hasil pembelajaran yang lebih baik dari sebelumnya. Peneliti memberikan motivasi di awal pembelajaran, memberikan poin
tambahan kepada siswa yang aktif, memberikan evaluasi yang sesuai dengan materi yang telah dipelajari dan membahasnya di depan kelas.
b. Tahap Pelaksanaan Penelitian
1 Pertemuan 1 Indikator pembelajaran yang dibuat untuk pertemuan
pertama ini adalah 1 Menuliskan tata nama senyawa alkena dan alkuna rantai lurus, 2 Menuliskan tata nama senyawa alkena dan
alkuna rantai bercabang. Langkah-langkah tindakan atau kegiatan yang dilakukan oleh guru dan siswa pada pertemuan ini disajikan
pada tabel berikut:
Tabel 4.8 Kegiatan Guru dan Siswa Pada Pertemuan Pertama Siklus II No
Langkah-langkah Pembelajaran Kegiatan Guru
Kegiatan Siswa Apersepsi
1 Guru memeriksa PR dan membahas
bersama siswa. Beberapa siswa berpartisipasi untuk
mengerjakan PR di depan kelas.
Eksplorasi
2 Guru
menampilkan multimedia
presentasi mengenai aturan tata nama senyawa alkena beserta contohnya
dan berdiskusi dengan siswa dalam mengaitkan konsep kedalam contoh
yang disajikan.
Guru meminta siswa memberi nama senyawa alkena rantai lurus.
Memberi apresiasi kepada siswa, kemudian meminta siswa untuk
menunjukkan mana rantai utama dan cabang
dari struktur
yang ditampilkan.
Guru memberikan apresiasi atas jawaban siswa, dan meminta siswa
lain menentukan rumus rantai utama dan cabang dari struktur tersebut
karena siswa pertama tadi belum tepat.
Siswa memperhatikan dan ikut berpartisipasi untuk mengemukakan
pemahamanya mengenai
aturan penamaan alkena.
Beberapa siswa memberi nama senyawa alkena sesuai aturan yang
telah disampaikan. Siswa menunjukkan rantai utama
dan cabang dari rumus struktur tersebut.
Beberapa siswa
berpartisipasi memberikan
jawaban menurut
pemahamannya.
Guru meminta
siswa untuk
menentukan penomoran pada rantai utama.
Guru meminta siswa memberikan nama pada senyawa alkena yang
memiliki ikatan lebih dari satu. Guru bertanya kepada siswa apa
perbedaan dari alkena dan alkuna?
Guru memberikan penjelasan bahwa untuk tata nama senyawa alkuna
sama seperti tata nama pada senyawa alkena. Dan menampilkan struktur
dari senyawa alkuna agar siswa memberi nama senyawa tersebut.
Siswa memberikan penomoran pada rantai utama.
Siswa memberikan nama senyawa alkena yang memiliki ikatan rangkap
lebih dari satu. Untuk ikatan rangkapnya ada 2 diberi awalan di-
, 3 tri-, 4 tetra-, dst pada nama rantai induknya.
Siswa menjawab perbedaan alkena dan alkuna adalah pada jenis ikatan
dan penamaannya. Jika pada alkena jenis ikatannya ikatan rangkap dua
dan
penamaannya menggunakan
akhiran –ena sedangkan pada alkuna
jenis ikatannya rangkap tiga dan penamaannya menggunakan akhiran
-una. Siswa mendengarkan penjelasan
guru dan memberi nama senyawa yang ditampilkan
Elaborasi
3 Guru menyajikan beberapa struktur
senyawa alkuna, kemudian meminta siswa memberikan nama dari struktur
tersebut. Guru
meminta siswa
mengkomunikasikan kembali cara memberi nama pada senyawa alkana,
alkena, dan alkuna. Siswa memberi nama dari rumus
struktur yang disajikan. Siswa mengkomunikasikan cara
memberi nama pada senyawa alkana, alkena, dan alkuna sesuai dengan
pemahamannya.
Konfirmasi
4 Guru menyajikan latihan soal untuk
menguji pemahaman siswa. Memeriksa pekerjaan siswa.
Guru memberikan
penguatan mengenai
materi yang
telah dipelajari, dan menambahkan hal-hal
penting. Mengerjakan latihan soal.
Beberapa siswa meminta guru memeriksa pekerjaanya
Memperhatikan penjelasan guru, dan mencatat hal-hal penting.
2 Pertemuan 2 Indikator pembelajaran untuk pertemuan kedua ini adalah
menentukan isomer struktur, isomer posisi dan isomer geometri pada senyawa alkana, alkena, dan alkuna. Langkah-langkah
tindakan atau kegiatan yang dilakukan oleh guru dan siswa pada pertemuan kedua ini disajikan pada tabel berikut:
Tabel 4.9 Kegiatan Guru dan Siswa Pada Pertemuan Kedua Siklus II No
Langkah-langkah Pembelajaran Kegiatan Guru
Kegiatan Siswa Apersepsi
1 Guru menampilkan gambar orang
kembar dari power point dan bertanya
kepada siswa
adakah perbedaan dari keduanya?
Guru membenarkan jawaban siswa, kemudian menyatakan bahwa hal
tersebut tidak hanya terjadi pada manusia, dalam kimia juga dikenal
istilah keisomeran. Siswa memperhatikan dan menjawab
bahwa meskipun orang kembar tetapi mereka tidak sama.
Siswa antusias untuk mempelajari keisomeran
Eksplorasi
2 Menampilkan struktur-struktur dari
C
5
H
12
dan meminta siswa memberi nama dari struktur-struktur tersebut.
Guru memandu siswa menemukan definisi isomer dengan menyajikan 3
struktur C
5
H
12
yang berbeda dan bertanya pada siswa apa yang dapat
anda simpulkan dari ketiga struktur tersebut?
Menyajikan struktur-stuktur kimia yang berbeda antara kiri dan kanan.
Bertanya kepada siswa apakah rumus stuktur dan rumus kimia antara kiri
dan kanan sama?
Guru menampilkan power point
mengenai jenis-jenis isomer. Guru menampilkan struktur senyawa
dan meminta siswa menentukan rumus molekul dan memberi
namanya agar
siswa dapat
Siswa antusias memberi nama dari struktur-struktur yang ditampilkan.
Siswa dapat
menyimpulkan perbedaan dari 3 struktur C
5
H
12
adalah bentuk struktur dan namanya.
Siswa memberi nama setiap rumus struktur
yang ditampilkan
dan menentukan itu termasuk isomer
karena struktur antara kiri dan kanan mempunyai rumus struktur berbeda
tetapi mempunyai rumus kimia yang sama.
Siswa memperhatikan. Siswa dapat menentukan nama dan
rumus molekul dari masing-masing struktur yang ditampilkan sehingga
dapat menemukan definisi isomer
menemukan definisi isomer kerangka dan isomer posisi
Untuk menjelaskan isomer geometri, guru meminta siswa membandingkan
kedua struktur dari 2-butena. kerangka dan isomer posisi.
Siswa dapat membedakan kedua struktur dari 2-butena yang terletak
pada kerangkanya yang berbeda.
Elaborasi
3 Meminta
siswa menyebutkan
perbedaan antara jenis-jenis isomer yang telah ditampilkan.
Menanyakan pada siswa apakah
semua senyawa alkanaalkenaalkuna memiliki isomer.
Menanyakan kepada siswa apakah metana, etana, propana mempunyai
isomer? Bagaimana dengan butana? Siswa diharapkan menjawab bahwa
isomer kerangka memiliki rumus molekul sama tetapi rantai induknya
berbeda, isomer posisi memiliki rumus molekul dan rantai induk
sama tetapi cabangnya berbeda, sedangkan isomer geometri memiliki
struktur sama letak, namun bentuk geometrisnya berbeda.
siswa menjawab sesuai apa yang diketahuinya.
Siswa menjawab metana, etana, dan propana tidak mempunyai isomer
karena hanya
mempunyai satu
struktur. Untuk butana ada dua struktur yang berbeda yaitu n-butana
dan 2-metilpropana sehingga butana memiliki 2 isomer.
Konfirmasi
4 Memberi penguatan bahwa untuk
isomer dimulai dari butana atau senyawa hidrokarbon yang memiliki
atom C lebih dari 3. Guru
meminta siswa
berlatih menentukan
isomer struktur
kerangka, posisi, fungsi atau isomer geometri cis, trans.
Siswa mendengarkan penjelasan guru.
Siswa mengerjakan latihan yang diberikan guru.
3 Pertemuan 3 Indikator pembelajaran yang dibuat untuk pertemuan ketiga
ini adalah 1 Menjelaskan sifat fisik dan sifat kimia senyawa hidrokarbon, 2 Menuliskan reaksi sederhana pada senyawa alkana,
alkena, dan alkuna reaksi oksidasi, reaksi adisi, reaksi substitusi, dan reaksi eliminasi. Langkah-langkah tindakan atau kegiatan
yang dilakukan oleh guru dan siswa pada pertemuan ketiga ini disajikan pada tabel berikut:
Tabel 4.10 Kegiatan Guru dan Siswa Pada Pertemuan Ketiga Siklus II No
Langkah-langkah Pembelajaran Kegiatan Guru
Kegiatan Siswa Apersepsi
1 Guru
mengingatkan materi
sebelumnya yaitu mengenai sifat senyawa
organik. Memberi
pertanyaan senyawa
hidrokarbon termasuk senyawa organik atau
senyawa anorganik? Setelah itu meminta siswa untuk menyebutkan
contoh dari senyawa hidrokarbon.
Guru menampilkan contoh dari senyawa
hidrokarbon melalui
multimedia presentasi
seperti: bensin, lilin, oli, LPG, dan asapal.
Lalu bertanya kepada siswa, Apa fasabentuk zat dari dari contoh-
contoh tersebut? Siswa diharapkan dapat menjawab
bahwa senyawa organik tidak larut dalam air tetapi larut dalam pelarut
non-polar. Siswa
menyebutkan contoh dari senyawa hidrokarbon
sesuai dengan pemahamannya.
Siswa menjawab bahwa yang membedakan bensin, lilin, oli, LPG,
dan aspal adalah sifat zatnya yaitu cair dan padat.
Eksplorasi
2 Guru menyajikan data senyawa
alkana, siswa diminta membuat kesimpulan dari data tersebut.
Guru menyajikan reaksi kimia pada senyawa
hidrokarbon melalui
multimedia presentasi. Siswa diminta untuk memberi kesimpulan dari
proses reaksi yang diamatinya. Siswa dapat mengidentifikasi sifat
fisik senyawa alkana dari data yang telah disajikan.
Siswa mengklasifikasi reaksi-reaksi tersebut kedalam reaksi oksidasi,
substitusi, adisi,
dan eliminasi
dengan cara
melihat proses
reaksinya.
Elaborasi
3 Guru meminta siswa menyimpulkan
hubungan titik
didih senyawa
hidrokarbon dengan massa molekul relatifnya dan strukturnya
Meminta siswa mengklasifikasikan reaksi
sedehana pada
senyawa alkana, alkena, dan alkuna reaksi
oksidasi, reaksi
adisi, reaksi
substitusi, dan reaksi eliminasi Siswa menjawab bahwa sifat fisik
dari senyawa hidrokarbon, yaitu: Semakin banyak jumlah atom C nya
Mr semakin besar maka semakin tinggi titik leleh dan titik didihnya.
Untuk
isomer-isomer alkana,
semakin banyak cabangnya semakin rendah titik didihnya.
Siswa dapat mengklasifikasikan reaksi-reaksi kimia pada senyawa
hidrokarbon. Reaksi kimia pada senyawa alkana oksidasi, substitusi,
dan eliminasi, senyawa alkena dan
alkena oksidasi dan adisi
Konfirmasi
4 Guru
memberikan penguatan
mengenai materi
yang telah
dipelajari.
Guru menanyakan pada siswa apakah masih ada hal yang belum
dipahami
Memperhatikan penjelasan guru, dan
mencatat hal-hal penting Siswa menjawab mengerti tidak
4 Pertemuan 4
Evaluasi akhir siklus II, guru memberikan tes hasil belajar kepada siswa. Setelah siswa selesai mengerjakan soal tes hasil
belajar, siswa diminta untuk mengisi angket. Beberapa siswa diwawancarai untuk melihat sejauh mana respon siswa terhadap
pembelajaran kimia dengan menggunakan multimedia presentasi
dalam membantu memahami materi yang disampaikan guru. c. Tahap Observasi
Kegiatan observasi atau pengamatan dilaksanakan bersama dengan kegiatan tindakan dalam pembelajaran. Dalam penelitian, tahap
ini terbagi menjadi beberapa aspek pengamatan, diantaranya: 1 Lembar Observasi Siswa
Terdapat tujuh indikator yang harus diamati pada lembar observasi, yaitu 1 Interaksi antara siswa dan guru, 2 Perhatian
siswa terhadap bahan yang diberikan, 3 Aktif bertanya tentang apa yang belum dipahami, 4 Menyelesaikan tugas yang diberikan, 5
Mengemukakan pendapat mengenai apa yang dipikirkannya, 6 Siap dengan kelengkapan alat belajarnya, 7 Mencatat materi-
materi penting yang disampaikan. Dari hasil observasi yang dilaksanakan selama pelaksanaan tindakan pembelajaran kimia
dengan menggunakan media pembelajaran multimedia presentasi, diperoleh persentase jumlah siswa yang menggambarkan aktivitas
siswa pada saat proses pembelajaran berlangsung sebagai berikut:
Tabel 4.11 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II No
Pertemuan Ke
Jumlah Rata-rata Skor Penilaian Aktivitas Siswa
1 1
86 2
2 95
3 3
100 Lampiran 15
Pada pertemuan pertama persentase rata-rata aktivitas siswa sebesar 86, pertemuan kedua 95, dan pertemuan ketiga 100.
Penilaian aktivitas siswa di siklus II ini meningkat menjadi lebih baik dari siklus I.
2 Wawancara Siswa Respon siswa terhadap penggunaan media pembelajaran
multimedia presentasi pada siklus II dilakukan dengan mewawancarai siswa pada akhir pertemuan dengan mengambil
sampel acak. Adapun kesimpulan dari hasil wawancara siswa pada siklus II ini adalah sebagai berikut:
Tabel 4.12 Hasil Wawancara Siswa Siklus II No
Daftar Wawancara Pernyataan Siswa
1 Apakah kalian senang belajar
kimia dengan
menggunakan multimedia presentasi?
Sebagian besar siswa menjawab merasa senang
belajar kimia
dengan menggunakan multimedia presentasi
karena lebih menarik. 2
Apakah pengunaan multimedia presentasi
membuat anda
mempermudah memahami materi yang disampaikan?
Sebagian besar
siswa menjawab
penggunaan multimedia
presentasi dalam
pembelajaran kimia
dapat membantu
siswa mempermudah
memahami materi yang disampaikan guru.
3 Apakah kalian merasa lebih aktif
dan mudah untuk berfikir kreatif ketika belajar kimia dengan
menggunakan
multimedia presentasi?
Sebagian besar siswa merasa aktif dan bisa tetap fokus mengikuti pembelajaran
karena siswa dapat melihat materi dengan
animasi, mendengarkan
penjelasan guru dan bertanya secara langsung jika siswa kurang paham.
4 Apa tanggapan anda mengenai
penggunaan multimedia
presentasi dalam pembelajaran kimia?
Sebagian besar
siswa merespon
penggunaan multimedia
presentasi dalam belajar kimia sangat bagus,
pelajaran kimia jadi mudah dipahami
dan tampilan slidenya menarik. 5
Apakah hasil
belajarmu meningkat
setelah belajar
menggunakan multimedia
presentasi? Sebagian besar siswa menjawab ada
peningkatan pada
hasil belajarnya
setelah belajar
kimia dengan
menggunakan multimedia presentasi. Kesimpulan yang didapatkan dari hasil wawancara dengan
siswa tentang respon siswa terhadap penggunaan multimedia presentasi pada siklus II ini yaitu siswa merasa senang belajar
kimia dengan menggunakan multimedia presentasi. Selain itu, siswa merasa puas dengan hasil belajar yang diperolehnya karena
nilai mereka meningkat setelah belajar kimia dengan multimedia presentasi.
Hal itu menunjukkan bahwa penelitian tindakan dengan menggunakan multimedia presentasi telah berhasil dilaksanakan
oleh peneliti, karena implikasinya positif terhadap proses pembelajaran kimia dan hasil belajar siswa.
3 Angket siswa Lembar angket siswa digunakan untuk mengetahui sejauh
mana respon siswa terhadap proses pembelajaran yang telah dilaksanakan. Indikator yang ditanyakan pada siswa terdiri dari 18
item. Hasil angket siswa dapat dirangkum pada tabel berikut ini:
Tabel 4. 13 Hasil Angket Siswa Siklus II Jumlah Skor
Angket Persentase
Kategori
3,20 80,17
Baik Lampiran 25
Kesimpulan dari hasil angket respon siswa terhadap penggunaan multimedia presentasi pada pembelajaran kimia
mendapatkan persentase sebesar 80,17 dengan kategori baik. Rinciannya adalah terdapat 8 item angket yang mendapat kategori
sangat baik yaitu item no 1, 2, 5, 7, 8, 11, 12, dan 18 sedangkan untuk kategori baik terdapat 10 item angket yaitu item no 3, 4, 6, 9,
10, 13, 14, 15, 16, dan 17. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan multimedia presentasi dalam pembelajaran kimia di siklus II ini
mendapat respon baik dari siswa. 4 Hasil Belajar
Hasil belajar siswa pada siklus II diketahui dengan melakukan tes kemampuan siswa. Adapun hasil tes kemampuan
siswa pada siklus II adalah sebagai berikut:
Tabel 4.14 Hasil Belajar Siklus II No
Rata-rata Nilai Hasil Belajar
Persentase Ketuntasan Kelas
1 72,64
75,86 Lampiran 11
Pada siklus II diperolah rata-rata nilai hasil belajar siswa sebesar 72,64. Nilai tersebut sudah melebihi indikator keberhasilan
yang diharapkan oleh peneliti yaitu sebesar 70. Sedangkan jumlah persentase ketuntasan kelasnya sebesar 75,86. Jumlah persentase
tersebut juga sudah melebihi indikator keberhasilan yaitu sebesar 75.
Pelaksanaan kegiatan pembelajaran pada siklus II ini mengalami peningkatan dari siklus I. Hal tersebut dapat dilihat dari
hasil observasi yang diperoleh peneliti dan observer pada saat proses belajar mengajar siklus II, antara lain:
a Siswa yang terlihat aktif dan menjawab pertanyaan dari guru bukan hanya siswa pintar saja, melainkan sebagian besar siswa sudah
menunjukkan sikap aktif dan mau menjawab pertanyaan guru. b Siswa lebih antusias untuk mengerjakan latihan soal di depan
kelas, ini terbukti dengan banyak siswa yang bersedia maju ke depan dan guru tidak perlu menunjuk siswa.
c Nilai hasil belajar rata-rata kelas mengalami peningkatan dari sebelumnya 65,52 pada siklus I menjadi 72,64 di siklus II. Hal
tersebut sudah mencapai target perencanaan indikator keberhasilan sebesar 70.
d Jumlah persentase hasil belajar ketuntasan kelas mengalami peningkatan dari sebelumnya sebesar 31,03 pada siklus I menjadi
75,86 di siklus II. Hal tersebut sudah melampaui target perencanaan indikator keberhasilan sebesar 75
d. Tahap Refleksi