Pengetahuan informan mengenai ciri-ciri anak yang mengalami obesitas

Lidia marpaung. Perilaku ibu terhadap obesitas pada anak usia sekolah dasar sd pertiwi kecamatan Medan Barat tahun 2007 USU Repository©2009 anak usia sekolah dasar., dan diperoleh dari hasil wawancara ada dua orang informan yang menyatakan bahwa prestasi di sekolah tidak termasuk masalah kesehatan sebagai akibat dari obesitas pada anak usia sekolah dasar seperti yang dikemukakan oleh informan ketiga : “…kalo anak orang lain itu’kan lettoi gitu..pokoknya lambat..anak saya lincah..prestasi bagus..ke prestasi ga ada…” Anak-anak kelebihan berat badan cenderung lebih sering merasa cemas dan memiliki kemampuan bersosialisasi yang rendah darpada anak-anak yang memiliki berat badan normal. Pada satu sisi, masalah-masalah ini akan menyebabkan anak tersebut meledak dan mengganggu ruang kelas. Pada sisi yang lain, anak tersebut akan menarik diri dari pergaulan social. Stress dan kecemasan juga akan mengganggu proses belajar. Kecemasan yang berhubungan dengan masalah sekolah dapat menimbulkan rasa khawatir yang terus meningkat yang menyebabkan menurunnya pencapaian akademis.

5.2.6. Pengetahuan informan mengenai ciri-ciri anak yang mengalami obesitas

Dari hasil wawancara mendalam dapat diketahui bahwa ada tiga orang informan yang menyatakan bahwa ciri-ciri anak yang mengalami obesitas adalah malas, kurang bergerak, seperti yang dinyatakan oleh informan pertama : “Malas ya..kurang gerak…” Sementara ada empat orang informan yang menyatakan untuk mengetahui ciri-ciri anak yang mengalami obesitas adalah dari berat badannya, wajahnya, fisiknya seperti yang diungkapkan oleh informan keempat : Lidia marpaung. Perilaku ibu terhadap obesitas pada anak usia sekolah dasar sd pertiwi kecamatan Medan Barat tahun 2007 USU Repository©2009 “Ciri-cirinya itu ya, emm kita tengok ya, dari badannya, oh ini beratnya dah lain dari..makannya, wajahnya ya, tembam, dari fisiknya ya…” Hal senada juga dikemukakan oleh informan kelima : “Yah berat badan melewati berat badan rata-rata seumur dia kan, segini tinggi beratnya segini..dari fisiklah…” Dari hasil penelitian ini dapat dilihat bahwa seluruh informan dapat mengetahui secara fisik, ketidaksesuaian berat badan, tinggi badan dan usia anak yang mengalami obesitas seperti teori Notoatmodjo 2003, pengetahuan adalah merupakan hasil tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap sesuatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. 5.2.7. Pengetahuan informan mengenai siapa saja yang berperan dalam mengatasi masalah obesitas pada anak usia sekolah dasar Dari matriks 4.10 memperlihatkan pengetahuan informan mengenai siapa saja yang berperan dalam mengatasi masalah obesitas pada anak usia sekolah dasar. Sebagian besar menyatakan peran dari keluarga, petugas kesehatan. Sementara dari pihak sekolah sendiri hanya dinyatakan oleh empat orang informan, karena sekolah dianggap tidak dapat membantu mengatasi masalah obesitas pada anak usia sekolah dasar seperti yang diungkapkan oleh informan kedelapan : “Yang pertama orangtua, karna bagaimana pun orang tua faktor yang mempengaruhi anaknya. Makan sama macamlah….dari orangtua, kalo dari pihak sekolah, gak mungkinlah saya rasa sampe manalah besar pengaruh guru itu, paling menasehati, kalo yang memberi jajankan Lidia marpaung. Perilaku ibu terhadap obesitas pada anak usia sekolah dasar sd pertiwi kecamatan Medan Barat tahun 2007 USU Repository©2009 orangtuanya, petugas kesehatan perlu juga saya rasa untuk menanam pengertian anak, kadang kalo di sekolah kan anak lebih mendengar daripada orangtuanya kan…” Hasil penelitian yang diungkapkan oleh informan kedelapan di atas tidak sesuai dalam majalah Anakku 2005 yang menyatakan bahwa pihak sekolah juga berperan besar dalam membantu anak – anak yang mengalami obesitas, dengan membatasi ketersediaan makanan dan minuman yang tidak sehat di lingkungan sekolahnya. Misalnya makanan cepat saji dan minuman bersoda yang umumnya juga manis, berperan besar dalam menyebabkan anak menjadi obesitas. Sebagaimana yang dinyatakan Green dalam Notoatmodjo 2005 bahwa terdapat 3 faktor utama yang mempengaruhi perilaku yaitu faktor-faktor predisposisi Predisposing factors, faktor-faktor pemungkin Enabling Factors, dan faktor-faktor penguat Reinforcing Factors, seperti yang dijelaskan oleh Green mengenai faktor-faktor pendorong memperkuat terjadinya perilaku. Hal ini dapat dikaitkan dengan pernyataan dari para informan yang menyatakan bahwa orangtua adalah yang paling utama dalam mengatasi masalah obesitas pada anak usia sekolah dasar. Para orangtua memainkan peranan yang penting dalam membantu anak-anak yang mengalami obesitas untuk merasa tetap dicintai dan agar mereka dapat tetap mengendalikan berat badan mereka sehingga anak tetap percaya diri dan tidak menarik diri dari pergaulan sehari-hari Anonim, 2007. 5.3.Aspek Sikap Lidia marpaung. Perilaku ibu terhadap obesitas pada anak usia sekolah dasar sd pertiwi kecamatan Medan Barat tahun 2007 USU Repository©2009 Sikap informan terhadap obesitas pada anak usia sekolah dasar dihimpun dalam penelitian ini meliputi pendapat tentang : 1 sikap terhadap masalah obesitas pada anak usia sekolah dasar, 2 informasi- informasi yang berkaitan dengan obesitas pada anak, 3 peranan orangtua, sekolah dan petugas kesehatan terhadap upaya mengatasi obesitas pada anak usia sekolah dasar, 4 komplikasi penyakit yang diakibatkan oleh obesitas pada anak, 5 masalah obesitas pada anak yang menggangu prestasi anak di sekolah, 6 anak yang gemuk adalah anak yang sehat.

5.3.1. Sikap informan terhadap tingginya masalah obesitas pada anak usia sekolah dasar