Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kesediaan Membayar WTP

pendangkalan, maka akan terjadi penurunan debit air yang dapat ditampung oleh kolam Pakar tersebut. Air yang terlalu banyak dalam kolam Pakar atau melebihi kapasitas kolam Pakar biasanya dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari mereka. Masalah yang terjadi pada saat sedimentasi adalah banyaknya kotoran terutama kotoran sapi yang dibuang oleh peternak ke Sungai Cikapundung. Maka dari itu pihak PT Indonesia Power bekerjasama dengan peternak menggunakan limbah kotoran sapi untuk digunakan sebagai biogas, sehingga kotoran yang mengendap di kolam Pakar jumlahnya tidak terlalu banyak. Itu merupakan salah satu program untuk meningkatkan kualitas airnya, sedangkan untuk meningkatkan kuantitasnya dilakukannya reboisasi. Kerjasama antara pihak Tahura Ir. H. Djuanda dengan PLTA Dago Bengkok ini belum ada, namun masing-masing pihak tentunya akan saling menjaga lingkungan terutama yang menyangkut dengan Sungai Cikapundung.

6.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kesediaan Membayar WTP

Masyarakat Hasil penelitian menunjukkan dari 80 responden yang diwanwancarai sebanyak 76 persen responden bersedia untuk membayar dan 24 persen responden tidak bersedia untuk membayar. Responden yang menyatakan tidak bersedia untuk membayar beranggapan bahwa air adalah suatu anugerah yang diberikan oleh Yang Maha Kuasa untuk dimanfaatkan oleh makhluknya tanpa mengeluarkan biaya dalam pemanfaatannya. Perbandingan persentase responden dalam pilihannya untuk bersedia atau tidak bersedia membayar dapat dilihat pada Gambar 17. Sumber : Hasil Analisis Data, 2012 Gambar 17. Perbandingan Kesediaan Membayar Responden Model regresi logit digunakan untuk melihat peluang kejadian responden untuk bersedia membayar dalam upaya pelestarian lingkungan. Variabel dependen adalah peluang responden bersedia atau tidak bersedia untuk membayar. Jika responden bersedia maka diberi nilai satu, namun jika responden tidak bersedia maka diberi nilai nol. Variabel-variabel yang akan menjelaskan variabel independen terdiri dari tujuh variabel independen diantaranya adalah tingkat pendidikan, jumlah tanggungan, jenis pekerjaan, tingkat pendapatan, jumlah kebutuhan air, kualitas air, dan pengetahuan responden mengenai manfaat Tahura Ir. H. Djuanda. Berdasarkan analisis logit yang terlampir pada Lampiran 8, dengan melakukan pengujian melalui metode enter dapat diketahui bahwa model baik karena pada tabel Omnibus Test of Model Coefficients P-value sebesar 0,000 lebih kecil dari taraf nyata α = 5 persen. Nilai -2 Log-Likelihood sebesar 28.530, Cox Snell R Square sebesar 0,523, dan Nagelkerke R Square sebesar 0,785. Melihat hasil perhitungan Goodness-of-Fits test: Hosmer and Lemeshow Test sebesar 0,498 dimana nilai Sig tersebut lebih besar dari taraf nyata α = 5 persen dan Overall Percentage yang dihasilkan sebesar 92,5 persen, maka model regresi yang dihasilkan dalam analisis regresi logit merupakan model yang baik. Berikut hasil regresi logit pada Tabel 5 untuk peluang responden yang bersedia atau tidak bersedia membayar jasa lingkungan sumberdaya air dalam upaya pelestarian lingkungan. Tabel 5. Hasil Regresi Logit dengan Metode Enter Pilihan Bersedia atau Tidak Bersedia Membayar Jasa Lingkungan Sumberdaya Air dalam Upaya Pelestarian Lingkungan Variabel Koefisien Sig Exp β Keterangan Constant 12,659 0,006 314683, 133 PDKKN -0,358 0,179 0,699 Tidak Berpengaruh JT -0,450 0,279 0,638 Tidak Berpengaruh JP - 0,454 Tidak Berpengaruh JP1 -1,316 0,291 0, 268 Tidak Berpengaruh JP2 0,073 0,972 1,076 Tidak Berpengaruh TP - 0,411 Tidak Berpengaruh TP1 1,289 0,349 3,630 Tidak Berpengaruh TP2 3,581 0,092 35,913 Berpengaruh Nyata TP3 24,819 0,999 6,010E+10 Tidak Berpengaruh JKA -0,014 0,001 0,986 Berpengaruh Nyata KA1 0,892 0,419 2,440 Tidak Berpengaruh PM 1 2,602 0,051 13,489 Berpengaruh Nyata Sumber : Hasil Analisis Data, 2012 Keterangan : Pada tingkat taraf nyata 1 persen Pada tingkat taraf nyata 5 persen Pada tingkat taraf nyata 10 persen Model yang dihasilkan dalam analisis ini adalah: L i = 12,659 + 3,581 TP2 – 0,014 JKA + 2,602 PM1 + ε i Berdasarkan model tersebut variabel independen yang berpengaruh nyata terhadap kesediaan membayar responden yaitu tingkat pendapatan, jumlah kebutuhan air, dan pengetahuan responden mengenai manfaat Tahura Ir. H. Djuanda. Variabel TP2 merupakan variabel dummy yang menyatakan bahwa responden berpendapatan antara Rp 1.000.001 - Rp 1.500.000. Variabel TP2 memiliki nilai Sig sebesar 0,092 yang artinya variabel berpengaruh nyata terhadap peluang responden untuk bersedia membayar jasa lingkungan sumberdaya air dalam upaya pelestarian lingkungan pada taraf nyata α = 10 persen. Expβ atau odds ratio diperoleh sebesar 35,913 yang artinya bahwa responden dengan pendapatan antara Rp 1.000.001 – Rp 1.500.000 memiliki peluang untuk membayar sebesar 35,913 kali dibandingkan dengan responden yang berpendapatan = Rp 500.000, cateris paribus. Nilai koefisien pada variabel bertanda positif + berarti semakin tinggi tingkat pendapatan responden, maka semakin besar pula kecenderungan peluang responden untuk bersedia membayar. Hal tersebut dikarenakan semakin tinggi pendapatan, maka responden akan lebih bersedia mengeluarkan pendapatannya untuk pelestarian lingkungan. Variabel jumlah kebutuhan air memiliki nilai Sig sebesar 0,001 yang nilainya lebih kecil dari taraf nyata α = 1 persen. Artinya bahwa jumlah kebutuhan air berpengaruh nyata terhadap peluang responden untuk bersedia membayar jasa lingkungan sumberdaya air dalam upaya pelestarian lingkungan. Nilai koefisiennya bertanda negatif - dan Exp β atau odds ratio sebesar 0,986 pada variabel jumlah kebutuhan air berarti bahwa semakin besar jumlah kebutuhan air responden maka semakin kecil peluang responden untuk bersedia membayar. Hal tersebut dikarenakan responden juga harus mengeluarkan biaya untuk pemakaian airnya, sehingga mereka tidak bersedia membayar apabila kebutuhan airnya besar. Oleh sebab itu responden dengan jumlah kebutuhan air sedikit lebih bersedia membayar. Nilai Sig untuk variabel PM1, yaitu responden mengetahui manfaat dari Tahura Ir. H. Djuanda sebesar 0,051 yang lebih kecil dari taraf nyata α = 10 persen. Artinya variabel berpengaruh nyata terhadap peluang responden untuk bersedia membayar jasa lingkungan sumberdaya air dalam upaya pelestarian lingkungan. Nilai Exp β atau odds ratio variabel ini sebesar 13,489 artinya responden yang mengetahui manfaat Tahura Ir. H. Djuanda memiliki peluang untuk membayar sebesar 13,489 kali dibandingkan dengan responden yang tidak mengetahui manfaat Tahura Ir. H. Djuanda, cateris paribus. Koefisien variabel bertanda positif + yang artinya bahwa semakin tinggi pengetahuan responden mengenai manfaat Tahura Ir. H. Djuanda, maka akan semakin bersedia responden untuk membayar dalam upaya pelestarian lingkungan. Variabel-variabel independen lainnya seperti tingkat pendidikan, jumlah tanggungan, jenis pekerjaan, dan kualitas air diduga tidak memiliki pengaruh nyata terhadap kesediaan membayar dalam upaya pelestarian lingkungan. Hal ini dikarenakan variabel-variabel tersebut memiliki nilai Sig yang lebih besar dari taraf nyata α = 10 persen. Variabel tingkat pendidikan responden tidak berpengaruh nyata karena pengambil keputusan untuk melakukan pembayaran jasa lingkungan tidak ditentukan oleh seberapa tinggi tingkat pendidikannya, begitu pula dengan jenis pekerjaan responden. Jumlah tanggungan dalam hal ini yang dimaksud juga seberapa banyak jumlah pengguna air yang tidak berpengaruh nyata dalam kesediaan membayar, karena seberapa banyak pengguna air namun pengambil keputusan berada pada responden yang diwawancarai. Kualitas air juga tidak berpengaruh nyata karena pengambil keputusan tidak begitu bermasalah dengan kualitas yang ada saat ini.

6.3 Analisis Willingness to Pay WTP Masyarakat dengan Pendekatan