Tujuan dan Fungsi Pembiayaan

2 Produsen dengan bantuan pembiayaan dapat memindahkan barang dari suatu tempat yang kegunaannya kurang ke tempat yang lebih bermanfaat. Seluruh barang-barang yang dipindahkandikirim dari suatu daerah ke daerah lain yang kemanfaatan barang itu lebih terasa, pada dasarnya meingkatkan utility barang itu pemindahan barang- barang tersebut tidaklah dapat diatasi oleh keuangan para distributor saja dan oleh karenanya mereka memeperlukan bantuan permodalan dari bank berupa pembiayaan. c. Meningkatkan Peredaran Uang Pembiayaan yang disalurkan melalui rekening-rekening koran pengusaha menciptakan pertambahan peredaran uang giral dan sejenisnya seperti cek, bilyet giro, wesel, promes, dan sebagainya. Melalui pembiayaan, peredaran uang kertal maupun giral akan lebih berkembang karena pembiayaan menciptakan suatu kegairahan berusaha sehingga penggunaan uang akan bertambah baik secara kualitatif apalagi secara kuantitatif. Hal ini selaras dengan pengertian bank selaku money creator. Penciptaan uang itu selain dengan cara substitusi; penukaran uang kertal yang disimpan di giro dengan uang giral, maka ada juga exchange of claim, yaitu bank memberikan pembiayaan dalam uang giral. Disamping itu, dengan cara transformasi yaitu bank membali surat-surat berharga dan membayarnya dengan uang giral. d. Menimbulkan Kegairahan Berusaha Kegiatan usaha sesuai dengan dinamikanya akan selalu meningkat, akan tetapi peningkatan usaha tidaklah selalu diimbangi dengan peningkatan kemampuannya yang berhubungan dengan manusia lain yang mempunyai kemampuan. Karena itu pulalah maka pengusaha akan selalu berhubungan bank untuk memperoleh bantuan permodalan guna peningakatan usahanya. Bantuan pembiayaan yang diterima pengusaha dari bank inilah yang kemudian digunakan untuk memperbesar volume usaha dan produktivitasnya. Kemudian timbulah kesan bahwa setiap usaha untuk peningkatkan produktivitas, masyarakat tidak perlu khawatir kekurangan modal, karena masalanya dapat diatasi oleh bank dengan pembayaannya. e. Stabilitas Ekonomi Dalam ekonomi yang kurang sehat, langkah-langkah stabilitas pada dasarnya diarahkan pada usaha-usaha untuk antara lain: 1 Pengendalian inflasi 2 Peningkatan ekspor 3 Rehabiltasi prasarana 4 Pemenuhan kebutuhan-kebutuhan pokok rakyat Untuk menekan arus inflasi dan terlebih-lebih lagi untuk usaha pembangunan ekonomi maka pembiayaan bank memegang peranan yang penting. f. Sebagai Jembatan untuk Meningkatkan Pendapatan Nasional Apabila rata-rata pengusaha, pemilik tanah, pemilik modal, dan buruhkaryawan mengalami peningkatan pendapatan, maka pendapatan negara via pajak akan bertambah, penghasilan devisa bertambah dan penggunaan devisa untuk urusan konsumsi berkurang, sehingga langsung atau tidak, melalui pembiayaan, pendapatan nasional akan bertambah. 86

D. Usaha Mikro, Kecil dan Menengah

1. Pengertian UMKM

Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, kecil dan Menengah UMKM: 87 a. Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan danatau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini. 86 Veithzal Rivai dan Arviyan Arifin, Islamic Banking, h. 681 87 Undang-Undanag Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. b. Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang diakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai. atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak Iangsung dan usaha menengah atau usaha besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang ini. c. Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki. dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini. 2 Kriteria Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Berdasarkan Undang-undang No.20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah UMKM maka yang dimaksud dengan: 88 1. Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan danatau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro dengan: a. Memiliki kekayaan bersih aset per tahun paling banyak Rp. 50.000.000,00 lima puluh juta rupiah tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha: atau b. Memiliki hasil penjualan tahunan omset per tahun paling banyak Rp. 300.000.000,00 tiga ratus juta rupiah 2. Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang usaha yang dimiliki, dikuasai atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari Usaha Menengah atau Usaha Besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil, dengan: 88 Barad Karnida, dkk., Direktori Skim Kredit Perbankan Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2013, Palangka Raya: Kompas Mediatama,2014, h. 3. a. Memiliki kekayaan bersih asset per tahun lebih dar Rp. 50.000.000,00 lima puluh juta rupiah sampai dengan paling banyak Rp. 500.000.000,00 lima ratus juta rupiah tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha: atau b. memiliki hasil penjualan tahunan omset per tahun lebih dan Rp. 300.000.000,00 tiga ratus juta rupiah sampai dengan paling banyak Rp. 2.500.000.000M0 dua milyar lima ratus juta rupiah. 3. Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki dikuasai atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau Usaha Besar yang memenuhi kriteria, dengan: a. Memiliki kekayaan bersih asset per tahun Iebih dan Rp. 500.000.000,00 lima ratus juta rupiah sampai dengan paling banyak Rp. l0.000.000.000,00 sepuluh milyar rupiah tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau b. Memiliki hasil penjualan tahunan omset per tahun lebih dari Rp. 2.500.00000000 dua milyar lima ratus juta rupiah sampai dengan paling banyak Rp. 50.000.000.000,00 lima puluh milyar rupiah.

E. Produk Pembiayaan Warung Mikro di Bank Syariah Mandiri KC

Tangerang Ciputat Berawal pada 8 agustus 2010 Bank Syariah Mandiri KC Tangerang Ciputat mulai memberikan pelayanan pembiayaan tidak hanya untuk sektor usaha mikro, tetapi Bank Syariah Mandiri memberikan pembiayaan untuk sektor kecil atau UMKM. Bank Syariah Mandiri BSM terus berjuang mewujudkan pembangunan umat dengan pengembangan program Warung Mikro. Program ini memudahkan nasabah mendapatkan pinjaman dana pengembangan usaha secara syariah. Bank Syariah Mandiri yang berpegang pada prinsip syariah ini, sengaja menyediakan dana untuk usaha produktif dengan persyaratan yang ringan, proses pembiayaannya cepat, angsuran ringan dan tetap hingga jatuh tempo. Produk yang dikeluarkan oleh Bank Syariah Mandiri KC Tangerang Ciputat adalah Produk Pembiayaan Warung Mikro. Produk pembiayaan Warung Mikro hadir karena masyarakat yang membutuhkan dana untuk mengembangkan usaha atau modal kerja dan pembiayaan yang sesuai dengan prinsip-prinsip syariah. Produk Pembiayaan Warung Mikro adalah produk yang dikhususkan untuk memberi pembiayaan kepada calon nasabah atau badan usaha yang bergerak di sektor UMKM Usaha Mikro Kecil Menengah, yang bertujuan untuk membantu dan memberi akses kemudahan dalam memperoleh permodalan bagi masyarakat kecil menengah yang ingin mengembangkan usahanya, dan bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan perekonomian masyarakat dan UMKM di Indonesia. Adapun yang termasuk produk warung mikro di Bank Syariah Mandiri yaitu: 1. Pembiayaan Usaha Mikro Tunas PUM-Tunas a. Limit pembiayaan: minimal Rp. 2.000.000,- Dua juta rupiah sampai dengan Rp. 10.000.000,- sepuluh juta rupiah. b. Jangka waktu: maksimal 36 bulan. c. Biaya administrasi sesuai ketentuan Bank Syariah Mandiri. 2. Pembiayaan Usaha Mikro Madya PUM-Madya a. Limit pembiayaan: di atas Rp. 10.000.000,- sepuluh juta rupiah sampai dengan Rp. 50.000.000,- lima puluh juta rupiah. b. Jangka waktu: maksimal 36 bulan. c. Biaya administrasi sesuai ketentuan Bank Syariah Mandiri. 3. Biaya Usaha Mikro Utama PUM-Utama a. Limit pembiayaan: di atas Rp. 50.000.000,- lima puluh juta rupiah sampai dengan Rp200.000.000,- Dua ratus juta rupiah. b. Jangka waktu: maksimal 48 bulan. c. Biaya administrasi sesuai ketentuan Bank Syariah Mandiri. 89 Adapun akad Pembiayaan yang digunakan adalah akad Murabahah dan akad Ijarah. Pembiayaan Akad Murabahah adalah akad atau perjanjian jaul-beli antara bank dengan nasabah, dimana bank membeli barang yang diperlukan oleh 89 http:www.syariahmandiri.co.idcategorybusiness-bankingcommercial-bankingmicro banking-business , di kutip pada tanggal 28 Febuari 2016. nasabah dan menjualnya kembali kepada nasabah sebesar harga yang diperoleh ditambah dengan marginkeuntungan dan adanya kesepakatan margin yang di sepakati antara keduanya. Seperti jual-beli rumah, renovasi rumah, modal usaha, mobil, motor, dan lain sebagainya. Sedangkan Pembiayaan Akad Ijarah adalah Akad atau perjanjian sewa menyewa suatu barang dalam waktu tertentu melalui pembayaran sewa. Seperti Sewa alat pengangkutan barang, biaya pendidikan, biaya kuliah, biaya pengobatan, dan lain sebagainya. Tetapi lebih dominan menggunakan akad murabahah, karna kebanyakan kebutuhannya jual beli, sedangan untuk kebutuhan yang menggunakan akad ijarah tidak terlalu banyak. 90 Struktur organisasi Pembiayaan Warung Mikro pada Bank Syariah Mandiri KC Tangerang Ciputat, yaitu: 90 Hasil wawancara langsung dengan Bapak Uung Muhammad Syakur pada tanggal 07 Maret 2015.