Pembangunan Berkelanjutan TINJAUAN PUSTAKA

27 3 rasa pahit yang kurang atau tidak terdeteksi, 4 rasa manis yang unik, 5 mutu dan intensitas aroma yang kuat dengan cita rasa khas Dishutbun Bondowoso, 2013.

2.5 Pembangunan Berkelanjutan

Konsep pembangunan berkelanjutan pertama dirumuskan Brundtland Report yang merupakan hasil kongres Komisi Dunia Mengenai Lingkungan dan Pembangunan, Perserikatan Bangsa-Bangsa: “Pembangunan berkelanjutan ialah pembangunan yang mewujudkan kebutuhan saat ini tanpa mengurangi kemampuan generasi mendatang untuk mewujudkan kebutuhan mereka”WCED, 1987. Ada dua hal yang secara implisit menjadi perhatian dalam konsep Brundtland tersebut, yaitu: Pertama, menyangkut pentingnya memperhatikan kendala sumber daya alam dan lingkungan terhadap pola pembangunan dan konsumsi, dan Kedua, menyangkut perhatian pada kesejahteraan well being generasi yang akan datang. Bedasarkan definisi pembangunan berkelanjutan tersebut, Organisasi Pangan Dunia FAO, 1989, mendefinisikan pertanian berkelanjutan sebagai, manajemen dan konservasi berbasis sumber daya alam, dan berorientasi perubahan teknologi dan kelembagaan guna menjamin tercapainya dan terpuaskannya kebutuhan manusia generasi saat ini maupun mendatang. Pembangunan pertanian berkelanjutan mengkonservasi lahan, air, sumber daya genetik tanaman maupun hewan, tidak merusak lingkungan, tepat guna secara teknis, layak secara ekonomis, dan diterima secara sosial. Banyaknya variasi definisi pembangunan berkelanjutan, termasuk pertanian berkelanjutan, secara umum definisi yang diterima secara luas ialah bertumpu pada tiga pilar, yaitu ekonomi, sosial, dan ekologi Munasinghe, 1993. Berdasarkan konsepsi tersebut, konsep pembangunan berkelanjutan berorientasi pada tiga dimensi keberlanjutan, yaitu: keberlanjutan usaha ekonomi profit, keberlanjutankehidupan sosial manusia people, dan keberlanjutan ekologi alam planet, atau dikenal sebagai pilar Triple-P Suryana, 2005. Ketiga dimensi 28 tersebut saling mempengaruhi sehingga ketiganya harus diperhatikan secara berimbang. Lynam 1994 dalam Sumarno 2006 memberikan karakteristik umum tentang pertanian dilihat dari segi penggunaan sumber daya alam dan aspek keberlanjutannya, yaitu: 1 pertanian adalah usaha multi dimensi, meliputi kegiatan ekonomi, kewajiban moral, sistem biologis, ekologis dan sosial; 2 pertanian merupakan usaha yang memerlukan lahan ruang yang sangat luas,terdesentralisasi dan tersebar, yang akan kalah efisien dibandingkan dengan penggunaan ruang untuk industri, jasa pemasaran, perumahan, prasarana, dan sebagainya, dan 3 pertanian adalah suatu sistem yang bersifat hierarkial, saling mempengaruhi antara komponen-komponen yang nampaknya bebas, seperti produksi komoditas secara global, iklim makro dan mikro, sistem hidrologi, agroekosistem, pola tanam, distribusi, perdagangan, dan sebagainya. Menurut Harwood 1987 dalam Sumarno 2006 beberapa dimensi atau kriteria keberlanjutan pertanian, yaitu: 1 dimensi jangka panjang, 2 dimensi sosial kemasyarakatan, 3 dimensi ekonomi, 4 dimensi kelestarian keanekaragaman hayati, 5 dimensi minimalisasi pencemaran lingkungan dan polusi udara, 6 dimensi kualitas dan kesuburan tanah, dan 7 dimensi kelestarian sumber daya pertanian dan lingkungan. Berdasarkan dimensi atau kriteria tersebut Harwood menyimpulkan pertanian berkelanjutan adalah usaha pertanian yang memanfaatkan sumber daya secara optimal, untuk menghasilkan produk panen dengan masukan dan biaya yang wajar, memenuhi kriteria sosial, ekonomi dan kelestarian lingkungan, serta tidak menggunakan sarana produksiyang tidak terbarukan. Castillo 1992 mendefinisikan pertanian berkelanjutan sebagai sistem produksi pertanian yang terus-menerus dapat memenuhi kebutuhan pangan, pakan, dan serat bagi kebutuhan nasional dan dapat memberikan keuntungan ekonomi bagi pelaku usaha tanpa merusak sumber daya alam bagi generasi yang akan datang. Harrington 1992 mengaitkan pertanian berkelanjutandengan tiga tolok ukur dalam pengelolaan sumber daya pertanian, yaitu kelestarian lingkungan, keanekaragaman hayati, dan keadilan antar generasi dalam 29 memanfaatkan sumber daya lahan dan terdapat pertumbuhan produksi sesuai dengan permintaan yang terus meningkat. Journal of Sustainable Agriculture 1990 dalam Sumarno 2006 menguraikan bahwa: pertanian berkelanjutan adalah usaha pertanian yang mempersyaratkan: a sumber daya pertanian dimanfaatkan seimbang dengan peruntukannya, b praktek usaha pertanian melestarikan sumber daya pertanian dan mencegah perusakan lingkungan, c produktivitas, pendapatan dan insentif ekonomi tetap layak, dan d sistem produksi tetap harmonis dan selaras dengan dinamika sosial ekonomi masyarakat.

2.6 Kerangka Pemikiran