2,04
2,02 0,00
38a P LAI SF
=0,07+0,0017x-0,013y 0,53 2,04 2,68 0,42
38b P
LT Sf = 0,009 +0,001x – 0,000y
0,58 2,04
2,17 0,51
39a I
LAI Sf = 0,068+0,001x-0,0012y 0,13 2,04 1,63
0,52 39b
I LT
Sf = 0,015+0,001x-0,000y 0,18 2,04 4,75 -0,54
Berdasarkan hal tersebut maka aliran batang pada hutan di Babahaleka dapat diduga melalui persaaan 38a.
SF =0,07+0,0017P-0,013ILD ..............................
38a R
2
= 0,53
0.1 0.05
Gambar 31. Hubungan aliran batang mm dengan jeluk hujan dan ILD
Adapun aliran batang pada berbagai sifat hujan disajikan pada Lampiran 9 dan 12. Hubungan matematika kedua komponen tersebut terhadap aliran batang
74
seperti yang disajikan pada Gambar 31. Adapun hasil huji persamaan 38a terhadap pengamatan lapangan disajikan pada Gambar 32.
Uraian Sataun Nilai
Kejadian hujan hari
200 Obesrvasi mm
2,04 hipotetik mm
2,68 Ek
0,42 Em
31,37
Predicted vs. Observed Values Dependent variable: Sf
-0,01 0,00
0,01 0,02
0,03 0,04
0,05 0,06
0,07 0,08
0,09 0,10
Predicted Values
-0,05 0,05
0,15 0,25
0,35
Observed Values
95 confidence
Gambar 32. Hasil uji persamaan pendugaan aliran batang pada berbagai jeluk hujan dan ILD sesuai persamaan 38a
Secara keseluruhan pada 200 kejadian hujan selama penelitian, curah hujan yang tiba dipermukaan tanah curah hujan neto adalah 1.355,41 mm atau 63,61 dari
total hujan atau mengalami pengurangan sebanyak 36,39 . Bagian hujan yang mencapai permukaan tanah didominasi oleh curahan tajuk yakni sebanyak 1.353,2
mm atau 99,83 dari curah hujan neto. Adapun bagian hujan yang mencapai permukaan tanah melalui aliran batang jumlahnya sangat kecil yakni hanya 2,24 mm
atau kurang 1 dari curah hujan. Hasil ini memiliki kesamaan dengan hasil penelitian sebelumnya. Steinhardt 1979 melaporkan aliran batang pada pohon
hutan dataran tinggi yang sudah tua jumlahnya sangat sedikit yakni kurang 1. Hal serupa juga terjadi pada hutan dataran rendah seperti yang dilaporkan oleh Lloyd
et al. 1988; Ubarana 1996; Tobon Marin et al. 2000.
Ruslan 1983 melaporkan curahan tajuk pada hutan alam adalah 73,6 dari curah hujan. Hal serupa dilaporkan oleh Moses and Price 1999 pada penelitiannya
bahwa curahan tajuk dan aliran batang pada hutan masing - masing mencapai 76,4 dan 4,3 dari curah hujan. Khusus hutan alam di kawasan TNLL, tepatnya di Toro
dan Bariri oleh Johannes et al. 2006 melaporkan bahwa porsi curah hujan yang
menjadi aliran batang adalah kurang dari 1 , sedangkan porsi curah hujan yang menjadi curahan tajuk adalah mencapai 46,6 – 69,8 .
75
5.6 Hubungan Intersepsi Hujan dengan Sifat Hujan dan Karakter Vegetasi