IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN
4.1 Aspek Legal Taman Nasional Lore Lindu
Secara yuridis formal Taman Nasional Lore Lindu TNLL luasnya 217.991,18 ha yang ditetapkan melalui SK Menhutbun No 464KPTS-II1999 Tgl 23
Juni 1999 Herwasono 2004. Letak geografis kawasan ini adalah 110
o
58’-120
o
16’ BT dan 1
o
8’-1
o
30’ LS. Kawasan ini merupakan bagian dari wilayah Kecamatan Biromaru, Palolo dan Kulawi Kabupaten Donggala dan Kecamatan Lore Tengah,
Lore Utara dan Lore Selatan Kabupaten Poso Provinsi Sulawesi Tengah, seperti yang disajikan pada Gambar 10.
4.2 Kondisi Biofisik
TNLL berada pada elevasi 200-2610 m di atas permukaan laut. Bentuk topografi yang bergunung dengan tanah yang dangkal serta memiliki erodibilitas
tinggi menyebabkan TNLL termasuk kawasan yang tidak sesuai untuk pertanian Dirjen Perlindungan Hutan dan Koservasi Alam diacu dalam The Nature
Conservancy and USAID, 2001. Pada laporan ini juga dijelaskan bahwa di TNLL mempunyai iklim tropika dengan kelembaban yang tinggi, suhu udara pada siang hari
berkisar 26 – 32
o
C sedangkan di daerah pegunungan suhu udaranya mencapai 6
o
C. Di kawasan ini tidak terdapat perbedaan yang nyata antara musim hujan dengan musim kering, curah hujan tahunannya adalah 800-1400 mmtahun.
Vegetasi di TNLL terdapat dua tipe yaitu hutan tropika basah dataran rendah dengan elevasi 200 – 1000 m dari muka laut dan hutan tropika basah pegunungan
dengan elevasi 1000 – 2500 m Kartawinata 1985 Komposisi flora hutan dataran rendah ditandai oleh adanya pohon yang dikenal setempat sebagai pawa, ntrode
Pterospermum sp, ndolia Cananga odorata, lawendaru Knema atau Myristica, palma saguer Arenga piñata, take Arrenga sp, dan lain-lain. Hutan hujan
pegunungan yang merupakan 90 dari luas seluruh areal TNLL didominasi jenis pohon kaha Castanopsis argentea, palili bohe, palili nete dan pali pence
Lithocarpus sp Podocorpus sp, Elaeorpus sp, Adinandra sp, Litsea sp, Callohyllum sp, Eucaliptus deglupta. Bahkan juga terdapat 33 spesies dari delapan genera untuk
flora Palmae Mogea 2002 TNLL memiliki arti strategis terhadap fungsi ekologi antara lain karena
kekayaan hayati yang dimiliki. Di kawasan ini terdapat sejumlah flora dan fauna yang bersifat endemik Sulawesi dan atau langka, seperti ebony, anggrek, maleo, anoa
dan sebagainya. Selain itu dalam kawasan TNLL terdapat sebuah danau yaitu
43
Danau Lindu yang merupakan reservoir utama dari DAS Palu. Di sisi lain TNLL juga mempunyai peranan strategis terhadap perekonomian masyarakat Sulawesi Tengah.
Ini dikarenakan TNLL merupakan bagian dari hutan tropis basah sekaligus merupakan hulu dari tiga DAS utama yaitu:
a. DAS Palu dengan outlet di Teluk Palu b. DAS Puna dengan outlet di Teluk Tomini
c. DAS Lariang dengan outlet di Laut Sulawesi Ketiga DAS ini secara ekonomi memiliki peranan strategis terhadap pembangunan
sektor pertanian mulai dari bagian tengah hingga hilir,disajikan pada Gambar 10. Bentuk umum pengunaan lahan pada ke tiga DAS tersebut khususnya di luar
kawasan Tamanan Nasional Lore Lindu adalah i lahan pertanian tanaman pangan dan hortikultura ii lahan perkebunan dan iii pemukiman. Khusus untuk sumber
daya air, pemanfaatannya masih untuk air irigasi. Kekayaan hayati yang dimiliki terutama hasil hutan menjadikan kawasan sebagai target untuk dieksploitasi
terutana kayu, rotan dan sebagainya. Di sisi lain peningkatan jumlah penduduk yang disertai dengan peningkatan kebutuhan lahan untuk ekstensifikasi pertanian dan
perkebunan menjadikan kawasan ini mendapat tekanan yang lebih besar. Penomena ini dicirikan dengan berkembangnya inclave disekitar kawasandipinggiran TNLL.
seperti yang ditunjukkan pada Gambar 11. Konsekuensinya adalah terjadinya perubahan penggunaan lahan. Fakta lapangan menunjukkan setelah perambahan
hutan yang disertai dengan alih fungsi lahan dari hutan menjadi areal pertanian dan perkebunan yang berawal pada awal tahun 2000 di Kawasan Dongi-dongi DAS
Sopu maka timbul bencana alam berupa banjir banda debris flow pada tahun 2004. Sudah dapat dipastikan bencana tersebut mengakibatkan banyak per-
masalahan dan kerugian termasuk kerusakaan imprastruktur dasar dan perekonomi- an dan sebagainya.
Di dalam kawasan TNLL terdapat reservoar air yaitu danau Lindu. Out let dari danau Lindu bersama dengan S. Sopu membentuk S. Gumbasa. Fungsi strategis
dari sungai gumbasa adalah sebagai sumber air untuk irigasi teknis Gumbasa. Peranan strategis kawasan TNLL mengharuskan adanya upaya nyata untuk
mempertahankan kelestarian ekosistem tersebut, sehingga fungsi ekologis kawasan ini dapat dipertahankan untuk mendapatkan manfaat ekonomi yang berkelanjutan.
Scale :
Altitude meter:
Sources: Altitude Map of Lore Lindu National
Park in Central Sulawesi :
Lore Lindu National Park Automatic Weather Station
Scale :
Altitude meter:
Sources: Altitude Map of Lore Lindu National
Park in Central Sulawesi :
Lore Lindu National Park Automatic Weather Station
Gambar 10. Peta kawasan Taman Nasional Lore Lindu
45
Gambar 11. Peta penggunaan lahan di kawasan Taman nasional Lore Lindu
46
Gambar 12. Peta Lokasi AWS dalam Kawasan Taman Nasional Lore Lindu
4.3 Program Kerjasama Penelitian STORMA 4.3.1 Tinjauan Umum