sebagai tempat penelitian. Perbandingan pengetahuan masyarakat akan manfaat Tahura Ir. H. Djuanda disajikan dalam Tabel 2.
Tabel 2. Perbandingan Pengetahuan Masyarakat Mengenai Manfaat Tahura Ir. H. Djuanda
Jenis Manfaat Frekuensi
Presentasi orang
Tempat penelitian 12
26 Tempat rekreasi
39 85
Kawasan konservasi 22
49 Penampung dan penyimpan air secara alami
33 72
Menunjang perekonomian masyarakat 37
80 Sebagai daerah resapan saat debit air
minimum 24
52 Penyerap karbon
23 50
Sumber air bagi masyarakat 29
63
Sumber : Hasil Analisis Data, 2012
5.3.2 Kondisi Tahura Ir. H. Djuanda
Responden juga diminta menyatakan pendapat mengenai kondisi Tahura Ir. H. Djuanda secara umum. Berdasarkan hasil wawancara melalui kuesioner,
diketahui bahwa 100 persen responden berpendapat kondisi Tahura Ir. H. Djuanda masih berada dalam kondisi yang baik, ini dikarenakan responden masih dapat
memanfaatkan sumberdaya air yang berada dalam kawasan Tahura tersebut. Akan tetapi berdasarkan data yang didapat dari instansi, jumlah mata air di kawasan
Tahura Ir. H. Djuanda mengalami pengurangan dari 21 mata air menjadi 20 mata air.
5.3.3 Kualitas Sumberdaya Air Tahura Ir. H. Djuanda
Kualitas sumberdaya air terutama mata air yang ada dalam kawasan Tahura Ir. H. Djuanda menurut responden sebesar 54 persen menyatakan bahwa
kualitasnya jernih, sedangkan 46 persen responden menyatakan biasa karena terkadang airnya kotor. Kualitas air yang kotor terjadi pada saat musim hujan
karena air tercampur dengan material seperti tanah dan lumpur, sedangkan pada saat musim kemarau kualitas air cenderung jernih dan bersih. Perbandingan
kualitas sumberdaya air dapat dilihat pada Gambar 11.
Sumber : Hasil Analisis Data, 2012
Gambar 11. Perbandingan Kualitas Sumberdaya Air 5.3.4
Kondisi Debit Air Kawasan Tahura Ir. H. Djuanda
Debit air yang diterima masyarakat tergantung pada tata letak rumah masyarakat. Masyarakat yang berada dekat dengan sumber mata air, maka dapat
dipastikan pasokan airnya akan lebih besar dibandingkan dengan masyarakat yang letak rumahnya cukup jauh dari mata air. Setiap tahunnya juga terjadi penurunan
debit mata air yang salah satu sebabnya adalah penurunan kualitas lingkungan. Sebanyak 74 persen responden tidak mengalami adanya penurunan debit air,
sedangkan sisanya sebesar 26 persen responden mengalami penurunan debit air. Perbandingan penurunan debit air dapat dilihat pada Gambar 12.
Sumber : Hasil Analisis Data, 2012
Gambar 12. Perbandingan Penurunan Debit Air
5.3.5 Waktu Penurunan Debit Air Kawasan Tahura Ir. H. Djuanda