Sikap attitude Konsep Perilaku

Lidia marpaung. Perilaku ibu terhadap obesitas pada anak usia sekolah dasar sd pertiwi kecamatan Medan Barat tahun 2007 USU Repository©2009 Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian itu berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria-kriteria yang ada. Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian atau responden. Ke dalam pengetahuan yang ingin kita ketahui dapat kita ukur atau kita sesuaikan dengan tingkat-tingkat tersebut di atas.

2.1.2. Sikap attitude

Dobb 1974 menyatakan bahwa sikap merupakan reaksi terhadap stimulus tertentu dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Sikap secara nyata menunjukkan konotasi adanya kesesuaian reaksi terhadap stimulus tertentu ke dalam kehidupan sehari-hari merupakan reaksi yang bersifat emosional terhadap stimulus sosial. Menurut Newcomb, salah seorang ahli psikologi sosial, menyatakan bahwa sikap adalah kesiapan atau kesediaan untuk bertindak dan bukan merupakan pelaksanaan motif tertentu. Ciri-ciri sikap adalah sebagai berikut : 1. Sikap seseorang tidak dibawa sejak lahir, tetapi harus dipelajari selama perkembangan hidupnya. Lidia marpaung. Perilaku ibu terhadap obesitas pada anak usia sekolah dasar sd pertiwi kecamatan Medan Barat tahun 2007 USU Repository©2009 2. Sikap itu tidak semata-mata berdiri sendiri melainkan selalu berhubungan dengan suatu objek. Pada umumnya sikap tidak berkenaan dengan satu objek saja melainkan juga dapat berkenaan dengan deretan objek lainnya. 3. Sikap pada umumnya mempunyai segi-segi motivasi dan emosi sedangkan pada pengetahuan hal ini tidak ada. Fungsi sikap antara lain : 1. Sebagai alat menyesuaikan diri Sikap adalah suatu yang bersifat communicable artinya sesuatu yang mudah dipelajari sehingga menjadi mudah milik bersama. Sikap bisa menjadi alat penghubung antara orang lain dengan kelompoknya atau dengan anggota kelompok lainnya. 2. Sebagai alat pengatur tingkah laku Pertimbangan atau perangsang dan reaksi pada anak dewasa dan yang sudah lanjut usia tidak ada. Perangsang itu pada umumnya tidak diberi perangsang secara spontan akan tetapi terdapat adanya proses secara sadar untuk menilai perangsang itu. 3. Sebagai alat pengatur pengalaman Manusia di dalam menerima pengalaman-pengalaman dari dunia luar sikapnya tidak pasif tetapi diterima secara aktif artinya semua berasal dari dunia luar tidak semuanya dilayani oleh manusia tetapi manusia memilih mana-mana yang perlu dan mana yang tidak perlu dilayani. Jadi semua pengalaman diberi penilaian lalu dipilih. Lidia marpaung. Perilaku ibu terhadap obesitas pada anak usia sekolah dasar sd pertiwi kecamatan Medan Barat tahun 2007 USU Repository©2009 4. Sebagai pernyataan kepribadian Sikap sering mencerminkan pribadi seseorang. Ini disebabkan karena sikap tidak pernah terpisah dari pribadi yang mendukung. Oleh karena itu, dengan melihat sikap-sikap pada objek tertentu, sedikit banyaknya orang mengetahui pribadi orang tersebut. Jadi sikap merupakan pernyataan kepribadian Notoatmodjo,2003. Dalam bagian lain Allport 1954 menjelaskan bahwa sikap itu mempunyai 3 komponen pokok : 1. Kepercayaan keyakinan, ide, dan konsep terhadap suatu objek. 2. Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu objek. 3. Kecenderungan untuk bertindak tend to behave. Ketiga komponen ini secara bersama-sama membentuk sikap yang utuh total attitude. Dalam penentuan sikap yang utuh ini, pengetahuan, pikiran, keyakinan, dan emosi memegang peranan penting. Berbagai Tingkatan Sikap : 1. Menerima receiving Menerima diartikan bahwa orang subjek mau dan memperhatikan stimulus yang diberikan objek. Misalnya sikap orang terhadap gizi dapat dilihat dari kesediaan dan perhatian orang itu terhadap ceramah-ceramah tentang gizi. 2. Merespon responding Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan, dan menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap. Karena dengan suatu usaha Lidia marpaung. Perilaku ibu terhadap obesitas pada anak usia sekolah dasar sd pertiwi kecamatan Medan Barat tahun 2007 USU Repository©2009 untuk menjawab pertanyaan atau mengerjakan tugas yang diberikan, terlepas dari pekerjaan itu benar atau salah, adalah berarti bahwa orang menerima ide tersebut. 3. Menghargai valuing. Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah adalah suatu indikasi sikap tingkat ketiga. 4. Bertanggung jawab responsible Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala resiko merupakan sikap yang paling tinggi. Misalnya seorang ibu mau menjadi akseptor KB, meskipun mendapat tantangan dari mertua atau orang. Green dalam Notoatmodjo, 2005 membedakan adanya dua determinan masalah kesehatan, yakni behavioral factors faktor perilaku, dan non behavioral factors atau faktor-faktor non perilaku. Selanjutnya, Green menganalisis, bahwa faktor perilaku sendiri ditentukan oleh 3 faktor utama, yaitu : Faktor-faktor predisposisi disposing factors, faktor-faktor yang mempermudah atau mempredisposisi terjadinya perilaku seseorang, antara lain pengetahuan, sikap, keyakinan, nilai-nilai, tradisi, dan sebagainya. Seorang ibu akan membawa anaknya ke Posyandu, karena tahu bahwa di Posyandu akan dilakukan penimbangan anak untuk mengetahui pertumbuhannya. Begitu pula masalah obesitas, ibu akan membawa anaknya untuk memeriksakan kesehatannya karena si ibu tahu masalah obesitas akan dapat dicegah sedini mungkin. Tanpa adanya pengetahuan- Lidia marpaung. Perilaku ibu terhadap obesitas pada anak usia sekolah dasar sd pertiwi kecamatan Medan Barat tahun 2007 USU Repository©2009 pengetahuan ini, ibu tersebut mungkin tidak akan membawa anaknya untuk melakukan control. Faktor-faktor pemungkin enabling factors, adalah faktor-faktor yang memungkinkan atau memfasilitasi perilaku atau tindakan yaitu seperti sarana dan prasarana atau fasilitas untuk terjadinya perilaku kesehatan, misalnya Puskesmas, Posyandu, rumah sakit, tempat pembuangan sampah, makanan bergizi, dan sebagainya. Faktor-faktor penguat reinforcing factors, adalah faktor-faktor yang mendorong atau memperkuat terjadinya perilaku. Kadang-kadang meskipun seseorang tahu dan mampu untuk berperilaku sehat tetapi tidak melakukannya. Hal ini berarti, bahwa untuk berperilaku sehat memerlukan contoh dari para tokoh masyarakat. Dalam bidang kesehatan masyarakat khususnya pendidikan kesehatan, mempelajari perilaku sangat penting. Karena pendidikan kesehatan sebagai bagian dari kesehatan masyarakat, berfungsi sebagai media atau sarana untuk menyediakan kondisi sosio-psikologis sedemikian rupa sehingga individu atau masyarakat berperilaku sesuai dengan norma-norma hidup sehat. Dengan perkataan lain pendidikan kesehatan bertujuan untuk merubah perilaku individu atau masyarakat sehingga sesuai dengan norma-norma hidup sehat Notoatmodjo, 2003. Sadli 1982 dalam Notoatmodjo, 2003 menggambarkan hubungan individu dengan lingkungan sosial, yakni : Lidia marpaung. Perilaku ibu terhadap obesitas pada anak usia sekolah dasar sd pertiwi kecamatan Medan Barat tahun 2007 USU Repository©2009 1. Perilaku kesehatan individu, yaitu : sikap dan kebiasaan individu yang erat hubungannya dengan lingkungan. 2. Lingkungan keluarga, yaitu : kebiasaan-kebiasaan tiap anggota keluarga, megenai kesehatan. 3. Lingkungan terbatas, yaitu : tradisi, adat istiadat, dan kepercayaan masyarakat sehubungan dengan kesehatan. 4. Lingkungan umum, yaitu : kebijakan-kebijakan pemerintah di bidang kesehatan, undang-undang kesehatan, program-program kesehatan dan sebagainya.

2.1.3. Praktek atau Tindakan practice