76
Aksesibilitas transportasi desa dinilai didasarkan pada persentase luas
areal desa yang wilayahnya bisa diakses oleh kendaraan roda empat. Berdasarkan statistik infrastruktur transportasi yang dihimpun oleh BPS Bondowoso pada
tahun 2013, kawasan sentra produksi kopi arabika Kabupaten Bondowoso yang bisa dijangkau oleh kendaraan roda empat lebih dari 80 dari seluruh luasan
wilayah, Aksesibilitas transportasi merupakan faktor yang penting bagi pengentasan kemiskinan dan pengembangan kawasan pedesaan. Esensi dari
pengembangan infrastruktur transportasi adalah minimalisasi waktu dan usaha yang diperlukan untuk berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain.
Perekonomian peasant dicirikan dengan pengeluaran waktu dan usaha yang tidak perlu untuk perpindahan barang dan manusia. Transportasi menjadi sentral dari
setiap aktivitas pertanian di pedesaan sehingga aksesibilitas transportasi di kawasan pedesaan menjadi faktor penting untuk mendukung pengembangan
kawasan Salaam, 2003.
Aksesibilitas komunikasi desa
dinilai berdasarkan persentase areal kawasan sentra produksi kopi arabika Kabupaten Bondowoso yang dapat
dijangkau sarana komunikasi. Berdasarkan statistik infrastruktur komunikasi yang dihimpun oleh BPS Bondowoso pada tahun 2013, kawasan sentra produksi kopi
arabika Kabupaten Bondowoso yang bisa dijangkau oleh sarana komunikasi lebih dari 80 dari seluruh luasan wilayah. Berdasarkan data tersebut skor faktor
aksesibilitas komunikasi adalah 2 dengan kategori cukup baik.
b. Nilai Indeks Keberlanjutan Dimensi Sosial
Skor yang didapat dari penilaian terhadap kondisi aktual faktor-faktor pada dimensi sosial kemudian digunakan sebagai data input untuk analisis Multi
Dimensional Scaling MDS
RAP-COFFEE Rapid Appraisal Coffee
ditunjukkan pada lampiran 3.a. Hasil analisis RAP-COFFEE pada faktor-faktor dimensi sosial menunjukkan bahwa dimensi sosial sistem perkebunan kopi
arabika Kabupaten Bondowoso termasuk dalam kategori cukup berkelanjutan dengan nilai indeks berada pada rentang 50,01-75,00 . Nilai indeks
keberlanjutan dimensi sosial sistem perkebunan kopi arabika adalah 55,62.
77
Hasil analisis indeks keberlanjutan dimensi sosial sistem perkebunan kopi arabika digambarkan
pada diagram
dua dimensi
dengan sumbu
horizontal merepresentasikan
nilai indeks
keberlanjutan dan
sumbu vertikal
merepresentasikan variasi faktor yang tidak berkaitan dengan keberlanjutan dimensi sosial. Indeks keberlanjutan dimensi sosial sistem perkebunan kopi
arabika kabupaten Bondowoso ditentukan melalui rap analysis yang ditunjukkan pada lampiran 3.b. Hasil analisis RAP-COFFEE pada dimensi sosial ditunjukkan
oleh gambar 5.5.
Gambar 5.5. Nilai indeks dan status keberlanjutan dimensi sosial
Nilai indeks keberlanjutan yang merupakan nilai relatif tidak berarti tidak bisa memberikan gambaran yang tepat mengenai kondisi objek yang dikaji. Nilai
indeks yang merupakan nilai relatif menunjukkan bahwa nilai indeks tidak dikalibrasi dengan standar keberlanjutan tertentu, disamping itu nilai indeks yang
55.62
GOOD BAD
UP
DOWN -60
-40 -20
20 40
60
20 40
60 80
100 120
O th
er D
isti n
g u
sh in
g F
eatu res
Dimensi Sosial
RAP-COFFEE Ordination
Nilai Indeks References
Anchors
78
arbitrary juga menunjukkan gambaran umum mengenai kondisi dan status
keberlanjutan dimensi sosial. Pemahaman yang tepat mengenai pengertian arbitrary
dan konsekuensinya akan memudahkan dalam menentukan tindak lanjut terhadap informasi yang diberikan oleh nilai indeks. Tindak lanjut yang bisa
dilakukan terhadap nilai indeks dapat dikategorikan menjadi dua yaitu, 1 memverifikasi nilai indeks dan 2 melakukan justifikasi terhadap nilai indeks.
c. Analisis Leverage Faktor Dimensi Sosial