Lidia marpaung. Perilaku ibu terhadap obesitas pada anak usia sekolah dasar sd pertiwi kecamatan Medan Barat tahun 2007
USU Repository©2009
kegemukan pada masa kanak-kanak childhood-onset obesity dan kegemukan pada saat dewasa adult-onset obesity. Kegemukan pada masa bayi infancy-onset
obesity, disebabkan kurangnya pengetahuan ibu dalam memberi makan kepada bayinya. Oleh karena itu, seorang ibu harus mengetahui waktu yang tepat untuk
memberi makan bayinya. Seorang bayi yang menangis belum tentu merasa lapar, dapat saja disebabkan ada bagian tubuh tertentu yang dirasa sakit dan sebagainya.
Dengan demikian, kurang tepat bila setiap bayi menangis lalu diberi makan. Kegemukan pada masa kanak-kanak childhood-onset obesity disebabkan
karena perilaku makan yang salah dan kurangnya anak melakukan aktivitas fisik. Menjamurnya iklan makanan pada media elektronik dan media cetak membuat anak
cenderung konsumtif. Misalnya, memilih makanan yang manis dan gurih, seperti permen dan coklat Purwati,2001.
Kegemukan pada saat dewasa adult-onset obesity sekarang ini banyak terjadi. Hal ini disebabkan pada masa itu karir seseorang mulai mantap sehingga
sering terlibat dalam pertemuan-pertemuan seperti rapat, makan siang atau makan malam bersama yang tidak luput dari soal makanan lezat. Oleh karena itu, jika kurang
hati-hati mengontrol makanan tidak melakukan aktivitas fisik, lambat laun akan menderita kegemukan Purwati,2001.
2.2.4. Beberapa Penyakit yang Ditimbulkan karena Obesitas
Banyak penelitian telah menemukan adanya hubungan antara obesitas dan beberapa penyakit degeneratif antara lain :
1. Penyakit diabetes tipe 2 kencing manis
Lidia marpaung. Perilaku ibu terhadap obesitas pada anak usia sekolah dasar sd pertiwi kecamatan Medan Barat tahun 2007
USU Repository©2009
Ini berkaitan dengan resistensi insulin dan ukuran sel lemak tubuh. Jika sel lemak tubuh mencapai ukuran maksimal dan tidak dapat membelah, lemak
akan di simpan dalam sel otot yang menyebabkan resistensi insulin. 2.
Penyakit jantung koroner Hubungan obesitas dan penyakit jantung diperantarai adanya faktor resiko
pada penderita obesitas seperti hipertensi, kadar lemak rendah, diabetes dan merokok.
3. Penyakit Pembuluh Otak.
Penelitian-penelitian ada tidaknya hubungan antara obesitas dan peningkatan resiko terjadinya stroke.
4. Hipertensi
Pada penelitian yang melibatkan 1 juta pasien di klinik hipertensi komunitas terllihat hubungan yang kuat dan konsisten antara kelebihan berat badan dan
peningkatan tekanan darah. 5.
Hiperkolesterolemia Peningkatan berat badan juga meningkatkan kolesterol total terutama pada
subjek yang muda. 6. Refluks Gastroesofagus
Pada anak dengan obesitas didapatkan prevalensi penyakit refluks gasrtoesofagus ssebesar 22 pada suatu penelitian di komunitas pada anak
berusia 14-17 tahun.
Lidia marpaung. Perilaku ibu terhadap obesitas pada anak usia sekolah dasar sd pertiwi kecamatan Medan Barat tahun 2007
USU Repository©2009
7. Perlemakan Hati Hubungan ini bergantung pada adanya resistensi tubuh terhadap insulin.
8. Penyakit paru Sindrom pernafasan yang paling sering di temukan pada subjek yang obesitas
adalah Sindrom henti nafas saat tidur dan sindrom hipoventilasi obesitas sindrom pernafasan dangkal pada kegemukan.
9. Penyakit Otot atau Tulang Beberapa penelitian menunjukkan bahwa obesitas menyebabkan osteoartritis
peradangan sendi lutut karena tekanan dan robekan akibat berat badan pada sendi yang menyangga berat badan seperti sendi lutut dan juga meningkatkan
kejadian osteoartritis pada sendi-sendi yang tidak menyangga berat badan. 10. Kanker
Obesitas berhubungan dengan kanker payudara, endometrium dan usus besar. Aman,2005 .
2.2.5. Mengukur Berat Badan dan Berat Badan Ideal