Curahan Tajuk Curah Hujan Neto

70

5.5 Curah Hujan Neto

Curah hujan neto yang dimaksud adalah curah hujan yang mencapai permukaan tanah atau lantai hutan. Curah hujan yang mencapai permukaan tanah pada kawasan yang bervegetasi melalui dua proses yaitu i curahan tajuk dan ii aliran batang.

5.5.1 Curahan Tajuk

Curah hujan yang mencapai permukaan tanah melalui curahan tajuk selama 200 kejadian hujan pada pengukuran periode I adalah sebanyak 1.200,5 atau 63,6 dari total hujan, atau rata-rata 6,0 mm per hari hujan. Curahan tajuk pada berbagai sifat hujan disajikan pada Lampiran 8 dan 11. Hubungan empiris antara curahan tajuk dengan sifat hujan dan karakter vegetasi disajikan pada Tabel 17 Hubungan matematika antara sifat hujan dengan curahan tajuk disajikan pada persamaan 35. Berdasarkan nilai slop regresi antara jeluk hujan dengan intensitas hujan dan memperhatikan nilai koefisien determinasinya serta hubungan antara nilai observasi dan nilai hipotetik maka sifat hujan yang memiliki pengaruh yang dominan terhadap curahan tajuk adalah jeluk hujan 35a. Integrasi antara sifat hujan dan karákter vegetasi seperti yang disajikan pada persamaan 35 dan 36, maka diperoleh petunjuk bahwa pengaruh ILD lebih dominan dibandingkan dengan pengaruh luas tajuk. Berdasarkan hal tersebut maka curahan tajuk dapat diduga melalui persamaan 36a yaitu : Tf= -1.043+0.7597P-0.023ILD ........................... 36a R 2 = 0,97 50 40 30 20 10 Gambar 29. Hubungan antara curahan tajuk dengan jeluk hujan dan ILD Tabel 17 Persamaan empiris hubungan curahan tajuk dengan sifat hujan dan karákter fisik vegetasi Input Output No Persamaan R2 Ek x y observasi hipotetik 35a P - Tf = 0,7597x - 1,17 0,97 1200,5 1200,5 0,97 35b P - Tf = 1,12exp0,104x 1200,5 2154,7 0,34 35c. I - Tf = 0,4924x + 1,6874 0,21 1200,5 1200,6 0,92 36a P LAI Tf = -1,0427+0,7597x-0,0233y 0,97 1200,5 1200,5 0,97 2 36b P LAI Tf = 1,2377+0,6581x-0,6692y+0,0028x -0,0019xy+0,0589y 2 1200,5 1200,4 0,97 36c P LT Tf = -1,054+0,7597x-0,0021y 0,97 1200,5 1200,8 0,97 2 36d P LT Tf = -0,5307+0,6547x-0,0044y+0,0028x -0,0001xy+3,0863E-5y 2 1200,5 1252,8 0,97 37a I LAI Tf = 1,817+0,4924x-0,0233y 0,20 1200,5 1200,5 0,92 2 37b I LAI Tf = -1,5872+1,5699x-0,633y-0,0324x -0,0061xy+0,0589y 2 1200,5 1200,6 -0,19 37c I LT Tf = 1,8058+0,4924x-0,0021y 0,28 1200,5 1200,8 0,93 37d I LT Tf = -3,2127+1,55x-0,0034y-0,0324x 2 -0,0003xy+3,0863E-5y 2 1200,5 2.488.506,6 -0,26 Tf : curahan tajuk P : jeluk hujan mm I: intensitas hujan mmjam, LAI : indeks luas daun dan LT : luas tajuk 72 Gambar 30. Hasil Uji Persamaan Curahan Tajuk pada berbagai jeluk hujan dan ILD sesuai persamaan 36a Predicted vs. Observed Values De Persamaan 36a lebih realistis sesuai mekanisme dari proses curahan tajuk yakni terjadi peningkatan curahan tajuk dengan bertambahnya input hujan sebaliknya akan mengalami pengurangan dengan bertambah ILD. Implikasi dari persamaan 36a adalah adanya gangguan pada hutan yang menyebabkan ILD berkurang berdampak pada peningkatan curahan tajuk. Jika diasumsikan kapasistas dan laju infiltrasi serta water holding capasity dari lantai hutan tidak berubah maka peningkatan curahan tajuk akan menyebabkan koefisien run off akan meningkat. Rangkaian dari gangauan ini akan menyebabkan neraca air berubah dan potensil menyebabkan banjir dan dalam kondisi yang ekstrim dapat menimbulkan banjir bandang debris flow.

5.5.2 Aliran Batang