Sistem Produksi Perkebunan Kopi Indonesia 1.Gambaran Umum Kopi Indonesia
15
2.3. Sistem Produksi Perkebunan Kopi Indonesia 2.3.1.Gambaran Umum Kopi Indonesia
Kopi lebih banyak dimanfaatkan sebagai minuman penyegar baik di negara-negara eksportir maupun importer kopi di seluruh dunia. Kopi diminum
setiap saat, tempat dan pada acara-acara tertentu seperti coffe break, kendurian dan bentuk acara lainnya oleh masyarakat perkotaan maupun pedesaan. Kondisi
ini menjadikan kopi sebagai minuman masyarakat umum. Lebih dari 4 triliun cangkir kopi dikonsumsi setiap tahunnya di seluruh dunia. Bahkan kopi telah
menjadi komoditas perdagangan terbesar kedua setelah minyak. Konsumsi kopi di Negara-negara eksportir setiap tahunnya memiliki rata-rata 24.630 ribu
karungbushel 1 karungbushel setara dengan 60 kg, di Indonesia rata-rata
konsumsi kopi tiap tahunnya adalah 2.045 ribu karung dan didominasi oleh kopi robusta. Tingginya tingkat permintaan terhadap produk kopi adalah dasar untuk
memilih kopi sebagai produk agroindustri unggulan dan merupakan peluang bisnis yang baik di masa mendatang terutama untuk Indonesia yang memiliki
potensi alam yang memadai untuk memproduksi kopi ICO, 2012. Tanaman kopi merupakan salah satu genus dari famili Rubiaceae. Genus
kopi ini memiliki sekitar 100 spesies, namun dari 100 spesies itu hanya dua jenis yang memiliki nilai ekonomis yaitu Robusta dan Arabika. Jenis kopi yang
diusahakan di Indonesia mayoritas adalah kopi robusta dengan produksi rata-rata per tahun adalah 600.000 ton dan jenis kopi arabika memiliki rata-rata produksi
per tahun adalah 150.000 ton. Kopi robusta Indonesia memiliki keunggulan terutama karena bodinya kuat dan kopi arabika memiliki keunggulan dalam hal
cita rasa. Berikut adalah gambar perbandingan kopi arabika dan kopi robusta.
16
Gambar 2.1. Perbandingan kopi arabika dan kopi robusta
Arabika Coffea arabica diduga pertama kali diklasifikasikan oleh seoran gilmuan Swedia bernama Carl Linnaeus Carl von Linné pada tahun 1753. Jenis
kopi yang memiliki kandungan kafein sebesar 0.8-1.4 ini awalnya berasal dari Brazil dan Etiopia. Arabika atau Coffea arabica merupakan spesies kopi pertama
yang ditemukan dan dibudidayakan manusia hingga sekarang. Kopi arabika tumbuh di daerah dengan ketinggian 700-1700 mdpl dengan suhu 16-20 °C,
beriklim kering tiga bulan secara berturut-turut. Jenis kopi arabika sangat rentan terhadap serangan penyakit karat daun Hemilei avastatrix HV, terutama bila
ditanam di daerah dengan elevasi kurang dari 700 m. Kondisi ini menjadikan perawatan dan pembudidayaan kopi arabika membutuhkan perhatian lebih
dibanding kopi robusta atau jenis kopi lainnya. Kopi arabika saat ini telah menguasai sebagian besar pasar kopi dunia dan harganya jauh lebih tinggi
daripada jenis kopi lainnya. Kopi arabika di Indonesia dapat ditemukan sebagian besar di daerah pegunungan Toraja, Sumatera Utara, Aceh dan di beberapa daerah
di pulau Jawa. Beberapa varietas kopi arabika memang sudah banyak dikembangkan di Indonesia antara lain kopi arabika jenis Abesinia, Pasumah,
Marago , Typica dan Congensis. Jenis kopi selanjutnya adalah kopi robusta, kopi
robusta merupakan keturunan beberapa spesies kopi, terutama coffea canephora. Tumbuh baik pada ketinggian 400-700 mdpl, temperatur 21-24° C dengan bulan
kering 3-4 bulan secara berturut-turut dan 3-4 kali hujan kiriman. Kualitas buah lebih rendah dari Arabika dan Liberika.
17
Luas areal perkebunan kopi Indonesia saat ini mencapai 1,2 juta hektar. Mayoritas dari luas areal tersebut, sebesar 96 merupakan lahan perkebunan kopi
rakyat dan sisanya 4 milik perkebunan swasta dan Pemerintah PTP Nusantara. Mayorutas perkebunan kopi Indonesia yang merupakan perkebunan rakyat
menjadikan produksi kopi Indonesia sangat tergantung oleh perkebunan rakyat. Dari luas areal perkebunan kopi, luas areal yang menghasilkan produktif
mencapai 920 hektar sekitar 77. Luas areal perkebunan kopi sejak tahun 1960 terus menunjukkan peningkatan khususnya pada perkebunan kopi rakyat.
Sebaliknya pada perkebunan swasta dan perkebunan negara tidak menunjukkan perkembangan yang berarti. Produksi kopi Indonesia pada tahun 2012 mencapai
750.000 ton. Peningkatan tersebut disebabkan cuaca yang mendukung untuk pembungaan dan pembentukan buah kopi. Pengaruh cuaca merupakan faktor yang
dominan dalam mempengaruhi tingkat produksi kopi nasional. Secara komersial ada dua jenis kopi yang dihasilkan di Indonesia yaitu
kopi arabika dan kopi robusta. Tanaman kopi arabika dapat tumbuh dan berbuah optimal pada ketinggian diatas 1.000 mdpl sedangkan kopi robusta pada
ketinggian 400-800 mdpl. Kondisi lahan Indonesia dengan ketinggian diatas 1.000 m diatas permukaan laut pada umumnya berupa hutan, maka perkembangan
tanaman kopi arabika terbatas. Total produksi kopi 750.000 ton tahun 2012, kopi arabika menghasilkan hampir 150.000 ton dari luas areal 250.000 ha, sedangkan
kopirobusta menghasilkan 600.000 ton dari luas areal 1,05 juta ha.
2.3.2.Sistem Budidaya Kopi a. Persiapan Lahan Tanaman Kopi
Lubang untuk tanaman kopi dapat dibuat dengan ukuran 60 x 60 x 60 cm dengan jarak tanam 2,5 x 2,5 m tergantuk letak dan keadaan kebun. Kebutuhan
bibit yaitu berkisar antara 1600-2000 bibitha dengan pembukaan atau persiapan lahan minimal 8 bulan. Pohon-pohon peneduh seperti dadap, lamtoro, perlu
disiapkan sebelum penanaman kopi dan sangat dianjurkan ditanam sekurang- kurangnya setahun sebelum penanaman kopi. Penanaman bibit sebaiknya
18
dilakukan setelah 6-8 bulan umur bibit tanaman dan dianjurkan pada awal musim hujan sehingga terjamin tanaman tidak akan dihadapkan pada kekeringan.