25
mendorong seluruh petani yang telah mengembangkan petik gelondong merah sebagai upaya peningkatan mutu citarasa kopi Dishutbun Bondowoso, 2013.
Selain konsumen dari domestik dan manca negara, konsumen Kopi Arabika Java Ijen-Raung sekarang ini juga mencakup para pecinta kopi yang
menganggap kopi jenis ini sebagai origin coffee, yang bersedia membayar kopi ini dengan harga tinggi. Para konsumen ini bisa ditemukan di Bondowoso atau di
seluruh Indonesia, bahkan di Amerika Serikat, Australia dan beberapa negara Eropa, dimana kopi ini telah diekspor selama kurang lebih lima tahun sampai
sekarang Dishutbun Bondowoso, 2013.
2.4.2 Areal Perkebunan Kopi Arabika Bondowoso
Luas areal perkebunan kopi di Bondowoso berdasarkan kepemilikan pada tahun 2013 dapat dilihat pada tabel 2.1.
Tabel 2.1 Luas Perkebunan Kopi di Kabupaten Bondowoso Tahun 2013
No Kepemilikan
Luas Areal Ha Jumlah Ha
Arabika Robusta
1 PTPN XII
7332 7332
2 Puslit KOKA
125 125
3 Rakyat
2058 5273
7331 Diluar kawasan hutan
182 1052
1234 Didalam kawasan hutan
1876 4221
6097 Jumlah
9515 5273
14788 Sumber : Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Bondowoso
Berdasarkan data pada tabel 2.1 diatas dapat diketahui pola persebaran perkebunan kopi di Kabupaten Bondowoso, dimana mayoritas kebun kopi arabika
dimiliki oleh PT Perkebunan Nusantara XII. Pola selanjutnya adalah bahwa letak perkebunan kopi arabika mayoritas berada di dalam kawasan hutan.
2.4.3. Kelembagaan Petani Kopi Arabika Bondowoso
Terdapat empat kelembagaan yang terlibat dalam sistem perkebunan kopi arabika di Kabupaten Bondowoso. Kelembagaan tersebut mencakup seluruh
26
stakeholder yang berhubungan dengan perkopian di Kabupaten Bondowoso.
Stakeholder tersebut antara lain, petani kopi; lembaga penelitian ICCRI;
Pemerintah Kabupaten Bondowoso melalui Dinas Kehutanan dan Perkebunan; Pihak swasta yakni PT Indokom Citra Persada dan Lembaga keuangan yang
diwakili oleh Bank Jatim Bondowoso dan Bank Indonesia Jember. Lembaga- lemabaga yang ada hingga saat ini adalah 1 kelompok tani, sebanyak 37
kelompok tani, 2 Asosiasi Petani Kopi Indonesia Bondowoso, 3 Perhimpunan Masyarakat Perlindungan Indikasi Geografis PMPIG, dan 4 Koperasi Aneka
Usaha Tani Rejo Tani Dishutbun Bondowoso, 2013.
2.4.4.Profil Cita Rasa Kopi Arabika Bondowoso
Citarasa Kopi Arabika Java Ijen-Raung dari hasil pengolahan di 18 UPH berdasarkan komponen profil cita rasa hasil pengujian mutu secara sensorial oleh
Puslit Kopi dan Kakao Indonesia tahun 2012 berkisar 80,27-84,88 Specialty. Berdasarkan hasil analisis secara sensorial menunjukkan bahwa
citarasa Kopi Arabika Java Ijen-Raung memiliki tingkat keasaman yang cukup tinggi, mutu dan intensitas aroma yang kuat dengan aroma khas, kekentalan
sedang, dan rasa manis yang unik. Unsur-unsur di atas intensitas aroma, mutu aroma, kekentalan dan keasaman selalu memiliki nilai yang cukup tinggi yang
menunjukkan bahwa Kopi Arabika Java Ijen-Raung memiliki citarasa yang tinggi. Kopi Arabika Java Ijen-Raung mempunyai rasa tidak terlalu pahit bitter
dan tidak sepat astringent. Ini bisa disebabkan karena para petani Arabika dikawasan dataran tinggi Ijen dan Raung memiliki kepedulian yang tinggi tentang
tata cara petik pilih kopi gelondong merah saja selama panen. Pada umumnya, tidak terdapat cacat rasa yang berarti dari rasa Kopi Arabika Java Ijen-Raung.
Salah satu alasannya adalah bahwa para petani kopi Arabika di kawasan dataran tinggi Ijen dan Raung telah menerapkan prinsip-prinsip Praktek Pengolahan
yang Baik Good Manufacturing Practices, GMP dengan mengikuti petunjuk-petunjuk teknis dari para ahli, baik dari lembaga penelitian maupun dari
pemerintah. Jadi, profil citarasa Kopi Arabika Java Ijen-Raung adalah 1 bebas dari cacat citarasa utama, 2 rasa asam bersih dari tingkat sedang sampai tinggi,
27
3 rasa pahit yang kurang atau tidak terdeteksi, 4 rasa manis yang unik, 5 mutu dan intensitas aroma yang kuat dengan cita rasa khas Dishutbun
Bondowoso, 2013.
2.5 Pembangunan Berkelanjutan