Pengetahuan informan bagaimana upaya mengatasi terjadinya obesitas pada anak

Lidia marpaung. Perilaku ibu terhadap obesitas pada anak usia sekolah dasar sd pertiwi kecamatan Medan Barat tahun 2007 USU Repository©2009 Dari hasil penelitian ini apa yang dikatakan informan mengenai faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya obesitas pada anak yaitu konsumsi makanan, uang jajan dan emosi masih merupakan sebagian dari faktor-faktor penyebab terjadinya obesitas jika dilihat dari teori Pujiadi 2003 yang menyatakan walaupun sangat jarang, adakalanya kegemukan disebabkan oleh tidak adanya keseimbangan antar hormon, seperti hormon insulin dapat menyebabkan kegemukan. Hormon insulin selain mengatur kadar gula darah dalam tubuh juga mempunyai peranan dalam menyalurkan energi ke dalam sel-sel tubuh. Seseorang yang mengalami peningkatan hormon insulin akan meningkat pula timbunan lemak di dalam tubuhnya Dari hasil penelitian ini apa yang dikatakan informan belum mengetahui faktor penyebab lainnya dari obesitas yaitu keturunan dan penggunaan energi yang rendah seperti teori Dietz 1983 , anak beresiko kegemukan bila kedua orangtua juga kegemukan. Hal ini berkaitan dengan kebiasaan makan dan kebiasaan latihan fisik kedua orangtua diikuti oleh anak. Selanjutnya hampir setengah orangtua dari anak usia sekolah tidak pernah olahraga santai bersama semua anggota keluarga.

5.2.4. Pengetahuan informan bagaimana upaya mengatasi terjadinya obesitas pada anak

Dari hasil wawancara mendalam dilihat bahwa semua informan mengatakan upaya mengatasi terjadinya obesitas anak dengan meningkatkan aktivitas. Dari hasil wawancara diketahui bahwa sebagian informan mengatakan alasan melakukan upaya mengatasi terjadinya obesitas anak adalah agar mengurangi berat badan anak seperti ungkapan dari informan keempat : Lidia marpaung. Perilaku ibu terhadap obesitas pada anak usia sekolah dasar sd pertiwi kecamatan Medan Barat tahun 2007 USU Repository©2009 “Oh upayanya? upayanya, banyak berolahraga ya biar berkurang sikit ya, kalo cara mengatur pola makannya ada juga ya, gak makan berlemak ya, kurangi santan. Olahraga baiknya dilakukan pagi yah, biar berkeringat baru bangun, gerak-gerak dikit biar keringat kan kurangi berat badannya gitu ya..bakar lemak-lemaknya kan ?” Dari hasil wawancara juga dapat terungkap bahwa pengetahuan informan mengenai kapan sebaiknya dilakukan upaya mengatasi obesitas pada anak adalah sejak dini, sejak anak SD. Sebagian juga informan mengatakan bahwa upaya mengatasi dilakukan sejak anak sudah kelihatan over weight seperti ungkapan dari informan kedelapan berikut : “…saya rasa anak dah keliatan over weight kita hentikan, kita porsi ada pemantauan gitu yah, renang kalo bisa sminggu skali..lari pagi ya…” Metode-metode yang dilakukan untuk menjaga berat badan atau menurunkan berat badan adalah sama yaitu anak harus makan dengan pola makan yang sehat dan meningkatkan aktivitas fisiknya. Seperti yang diperoleh dari hasil penelitian ini secara umum informan mengatakan upaya mengatasi masalah obesitas pada anak yaitu berolahraga atau aktivitas yang cukup, mengatur pola makan sesuai dengan pendapat yang terdapat dalam majalah Anakku 2005 yaitu : 1 Mengenali faktor resiko obesitas, seperti riwayat keluarga dengan obesitas, faktor budaya dan sosial – ekonomi, 2 Menghitung Indeks Massa Tubuh setahun sekali dan memasukkan ke dalam kurva, 3 Hati – hati bila Indeks Massa Tubuh menunjukkan kenaikan persentil, 4 Pemberian ASI eksklusif mengurangi resiko obesitas, 5 Mengatuir pola makan yang sehat, sayur dan buah, daging dengan lemak rendah, biji – bijian, 6 Aktifitas fisik harus cukup, 7 Membatasi anak menonton televisi, bermain play- Lidia marpaung. Perilaku ibu terhadap obesitas pada anak usia sekolah dasar sd pertiwi kecamatan Medan Barat tahun 2007 USU Repository©2009 station atau video game 2 jam sehari dan 8 Pemeriksaan terhadap komplikasi obesitas misalnya hipertensi, peningkatan lemak dan insulin, gangguan kadar gula darah dan kesulitan bernafas sewaktu tidur. Walaupun secara umum informan mengetahui upaya mengatasi masalah obesitas anak hampir sama tetapi jika dilihat dari hasil wawancara yang dilakukan dengan informan, hampir semua informan yang memiliki anak obesitas tidak memberikan ASI Eksklusif seperti apa yang terdapat dalam teori untuk mengurangi resiko obesitas seperti yang dikemukakan oleh informan keempat berikut: “…ASI yah sbulan..emm, promina..dianjurkan di atas empat bulan karna Dani kurang air susu jadi dikasih..karna nangis aja jadi dikasih makan yah abis itu roti, promina ya, roti bayi itu susu kaleng yah SGM…” Menurut teori Notoatmodjo 2003, informan di atas sudah berada pada tahap tahu dan memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Tetapi informan di atas belum dapat mengaplikasikan pengetahuan dan pemahamannya itu. Pernyataan di atas juga didukung oleh Purwati 2001, kegemukan pada masa bayi infancy-onset obesity, disebabkan kurangnya pengetahuan ibu dalam memberi makan kepada bayinya. Oleh karena itu, seorang ibu harus mengetahui waktu yang tepat untuk memberi makan bayinya. Seorang bayi yang menangis belum tentu merasa lapar, dapat saja disebabkan ada bagian tubuh tertentu yang dirasa sakit dan Lidia marpaung. Perilaku ibu terhadap obesitas pada anak usia sekolah dasar sd pertiwi kecamatan Medan Barat tahun 2007 USU Repository©2009 sebagainya. Dengan demikian, kurang tepat bila setiap bayi menangis lalu diberi makan.

5.2.5. Pengetahuan informan mengenai apa saja dampak kesehatan yang