16
Sedangkan menurut UU Perbankan No. 10 Tahun 1998 Pasal 1 ayat 12,
pengertian pembiayaan berdasarkan prinsip syariah adalah penyediaan uang atau tagihan yang dipersamakan dengan itu berdasarkan
persetujuan atau kesepakatan anatara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan
tersebut, setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil.
4
a. Tujuan Pembiayaan
Secara umum tujuan pembiayaan dibedakan menjadi dua kelompok yaitu Muhammad, 2004: 17:
a Tujuan pembiayaan untuk tingkat makro 1. Secara makro pembiayaan bertujuan untuk peningkatan
ekonomi ummat, artinya masyarakat yang tidak dapat akses secara ekonomi, dengan adanya pembiayaan mereka dapat
melakukan akses
ekonomi. Dengan
demikian dapat
meningkatkan taraf ekonominya.
2. Tersedianya dana bagi peningkatan usaha 3. Meningkatkan produktifitas
4. Membuka lapangan kerja baru
4
Undang-Undang Perbankan No. 10 tahun 1998, Pasal 1 ayat 12
17
5. Terjadi distribusi pendapatan b Tujuan pembiayaan untuk tingkat mikro
1. Upaya memaksimalkan laba 2. Upaya meminimilkan risiko
3. Pendayagunaan sumber ekonomi 4. Penyaluran kelebihan dana
Dalam pelaksanaan pembiayaan, Bank Syariah harus memenuhi 2 aspek, yaitu:
a. Aspek Syariah, berarti dalam setiap realisasi pembiayaan kepada nasabah, Bank Syariah harus tetap berpedoman
pada Syariat Islam antara lain tidak mengandung unsur Gharar, maisir dan riba serta bidang usahanya harus
halal b. Apek Ekonomi, berarti disamping mempertimbangkan
hal – hal syariah Bank Syariah tetap mempertimbangkan
perolehan keuntungan baik bagi Bank Syariah maupun bagi nasabah Bank Syariah.
Secara prinsip pembiayaan Bank Syariah harus memenuhi dua aspek, yaitu aspek Syariah dan aspek ekonomi. Artinya selain
harus sesuai syariah, Bank Syariah harus tetap memperhitungkan profitabilitas dari usaha yang akan dibiayai, agar menguntungkan
bagi bank maupun nasabah Muhammad, 2004: 16.